BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Bakrie Vs. Krakatau Steel dalam Tender Chevron. Apa Kelebihan Keduanya?

Bareksa28 Mei 2015
Tags:
Bakrie Vs. Krakatau Steel dalam Tender Chevron. Apa Kelebihan Keduanya?
Seorang pekerja sedang memeriksa kualitas akhir (control quality) gulungan baja lembaran panas (Hot Rolled Coil/HRC) di Unit Produksi PT Krakatau Steel, di Cilegon (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)

Anak usaha Krakatau sudah memenuhi kadar komponen lokal 40 persen

Bareksa.com – PT KHI Pipe Industries, anak usaha PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) dan PT Bakrie Pipe Industries, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) “mengadu nasib” dalam tender pengadaan pipa baja senilai US$ 200 juta (sekitar Rp2,4 triliun) yang digelar CPI Rumbai (Chevron Pacific Indonesia). Bersama sejumlah perusahaan lainnya, mereka bersaing memberi penawaran terbaik pengadaan pipa baja berjangka waktu lima tahun tersebut.

Semula pemenang tender akan diumumkan pada 5 Mei 2015 lalu. Namun, Chevron menundanya sampai batas waktu yang belum ditentukan. “Sampai saat ini belum ada keputusan pemenangnya,” kata Corporate Secretary KRAS Arif Budiman kepada Bareksa.

KHI Pipe Industries dan Bakrie Pipe Industries merupakan dua produsen pipa baja papan atas. Dua perusahaan ini punya peluang memenangkan tender dengan keunggulannya masing-masing.

Promo Terbaru di Bareksa

KHI Pipe Industries

Anak usaha KRAS ini sudah memproduksi pipa baja sejak 1972. KHI merupakan pembuat pipa baja terintegrasi yang bahan baku pipanya Hot Rolled Coil (HRC), dipasok Krakatau Steel, sang induk usaha. KHI memiliki dua pabrik pipa baja di kawasan industri Krakatau Steel Cilegon, Banten. Pabrik pertama mampu memproduksi Spiral Welded Pipe (SPW) berdiameter 12-80 inci, dengan kapasitas produksi per tahun 150.000 metrik ton. Pabrik kedua memproduksi Electric Resistance Welding (ERW) berdiameter 10-20 inci, dengan kapasitas produksi per tahun 233.000 metrik ton.

KHI sudah sering mengerjakan pengadaan pipa baja untuk proyek-proyek migas perusahaan nasional dan multinasional. Pada 2010, misalnya, KHI mengerjakan proyek PT Tripatra/NGL Project-Pertagas dan juga coated linepipe project PT Energy Equity Epic. Setahun berikutnya, KHI mengerjakan Blanket Purchase Contract Chevron Pasific Indonesia. Pada tahun yang sama, KHI memenangkan lelang optimalisasi lelang tengah rawa milik Conoco Phillips, dan pada 2012 mengerjakan proyek PT PGN (persero).

KHI juga pernah mengerjakan proyek milik PT JOB Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi, Mitsui & co (Australia) Ltd/LNG-PNG Papua Nugini dan proyek milik PT Adhi Karya Tbk.

Pipa baja produksi KHI Pipe sudah memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) atau komponen lokal di atas 40 persen. Ada kemungkinan, menurut Komisaris Krakatau Steel Roy Maningkas, produk KHI relatif lebih mahal dibanding baja impor. Hal itu terjadi karena baja impor diproteksi negara produsennya, bahkan disubsidi, misalnya pada bahan baku energinya.

Meski begitu, kualitas pipa baja KHI Pipe lebih bagus dibanding produk impor. “Kualitas produk baja Krakatau Steel (termasuk anak usaha) sudah terkenal sangat baik,” ujar Roy kepada Bareksa, 28 Mei 2015.”Kadar karbon dalam baja dan pipa baja KHI rendah, sehingga kualitasnya sangat baik.

Bakrie Pipe Industries

PT Bakrie Pipe Industries (BPI) didirikan pada 1981. BPI memproduksi berbagai jenis pipa baja untuk keperluan pipa migas, saluran air, tiang telepon, tiang listrik, pipa struktural untuk konstruksi umum dan struktur lepas pantai, dan banyak aplikasi lainnya. BPI memiliki dua pabrik di Bekasi dengan kapasitas produksi 200.000 ton pipa baja per tahun, dan pabrik di Lampung dengan kapasitas 150.000 ton pertahun. Total kapasitas produksi 350.000 ton pertahun.

BPI memproduksi pipa dengan kualitas tinggi, mulai ukuran 1,2 - 24 inci. Saat ini, BPI telah mengantongi sertifikat ISO 9002 & API dan mampu meningkatkan volume penjualan dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) 16 persen pada periode 2008–2012.

Di dalam negeri, pipa produksi BPI sudah digunakan oleh banyak perusahaan di bidang oil and gas, seperti PT Pertamina EP, Santos Pty, Ltd, Petronas PC Ketapang, Pearl Oil Ltd, PT Pertamina Hulu Energi, Conoco Philips Indonesia, Chevron Indonesia Company, BP West Java, Total E&P Indonesie, Kodeco, Unocoal, BP West Java Ltd dan lainnya. BPI juga tekah mengekspor ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Belanda, Kanada, Kuwait, Jepang, Thailand, Singapura.

Direktur Utama Bakrie Pipe Industries Mas Wigrantoro mengatakan, Chevron mensyaratkan minimal TKDN 15 persen. Bakrie Pipe mengajukan penawaran dengan minimal TKDN 28 persen. “Hal itu berdasarkan perhitungan dan sertifikasi yang diterbitkan oleh PT Surveyor Indonesia,” katanya kepada Bareksa, Kamis 28 Mei 2015.

* Tambahan Laporan dari Evi Rahmayanti

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua