BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

WAWANCARA Kepala BKPM: “Minat Investasi ke Indonesia Sudah Capai Rp2.000 T”

Bareksa03 Agustus 2015
Tags:
WAWANCARA Kepala BKPM: “Minat Investasi ke Indonesia Sudah Capai Rp2.000 T”
Kepala badan Koordinasi penanaman Modal, Franky Sibarani ketika diwawancarai secara khusus di ruang kerjanya, 3 Juli 2015. (Bareksa/Alfin Tofler)

Bagaimana strategi BKPM menggenjot realisasi investasi?

Bareksa.com – Terungkap sebuah fakta yang tak disangka-sangka. Di tengah kabar melambatnya perekonomian nasional, ternyata arus investasi masih mengalir kencang. Data harian ekonomi terkemuka asal Inggris, The Economist, menyebutkan untuk tahun 2015 Indonesia bertengger di peringkat kedua tujuan investasi dunia, setelah China.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada semester pertama 2015 naik dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja yang terserap pun cukup signifikan, sekitar 685 ribu.

Bagaimana strategi BKPM menggenjot realisasi investasi? Berikut petikan wawancara khusus dengan Kepala BKPM Franky Sibarani:

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Bagaimana realisasi investasi sampai dengan Juni 2015? Bagaimana target ke depan?

Realisasi investasi (PMA dan PMDN) pada semester pertama 2015 naik 16,6 persen (dibanding semester pertama 2014) dengan nominal Rp259,7 triliun. Bila dihitung dari triwulan pertama 2015, realisasi investasi naik 8,4 persen. Target tahun ini nominal realisasi investasi Rp519 triliun, atau naik sekitar 14 persen dari pencapaian 2014. Itu targetnya dan kami masih optimistis akan tercapai.

Untuk menggenjot investasi itu, kami punya perwakilan di delapan kota dan negara, seperti Singapura, Taiwan, Jepang, Sydney, Abu Dhabi, London, dan New York. Kami sedang mengusahakan untuk membuka perwakilan di China.

Bagaimana dengan di dalam negeri?

Untuk dalam negeri, di BKPM ada yang disebut marketing officer. Marketing officer itulah yang mengikuti proses seorang investor yang prospektif menjadi minat investasi, dan membantu mereka melakukan riset atau membantu mereka datang ke Indonesia. Ada contoh, peminat di industri perkapalan diantar sampai Lampung atau Lamongan. Atau juga di industri printing, investor Jepang kami antar ke Surabaya untuk melihat lahan. Itu gunanya marketing officer kami.

Sejauh ini bagaimana kemajuan minat investasi?

Total minat investasi sudah mencapai $151 miliar atau sekitar Rp2.000 triliun. Angkanya terus bergerak. Dari satu negara (investor) saja kita bisa dapat $400 juta dan itu akan terus kita kawal. Yang menarik, dari minat investasi ini kita berpotensi menyerap hampir 14 juta tenaga kerja.

BKPM merekomendasikan sektor tertentu kepada calon investor?

Fokus BKPM saat ini di lima sektor. Pertama, infrastruktur, seperti listrik dan pelabuhan. Kedua pertanian, termasuk peternakan, di dalamnya perkebunan dan tanaman pangan. Ketiga, sektor maritim termasuk galangan kapal dan industri perikanan. Keempat, sektor industri, dan kelima pariwisata dan kewilayahan.

Sektor industri dibagi empat.

Pertama, industri padat karya. Kenapa? karena industri padat karya ini serapan tenaga kerjanya besar. Pemerintahan Jokowi-JK pada Nawacita-nya ingin menciptakan lapangan pekerjaan 2 juta per tahun. Jadi, kalau misalnya pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen, berarti sebanyak 400 ribu orang harus diserap untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi.

Kedua, industri berorientasi ekspor. Banyak industri kita yang kalau didorong untuk mengekspor ternyata mampu, termasuk industri sepatu, tekstil dan garmen. Ketiga, industri yang memproduksi bahan baku atau barang modal yang mensubtitusi produk impor. Jadi kita menekan impor supaya tidak mengeluarkan devisa. Keempat, downstream industri.

