Berita Hari Ini : Kerugian Banjir Capai Rp5,2 T, WeChat Pay akan Masuk Indonesia
PLN masih melakukan pemadaman listrik, reksadana Asia Raya dibubarkan
PLN masih melakukan pemadaman listrik, reksadana Asia Raya dibubarkan
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 02 Januari 2020 :
Kerugian Banjir
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan kerugian material secara langsung dan dampak ekonomi yang terjadi akibat banjir besar 2007 yang melanda Jabodetabek. Banjir serupa terjadi juga di awal 2020 ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara keseluruhan, seperti dikutip Bisnis.com, Bappenas mengasumsikan nilai kerusakan dan kerugian hampir mencapai Rp5,2 triliun pada banjir 2007. Angka ini tercatat belum termasuk kerugian ekonomi yang dialami oleh sektor usaha dan asuransi yang diperkirakan senilai US$400 juta, atau setara dengan Rp3,6 triliun selama 7-10 hari terjadinya bencana banjir di wilayah Jabodetabek.
Dari perhitungan kerusakan dan kerugian yang bersifat langsung atau direct impact Rp5,2 triliun, sejumlah Rp4,5 triliun merupakan aset milik swasta/masyarakat, dan selebihnya Rp650 miliar merupakan kerusakan dan kerugian dari aset milik pemerintah/BUMN/BUMD.
Hasil analisis yang dilakukan oleh Tim Bappenas menggunakan data yang diperoleh dari berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di wilayah Jabodetabek terkait prediksi kerugian ekonomi.
WeChat Pay
Penerbit uang elektronik asing asal China WeChat Pay bakal segera beroperasi secara resmi di Indonesia. Sebab, salah satu bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 yaitu PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) telah mengantongi izin kerja sama.
“Baru saja kami terus approval untuk WeChat Pay, jadi Januari ini sudah bisa jalan. Sedangkan untuk Alipay kami masih menunggu izinnya,” kata Direktur Bisnis Konsumer Bank CIMB Niaga Lani Darmawan seperti dikutip KONTAN, Selasa (31/12).
Sebagai catatan, Bank Indonesia mengatur operasi penerbit asing ini secara terbatas, hanya sebagai penerbit dan tidak diperbolehkan memproses transaksi. Makanya mereka mesti bekerja sama dengan BUKU 4.
Dalam kerja samanya, BUKU 4 bakal jadi acquirer yang memproses transaksi para penerbit asing tersebut. Sekaligus sebagai penampung dana floating minimum 30 persen yang mesti ditempatkan penerbit asing di BUKU 4 dalam bentuk kas dan giro.
Kesepakatan Dagang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan menandatangani fase pertama kesepakatan dagangan dengan China pada 15 Januari. Hal ini menandai kesepakatan China akan menambah pembelian barang pertanian AS dengan ganti tarif lebih rendah di sejumlah produk.
"Seremoni akan dilakukan di Gedung Putih," ujar Trump dalam akun Twitternya pada Selasa (31/12/2019), seraya menambahkan ia juga akan pergi ke Beijing untuk melanjutkan pembicaraan kesepakatan tahap kedua.
Kesepakatan yang diumumkan pada 13 Desember lalu itu mencakup penundaan rencana tarif baru untuk barang impor China senilai US$160 miliar seperti ponsel pintar dan mainan, serta penurunan bea yang saat ini berlaku.
China juga sepakat untuk meningkatkan pembelian barang pertanian AS dan telah membuat komitmen baru untuk melindungi kekayaan intelektual, mendorong transfer teknologi dari perusahaan AS dan praktik nilai tukar mata uang.
Langkah itu setidaknya untuk sementara bisa menenangkan ketakutan terhadap perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
Pemadaman Listrik
Perusahaan Listrik Negara (PLN) terpaksa melakukan pemadaman listrik di sejumlah lokasi akibat banjir yang terjadi di Jabodetabek. Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo mengatakan pada Rabu PLN masih mematikan 3.311 gardu dari total 23.700 gardu yang ada di Jabodetabek.
"Mohon maaf ini masih dalam proses dipantau dan dalam kondisi padam yaitu di Bandengan, di Bulungan, Cempaka Putih, Cengkareng dan juga Lenteng Agung," kata Darmawan seperti dikutip KONTAN (1/1/2020).
Sementara itu beberapa daerah lain yang listriknya sempat dipadamkan yakni Bintaro, Ciputat, Ciracas, Kebon Jeruk, Kramatjati, Marunda Pondok Gede, Menteng saat ini listriknya sudah dinyalakan.
Darmawan mengatakan, PLN memadamkan listrik di lokasi-lokasi tersebut berdasarkan pantauan wilayah yang masih tergenang. Hal itu demi mencegah jatuhnya korban akibat sengatan listrik ketika warga berusaha menyelamatkan diri dari banjir.
Reksadana Asia Raya
Jelang akhir tahun 2019, PT Asia Raya Kapital (ARK) dikabarkan menutup empat produk reksadananya. Beberapa produk tersebut adalah Reksadana Berkembang, Reksadana Barokah, Reksadana Unggulan dan Reksadana Amanah.
Dalam surat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan beberapa waktu terakhir perusahaan sudah masuk dalam radar pantauan dan diawasi OJK secara seksama. Beberapa yang diawasi seperti pencairan dana yang terjadi secara terus menerus dan isi portofolio saham yang ada di dalam empat reksadana tersebut.
Dengan begitu, per Senin (30/12) empat produk Asia Raya Kapital ditutup dan tidak dapat melakukan transaksi penempatan, maupun pencairan sebagaimana seharusnya. Selanjutnya, perusahaan akan mengikuti aturan yang ditetapkan OJK yang berkaitan dengan penutupan reksadana dan menyelesaikan penjualan portofolio selama 60 hari bursa.
"Empat reksadana ini memang kami yang menutup, bukan ditutup OJK. Tujuannya untuk kebaikan bersama dan agar tidak terjadi penurunan harga yang lebih tajam," jelas Komisaris Utama ARK Syafi'i Antonio seperti dikutip Kontan.co.id, Senin (30/12).
(*)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.