Saham-saham Ini Terseret Banjir Jakarta dalam 2 Tahun Terakhir
Dalam dua tahun terakhir, sektor aneka industri amblas paling dalam. Apa sebabnya?
Dalam dua tahun terakhir, sektor aneka industri amblas paling dalam. Apa sebabnya?
Bareksa.com - Banjir Ibukota sedikit banyak ikut mempengaruhi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan data Bareksa, dalam 2 tahun terakhir, derasnya air bah ikut menenggelamkan beberapa indeks saham, khususnya sektor aneka industri dan manufaktur.
Di tahun 2013, banjir melanda di awal tahun tepatnya pada tanggal 17-19 Januari. Seiring peristiwa ini, beberapa indeks saham ikut terseret. Indeks saham aneka industri, misalnya, ambrol paling dalam sebesar 1,63 persen, diikuti indeks saham sektor perdagangan dan manufaktur yang masing-masing anjlok 0,82 dan 0,62 persen.
Grafik: Indeks Harga Saham Gabungan, Januari 2013
Promo Terbaru di Bareksa
sumber:bareksa.com
Hal serupa terjadi pada tahun 2014 lalu ketika Ibukota dilanda banjir parah selama kurang lebih tiga hari, dari 17 hingga 19 Januari 2014. Pada hari pertama air bah datang, Jumat 17 Januari, beberapa indeks saham anjlok di mana sektor aneka industri mencatat rekor penurunan paling dalam, sebesar 4,08 persen, diikuti indeks saham manufaktur yang drop 1,07 persen dan perkebunan 1,05 persen.
Grafik: Indeks Harga Saham Gabungan, Januari 2014
Sumber: Bareksa.com
Menyusuri data dua tahun ke belakang, sektor saham aneka industri selalu amblas paling dalam ketika banjir menggenang, selain indeks saham manufaktur juga ikut melemah ketika terjadi banjir di tahun 2013 dan 2014.
Apa sebabnya?
Perusahaan di sektor tersebut sangat bergantung pada transportasi logistik serta tenaga kerja. Banjir Jakarta dengan sendirinya memblokir akses transportasi kota sehingga mengganjal perputaran produksi perusahaan.
Dampaknya, sebagaimana pernah diberitakan Tempo di tahun 2014, cukup signifikan. Wakil Ketua Kadin Jakarta, Sarman Simanjorang, menaksir kerugian yang dibawa air bah pada tahun ini mencapai Rp100 miliar lebih per hari.
Namun, dalam pandangan Surya, Head of Research Buana Capital, banjir lebih merendam faktor psikologi investor ketimbang fundamental perusahaan.
Contohnya adalah PT Astra International Tbk (ASII). Astra adalah kontributor tertinggi dalam pergerakan sektor aneka industri dan harga sahamnya selalu anjlok jika air bah meluap di Ibukota. Pada banjir 2013 harga saham ASII merosot 1,96 persen, sementara pada kejadian di tahun 2014 bahkan amblas sampai 5,13 persen.
Surya melihat penurunan itu lebih disebabkan faktor kekhawatiran investor. Pada dua peristiwa banjir besar itu lokasi penyimpanan barang jadi Astra di kawasan Pluit erendam banjir. Namun, dalam kalkulasi Surya, musibah tersebut tidak berdampak signifikan pada kinerja keuangan perusahaan jika terjadi dalam kurun waktu kurang dari dua pekan.
Lain halnya dengan perusahaan di sektor manufaktur dan barang konsumsi, di mana banjir dapat mempengaruhi kegiatan transportasi pengiriman barang yang akan langsung mengganjal proses perputaran produk. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.