Kenapa BKPM hanya membidik 5 negara?

Terus terang bukan berarti kami tidak menangkap potensi investor di luar lima negara itu, seperti Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan China. Tapi kelima negara ini tren pertumbuhannya sedang bagus. Di luar negara-negara itu, kami juga memberi perhatian.

Saya bertemu dengan tiga investor dari Taiwan. Dua investor akan masuk ke industri consumer good dan satu di industri komponen. Mereka menyebutkan Indonesia strategis untuk basis produksi mereka. Mereka sadar 40 persen lebih penduduk ASEAN ada di Indonesia. Lalu secara ukuran perekonomian, 36 persen-nya ada di Indonesia. Jadi mereka melihat Indonesia sebagai pintu masuk bagi pasar ASEAN.

Apa pesan khusus dari Presiden Jokowi untuk menggenjot investasi langsung?

Ada tiga arahan Presiden sebelum saya dilantik. Pertama, penyederhanaan perizinan. Waktu saya menjadi bagian dari dunia usaha, saya merupakan korban dari dari rumitnya perizinan di Indonesia, termasuk birokrasi regulasi yang tumpang tindih, dan banyak lainnya. Kedua, Presiden menugaskan saya menyelesaikan permasalahan investasi. Makanya kami punya program debottlenecking.

Ada 88 proyek mandek yang sedang kami tangani. Ada satu perusahaan semen berhenti selama satu tahun dan tidak bisa melanjutkan investasinya karena tidak ada izin pelepasan kawasan hutan. Setelah Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) diresmikan, kendala itu selesai hanya dalam 5 hari, dan langsung jalan lagi.

Tugas ketiga, meningkatkan investasi, temasuk iklim investasi.

Anda tadi bilang pernah menjadi korban?

Saya dulu kan berasal dari swasta, jadi saya paham. Presiden Jokowi juga, lho. Mengapa Presiden sangat concern terhadap dwelling time? Karena Beliau dulu eksportir dan pernah jadi korban begitu rumitnya proses di Tanjung Priok.

PTSP sudah bisa membawa perbaikan?

Sampai hari ini kami sudah menyelesaikan proses perizinan kelistrikan, dari semula butuh 925 hari menjadi 256 hari. Jenisnya, dari semula 49 perizinan menjadi hanya 25. Izin pertanahan ada lima yang kami sederhanakan. Empat penyederhaan terkait perhubungan.

Kemudian ada izin pendirian bangunan. Dari 17 prosedur, sekarang tinggal 10 prosedur, dan waktunya pengurusannya turun dari semula 202 hari menjadi 149 hari. Lalu untuk izin menyambung listrik dari 5 prosedur menjadi 4, dari 94 hari menjadi 35 hari.

Kami juga memperbaiki ease of doing business. Semula ada 114 parameter, targetnya kami pangkas jadi 10. Dulu ada 10 prosedur memakan waktu 52,5 hari. Sekarang tinggal 7 prosedur selama 9,2 hari. Kami menghapus kelengkapan surat keterangan domisili.

Poinnya adalah kami bekerja keras agar iklim investasi naik. Saya yakin lima tahun pemerintahan Jokowi-JK kepercayaan investor bisa lebih tinggi lagi.

Anda sepertinya yakin betul Indonesia bisa jadi negara utama tujuan investasi…

Mari kita lihat satu per satu. Misalnya Jepang. Mereka menempatkan indonesia sebagai negara nomor empat tujuan investasi. Atau Taiwan yang menempatkan kita sebagai nomor lima. Bahkan, Tiongkok memposisikan kita sebagai tujuan investasi nomor dua setelah Amerika Serikat. Korea Selatan menempatkan kita di urutan keenam setelah China, Amerika, Vietnam, India dan Uzbekistan. Terakhir, Singapura masih menempatkan Indonesia sebagai tujuan investasi nomor dua. Kami akan berjuang menaikkan posisi Indonesia. (ADV | at)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua