Bareksa.com - Pemegang saham Mayoritas PT Link Net Tbk (LINK) yaitu PT First Media Tbk (KBLV) dan Asia Link Dewa menjual 30 persen kepemilikannya pada LINK melalui proses private placement. Setelah transaksi tersebut, KBLV menjadi pemegang saham mayoritas terbesar pada LINK.

Analis Credit Suisse, Fordyanto Widjaja, dalam laporannya kepada nasabah mengatakan harga saham LINK yang saat ini di bawah harga private placement sudah oversold atau jenuh jual. Dari data Bareksa, pada hari Senin, 8 Desember 2013 harga saham LINK ditutup pada Rp5.100 atau sekitar 15 persen di bawah harga private placement.

Grafik. Harga Saham LINK

sumber:bareksa.com

Fordy berpendapat, secara psikologis dengan konsisi saat ini harga saham LINK akan mendekati harga private placement pada Rp6.000 per saham.

Selain itu, selama sembilan bulan di 2014, pertumbuhan LINK cukup memuaskan. Pendapatan naik 28 persen dan laba bersih naik 52,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Margin laba bersih meningkat menjadi 27,1 persen dari sebelumya 22,8 persen.

Pendapatan terbesar masih dikontribusi oleh bisnis broadband yang terbagi dalam segmen pasar perumahan dan perusahaan. Jaringan broadband perusahaan naik paling signifikan sebesar 48 persen.

Grafik. Pendapatan Link Berdasarkan Kontribusi Bisnis

sumber:perusahaan(diolah)

Kinerja operasional LINK selama 9 bulan 2014 juga mengalami peningkatan dengan total 1,4 juta jaringan kabel rumah, 372 ribu pengguna jaringan boardband, dan 343 ribu pengguna jaringan TV kabel.Fordy dalam risetnya menganggap LINK lebih unggul dari pesaingnya, MNC Kabel yang mendukung operasional jaringan TV berbayar milik grup MNC yang hanya memiliki 18.000 jaringan kabel rumah.

Sementara PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang memiliki 3,3 juta pengguna jaringan broadband belum begitu maksimal karena hanya 1,6 persen penggunanya yang dapat menikmati jaringan internet 3Mbps. Secara valuasi, LINK memiliki rasio price to earning sebesar 28,08 kali dan rasio price to book value sebesar 5,43 kali. (al)