PDB Kuartal II-2014 Tumbuh 5,1%, Melambat Dari Sektor Perban
Update pargf 3,7 & 8: Tambahan opini dari Suryamin, Kepala BPS; pargf 5, 9 & 10: Opini dari Wellian, Ekonom OCBC Bank
Update pargf 3,7 & 8: Tambahan opini dari Suryamin, Kepala BPS; pargf 5, 9 & 10: Opini dari Wellian, Ekonom OCBC Bank
Update pargf 3,7 & 8: Tambahan opini dari Suryamin, Kepala BPS; pargf 5, 9 & 10: Opini dari Wellian, Ekonom OCBC Bank
Bareksa.com - Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II-2014 melambat menjadi hanya sebesar 5,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya akibat perlambatan pertumbuhan 3 sektor industri yakni sektor keuangan, real estate dan jasa terutama dari perbankan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan terutama manufaktur. Selain itu juga terdapat pertumbuhan negatif sebesar -0,15 persen dari sektor pertambangan akibat pembatasan ekspor.
Pada kuartal I-2014 PDB masih tumbuh 5,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang semester I-2014 sebesar 5,17 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Dr. Suryamin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan akan sulit bagi Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen seperti yang ditargetkan sebelumnya oleh pemerintah. “Jika ingin tetap mengejar target tersebut, pada kuartal ketiga dan keempat pertumbuhan ekonomi harus tumbuh tinggi minimal di atas 6 persen.”
Dari segi pengeluaran, perlambatan ekonomi terjadi karena turunnya belanja pemerintah akibat adanya perbedaan pembayaran gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), penangguhan bantuan sosial serta penundaan pembayaran pemerintah lainnya. Sebaliknya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga memberikan kontribusi yang besar sebagai dampak dari Pemilihan Umum.
Wellian Wiranto, ekonom senior dari OCBC Bank menjelaskan penurunan belanja pemerintah terjadi sebagai antisipasi akan pembengkakan subsidi terutama dari energi, sehingga Pemerintah perlu menyiapkan dana untuk hal itu seperti dilansir dalam riset yang telah disampaikan kepada nasabah.
Secara kuartalan, dikuartal II-2014 ini aktivitas investasi lebih baik dengan tumbuh 4,61 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat mengalami penurunan 5,6 persen, karena adanya pertumbuhan investasi barang-barang impor mesin produksi. Ini juga menyebabkan komponen impor pada kuartal II-2014 ini lebih besar dibandingkan dengan komponen ekspor.
Suryamin menilai pemerintah harus mengurangi impor, mendorong sektor UMKM sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru, serta meningkatkan ekspor agar target pertumbuhan dapat tercapai. “Penurunan impor tidak hanya ditunjukkan pada impor migas saja, tetapi impor-impor barang dan jasa non migas seperti mesin manufaktur dan produksi. Harus ada pengganti dari dalam negeri".
Sedangkan untuk pelonggaran ekspor mineral, itu akan memberikan nilai tambah karena selama semester I-2014 sektor pertambangan mengalami penurunan, tambah Suryamin dalam konferensi pers yang dihadiri oleh Bareksa.com siang ini (5/8).
Sejalan dengan penilaian tersebut, Wellian juga menyampaikan perlunya model pertumbuhan ekonomi baru dari Indonesia yakni tidak lagi mengandalkan tumbuhnya konsumsi masyarakat melainkan juga harus diiringi penambahan jumlah produksi dalam negeri agar tidak mendorong impor.
Hingga akhir 2014, Wellian memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan kembali naik mencapai 5,4 persen didorong naiknya ekspor setelah aturan mengenai ekspor bahan mineral mentah dilonggarkan termasuk kepada Freeport. "Jika transisi politik berjalan lancar iklim investasi pada tahun 2015 juga akan tumbuh lebih baik". (NP)
*oleh Suhendra
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.