Buruknya Kinerja Otomotif, Penjualan Astra Terlemah Dalam 10 Tahun Terakhir
Pertumbuhan penjualan negatif 9% di kuartal I-2015 merupakan kinerja terparah periode 10 tahun
Pertumbuhan penjualan negatif 9% di kuartal I-2015 merupakan kinerja terparah periode 10 tahun
Bareksa.com - Raksasa otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat penurunan penjualan terbesar dalam 10 tahun terakhir akibat merosotnya penjualan divisi otomotif, alat berat dan agribisnis pada kuartal pertama tahun ini.
Sepanjang Januari-Maret 2015, Astra hanya melaporkan pendapatan Rp45,19 triliun, anjlok 9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan catatan Bareksa, dalam 10 tahun terakhir pada periode kuartal pertama, Astra membukukan tiga kali pertumbuhan negatif, yakni pada kuartal pertama 2006, 2009 dan 2015. Akan tetapi paling parah terjadi pada tahun ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Terjungkalnya pendapatan sektor otomotif hingga 12,9 persen menjadi pendorong terbesar pelemahan kinerja Astra pada 2015. Head of Investor Relation Astra Tira Ardianti kepada Bareksa mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menghambat penjualan otomotif.
Konsumen banyak yang menunda pembelian karena harga kendaraan naik. Isu politik dan ekspektasi melemahnya permintaan juga turut menekan sektor ini. (Baca juga: Lemahnya Rupiah Dongkrak Biaya, Astra: Sebagian Kita Pass On Ke Konsumen)
Dari segi harga, depresiasi rupiah sebetulnya berdampak positif bagi sektor pertambangan dan agribisnis Astra. Namun, faktanya itu tidak berpengaruh besar bagi Astra pada tahun ini akibat tren pelemahan harga minyak dunia yang menekan harga komoditas.
Sumber: Bareksa.com
Volume penjualan mobil Astra pada kuartal pertama tahun ini merosot 21 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu bahkan jauh lebih tinggi dari pelemahan penjualan volume industri otomotif nasional yang hanya turun 14 persen.
Pada 2006, volume penjualan Astra pernah juga turun hingga 31 persen, tetapi penurunannya tidak sedalam industri yang ambrol 45 persen.
Kenyataan ini menunjukan persaingan di industri otomotif semakin ketat. Pangsa pasar Astra sepanjang Januari-Maret tahun ini merosot menjadi hanya 49 persen. Terakhir pangsa pasar Astra berada di level 49 persen terjadi pada kuartal I-2008.
Grafik Penjualan Mobil Periode Januari-Maret Dalam Waktu 2005 - 2015
Sumber: Bareksa.com
Deutsche Securities menyebutkan persaingan di industri otomotif memang semakin ketat. Dalam risetnya yang telah disampaikan kepada nasabah, Deutsche menengarai adanya diskon besar-besaran oleh distributor mobil yang mengakibatkan penurunan margin. Diskon tersebut juga yang menyebabkan pangsa pasar Astra diambil oleh pemain lain di industri otomotif. (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.