TAXI Merugi Rp9 Miliar, Gara-gara Digerus Taksi Online?
Harga saham TAXI anjlok, dipicu kerugian Rp9,8 miliar di kuartal pertama 2016.
Harga saham TAXI anjlok, dipicu kerugian Rp9,8 miliar di kuartal pertama 2016.
Bareksa.com – Dalam tiga hari berturut-turut, harga saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) telah amblas 23 persen. Pada penutupan perdagangan Senin sore kemarin, 2 Mei 2016, saham TAXI anjlok 8,2 persen ke level Rp179. Sementara perusahaan sejawatnya, PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga terkoreksi, meskipun hanya 3,5 persen.
Grafik: Pergerakan Saham TAXI Secara Intraday
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Turunnya harga saham perusahaan taksi konvensional ini diperkirakan akibat tertekannya kinerja keuangan di kuartal pertama 2016 yang dirilis minggu lalu. TAXI membukukan kerugian untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir.
Sementara itu laba BIRD pada kuartal pertama tahun ini, juga anjlok 61 persen year-on-year.
Maraknya aplikasi transportasi online rupanya berimbas terhadap kinerja keuangan perusahaan taksi konvensional dan efeknya muncul secara kasat mata pada kuartal pertama tahun ini. Per Maret 2016, rugi berjalan TAXI mencapai Rp 9,8 miliar atau anjlok 148 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu sebesar Rp20,3 miliar. Sedangkan sepanjang tahun 2015, laba tahun berjalan TAXI turun 72,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Anjloknya laba tahun berjalan itu, di samping karena pendapatan TAXI yang turun 14,81 persen, juga dipicu beban langsung yang naik Rp6 miliar. Salah satu komponen terbesar beban langsung yang mengalami kenaikan signifikan adalah beban gaji yang naik 20,8 persen. Kenaikan ini diasosiasikan dengan peluncuran merk ‘Eagle’ di tahun 2015 di mana taksi dengan brand tersebut menggunakan skema komisi (untuk taksi merk Express menggunakan sistem kemitraan).
Grafik: Kinerja Keuangan TAXI (Rp Juta)
Sumber: Bareksa.com
Sementara itu, meskipun masih membukukan keuntungan pada kuartal pertama 2016, kinerja keuangan BIRD juga ikut terpukul. Pendapatan BIRD turun tipis 0,7 persen menjadi Rp1,27 triliun dan laba tahun berjalan tercatat turun 61,5 persen menjadi Rp139 miliar. Namun BIRD masih tertolong dengan penjualan voucher taksi yang masih banyak digunakan perusahaan-perusahaan untuk keperluan transportasi operasional mereka.
Grafik: Kinerja Keuangan BIRD (Rp Juta)
Sumber: Bareksa.com
Penurunan kinerja kedua perusahaan taksi konvensional tersebut yang terjadi seiring dengan maraknya taksi online naga-naganya menunjukkan ada korelasi yang cukup signifikan. Taksi online mulai marak di tahun 2015 ditandai Uber Taxi yang mulai menawarkan jasanya di Jakarta sejak 14 Agustus 2014 dan gojek online sejak Go-jek meluncurkan aplikasi mobile pada 10 Februari 2015. Menawarkan kemudahan dan harga yang relatif jauh lebih murah--karena disubsidi--transportasi online tak pelak membuat taksi-taksi konvensional sempoyongan, dan kalah bersaing.
Restu dari pemerintahan Jokowi terhadap transportasi online dan kian dalamnya penetrasi teknologi digital dalam kehidupan masyarakat urban Indonesia, tampaknya akan terus mengancam laju taksi konvensional di masa mendatang. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.