BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Pertumbuhan laba emiten BUMN diproyeksikan melambat di tahun

Bareksa17 Februari 2014
Tags:
Pertumbuhan laba emiten BUMN diproyeksikan melambat di tahun
Pekerja menyelesaikan konstruksi proyek Mass Rapid Transportation (MRT) di kawasan Bundaran HI, Jakarta (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Emiten-emiten milik pemerintah masih ada celah untuk tumbuh

IQPlus - Pertumbuhan kinerja emiten pelat merah diprediksi akan sedikit melambat, melemahnya harga komoditas di dunia juga dengan belum pulihnya kondisi makro ekonomi global akan menjadi salah satu pemicu rendahnya pertumbuhan BUMN-BUMN pelat merah di tahun ini.

Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada mengungkapkan bahwa, emiten-emiten milik pemerintah masih ada celah untuk tumbuh, namun bayangan buruk akan harga komoditas bakal terus jadi momok kinerja perseroan di tahun ini, khususnya untuk emiten BUMN yang bergerak di sektor energi.

"Tapi untuk sektor farmasi masih berpeluang untuk tumbuh lebih baik dengan adanya program BPJS (Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial). Laba emiten yang bergerak di sektor perbankan, pertambangan dan farmasi masih berpeluang tumbuh sekitar 5-6%," ujarnya ketika dihubungi.

Promo Terbaru di Bareksa

Ia juga bilang, untuk sektor konstruksi dan infrastruktur malah berpeluang tumbuh lebih besar. hal ini menyusul laju pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Itu tertuang dalam kinerja keuangan salah satu emiten BUMN konstruksi, PT Waskita Karya (persero) Tbk (WSKT), sepanjang tahun 2013 hanya berhasil meningkatkan pendapatan usahanya sebesar 9,96%, atau naik tipis menjadi Rp9,68 triliun dari realisasi pendapatan usaha pada periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp8,8 triliun.

BUMN konstruksi lainnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) malah memperlihatkan kinerja yang cukup baik, hal ini terlihat dengan capaian pendapatannya yang berhasil tumbuh 24,2% pada periode September 2013 menjadi Rp7,91 triliun, atau naik dari pendapatan pada periode yang sama tahun 2012 sebesar Rp6,37 triliun.

Sementara itu PT Adhi Karya (persero) Tbk (ADHI) mencatat pertumbuhan pendapatan pada periode September 2013 sebesar 59% menjadi Rp5,6 triliun, bandingkan dengan pendapatan usaha pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp3,5 triliun.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua