Bareksa.com - Pelopor gerakan anti korupsi dan pendiri Indonesia Corruption Watch (ICW), Teten Masduki, dilantik menjadi Kepala Staf Presiden (KSP) yang baru. Teten menduduki jabatan yang sebelumnya dipegang oleh Luhut Pandjaitan yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan.

Sebelumnya, santer dikabarkan yang akan menduduki posisi tersebut adalah Johny Lumintang, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat seperti ditulis Bareksa sebelumnya. (Baca : Mantan Wakil KSAD Johny Lumintang Calon Kuat Kastaf Presiden)

Teten, kelahiran Garut 6 Mei 1963, selama ini memang berada di lingkaran inti Presiden Joko Widodo. Terus mendampingi Jokowi saat kampanye lalu, ia lalu menjadi Staf Khusus Presiden dan Anggota Tim Komunikasi Presiden.

Teten dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada hari ini, Selasa, 2 September 2015.

Namanya melambung sebagai aktivis anti korupsi ketika membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung Andi M. Ghalib pada tahun 1999. Di tengah arus Reformasi, aksi itu menjadi monumen untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah lembaga non pemerintah bisa memaksa seorang pejabat tinggi negara turun dari jabatannya. Berkat kegigihannya mengungkap kasus tersebut, Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.

Teten sempat ikut bertarung di Pilkada Jawa Barat berpasangan dengan Rieke Diah Pitaloka pada 2013. Namun, mereka kalah tipis dari pasangan Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar.

Ditemui seusai pelantikan, Teten mengatakan baru mengetahui mengenai pelantikannya sebagai KSP pada pagi tadi. "Saya baru diberitahu jam 08.30. Dari kemarin juga saya seharian bersama Presiden dan tidak diberi tahu," katanya.

Keputusan Presiden, menurut Teten, memang baru ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada jam 08.30 WIB. Penunjukannya ini pun tanpa melalui pemanggilan terlebih dulu.

Teten melanjutkan, dirinya akan mempelajari dulu tugas baru yang diberikan kepadanya ini. Ia akan berkonsultasi dengan Presiden Jokowi dan juga staf-staf KSP. "Karena sudah banyak program pengembangan dan diskusi, jadi saya harus dengar dulu dan tahu semua," ujar pria yang juga seorang peternak domba ini. (kd)