MARKET FLASH: Rimo Tetapkan Harga Rights Issue Rp265
Freeport memiliki opsi IPO di Bursa Efek Indonesia; NRCA lakukan buyback Rp108 miliar
Freeport memiliki opsi IPO di Bursa Efek Indonesia; NRCA lakukan buyback Rp108 miliar
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)
RIMO mematok harga rights issue Rp265 per saham, menjadikan target raihan dana hingga Rp8,11 triliun. Aksi korporasi tersebut berpotensi menjadi sebuah backdoor listing karena dananya akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan properti yang asetnya lebih besar dari milik perseroan.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam prospektusnya, perseroan mengumumkan rencana penerbitan 30,6 miliar saham baru dengan nominal Rp250 per lembar dan rasio 1:90 (pemegang 1 saham lama berhak atas 90 saham baru) dengan harga penawaran Rp265 per lembar. Bila pemegang saham lama tidak mengeksekusi haknya, kepemilikan sahamnya terdilusi 98,9 persen. Sementara itu, pembeli siaga aksi korporasi emiten ini adalah Haven Capital Pte Ltd, pengelola produk Haven Fund II.
PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA)
NRCA berencana untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai maksimum mencapai Rp108 miliar. Nilai tersebut diasumsikan dapat membeli kembali sejumlah saham maksimal 120 juta lembar. Adapun, batas maksimal harga saham dari aksi buyback tersebut Rp900 per saham. Pada perdagangan Jumat (28/8), saham NRCA tercatat Rp675.
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
ERAA membentuk usaha patungan di Singapura dan Malaysia sebagai bagian dari rencana ekspansi perseroan. Djatmiko Wardoyo, Sekretaris Perusahaan Erajaya Swasembada, mengatakan perseroan membentuk joint venture dengan Alphabright Distribution Pte. Ltd. di Singapura yang bernama Era International Network Pte. Ltd.
Perseroan juga membentuk perusahaan patungan dengan warga negara Malaysia Li Chau Ging bernama Era International Network Sdn. Bhd. Tujuan pembentukan usaha patungan ini sesuai dengan rencana pengembangan bisnis perseroan di bidang distribusi telepon seluler di Singapura dan Malaysia.
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Setelah batal menerbitkan surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat senilai US$200 juta, SSIA mengkaji penerbitan obligasi berdenominasi dolar Singapura senilai S$100 juta pada bulan depan. Seperti diketahui, karena kondisi pasar yang tidak mendukung, emiten properti dan konstruksi tersebut membatalkan rencana penerbitan notes berdenominasi dolar AS belum lama ini.
Presiden Direktur SSIA Johanes Suriadjaja mengatakan penerbitan obligasi dolar Singapura itu merupakan alternatif pendanaan untuk membiayai rencana ekspansi perseroan. Selain itu, perseroan juga tengah menjajaki penerbitan obligasi berdenominasi rupiah senilai Rp1 triliun. Hal ini merupakan opsi lain apabila pasar dolar Singapura tidak kondusif. Jika hal itu terjadi, penerbitan obligasi dalam rupiah baru dilakukan pada akhir tahun ini.
PT Freeport Indonesia
PT Freeport Indonesia memiliki opsi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema initial public offering (IPO). Sebab, perusahaan tambang yang bermarkas di Amerika Serikat ini berkewajiban melepas 10 persen saham pada tahun ini kepada Pemerintah Indonesia. Sejatinya, kewajiban divestasi tersebut jatuh pada Oktober 2015. Namun, pemerintah belum tentu mengambil jatah tersebut sebab, nilainya terlalu besar. Tahun lalu, taksiran harga 100 persen saham Freeport Indonesia mencapai Rp 250 - 300 triliun.
Mengacu Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 27/ 2013 tentang Tata Cara dan Penetapan Harga Divestasi Saham, pasal 13 menyebutkan, harga divestasi yang ditawarkan ke peserta Indonesia ditetapkan berdasarkan biaya penggantian (replacement cost) atas investasi yang sudah dikeluarkan. Jika dihitung dari tahun beroperasi sejak 1967 - 2012, Freeport sudah menggelontorkan dana investasi senilai US$ 8,6 miliar. Mengacu aturan tersebut, maka nilai divestasi 10 persen saham adalah US$ 860 juta atau setara Rp12 triliun (kurs Rp14.000 per dollar AS).
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.