'Minta' Saham Catut Jokowi, Beginilah Kilau Tambang Emas Freeport Indonesia
Semenjak tahun 2005 hingga September 2015, kontribusi laba operasional Freeport Indonesia mencapai Rp342 triliun.
Semenjak tahun 2005 hingga September 2015, kontribusi laba operasional Freeport Indonesia mencapai Rp342 triliun.
Bareksa.com - Nama politisi Golkar dan Ketua DPR RI Setya Novanto kian kencang terseret skandal rekaman percakapan divestasi saham PT Freeport Indonesia. Politisi Golkar itu diadukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan karena disebut telah 'meminta' jatah sekitar 20% saham Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden Jokowi.
Seberapa berkilau sebenarnya tambang emas dan tembaga Freeport di Papua yang diributkan ini? Analis Bareksa menyusuri datanya.
Freeport Indonesia punya posisi maha penting dalam bisnis induknya, Freeport McMoran. Semenjak tahun 2005 hingga bulan September 2015, kontribusi laba operasional Freeport Indonesia terhadap Freeport McMoran mencapai US$24,5 miliar atau Rp342 triliun (asumsi 1$ = Rp14.000). Jumlah ini sebesar 72,7 persen dari total laba operasional yang didapat Freeport McMoran dalam 11 tahun.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik: Laba Operasional Freeport Indonesia 2005-2015 (US$ Juta)
Sumber : Bloomberg, Bareksa diolah
Grafik: Kontribusi Laba Operasional Freeport Indonesia terhadap Freeport McMoran 2005-2015
Sumber : Bloomberg, Bareksa diolah
Tak cuma itu, dengan sumbangan laba operasional sebesar itu, pengeluaran belanja modal (capital expenditure, capex) Freeport Indonesia terbilang cukup rendah. Total capex sejak 2005 hanya sebesar US$6,7 miliar atau Rp94,2 triliun. Angka ini hanya sebesar 19 persen dari keseluruhan belanja modal Freeport McMoran. Dengan kata lain, Freeport Indonesia sangat menguntungkan bagi induk usahanya itu.
Grafik: Capex Freeport Indonesia 2005-2015 (US$ Juta)
Grafik: Kontribusi Capex Freeport Indonesia terhadap Freeport McMoran 2005-2015
Sumber: Bloomberg, Bareksa diolah
Posisi Freeport Indonesia semakin strategis sekarang, di tengah kesulitan keuangan yang tengah melilit Freeport McMoran. Induk usaha Freeport Indonesia ini membukukan kerugian $8,2 miliar atau sekitar Rp114,8 triliun akibat kegagalan proyek mereka di Teluk Meksiko, gara-gara cadangan minyak tidak berhasil ditemukan kegiatan eksplorasi mereka (dry hole).
Kesulitan keuangan ini termasuk membengkaknya utang dan beban bunga. Per September 2015 total utang Freeport McMoran mencapai $34,4 miliar, melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding akhir tahun 2012 yang hanya $14,1 miliar. Selain itu, beban bunga dan kerugian yang meningkat, makin merongrong kondisi keuangan Freeport McMoran. Hal ini tercermin dari rasio interest coverage. Pada tahun 2012, rasio interest coverage Freeport McMoran mencapai 21,8. Artinya, laba usaha Freeport McMoran mampu membayar 21,8 kali beban bunga. Akan tetapi, karena sepanjang kuartal III 2015 ini Freeport McMoran merugi $9,3 miliar, rasio interest coverage berbalik menjadi negatif 14,5 kali.
Jika dilihat dari kontribusi beban operasional, kerugian berasal dari bisnis minyak dan gas sepanjang Januari sampai September 2015 hingga $10,1 miliar. Sebaliknya, bisnis tambang Freeport Indonesia justru masih menyumbang keuntungan $383 juta atau berkontribusi kedua terbesar setelah bisnis tambang Freeport di Amerika Utara. (Baca juga: Mengapa Freeport Ingin Perpanjangan Kontrak? Ini Hitung-Hitungannya)
Jadi, berbagai data di atas jelas menunjukkan betapa penting kilau tambang emas Freeport Indonesia bagi induknya yang kini justru sedang meredup. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.