BeritaArrow iconBelajar InvestasiArrow iconArtikel

Jelang Tutup Tahun 2021 dan Awal 2022, Prita Ghozie Sarankan Strategi Dollar Cost Averaging

Abdul Malik28 Desember 2021
Tags:
Jelang Tutup Tahun 2021 dan Awal 2022, Prita Ghozie Sarankan Strategi Dollar Cost Averaging
Ilustrasi strategi investasi dollar cost averaging dalam menghadapi gejolak pasar saham. (Shuttetrstock)

Strategi investasi ini juga dapat dipertimbangkan jika sedang melakukan penguatan pondasi keuangan, serta masih belajar investasi tahap lanjutan

Bareksa.com - Strategi investasi apa yang paling tepat dilakukan jelang akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022? Jawabannya kembali ke Anda, seperti apa profil risiko Anda sebagai seorang investor.

Nah, jika Anda termasuk investor yang suka bermain aman dan fokus menjaga nilai investasi tanpa berbagai usaha besar, maka strategi dollar cost averaging, bisa dipertimbangkan bahkan bisa jadi pilihan yang tepat.

"Balik ke kepribadian, kalau melihat momentum dan dengan tipe yang tenang-tenang saja akan pilih dollar cost averaging," kata Prita Ghozie, Investment Coach Bareksa dalam Investream Eps 11 'Investasi di 2022 Bye or Buy?', Senin malam (27/12/2021).

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Prita strategi investasi yang satu ini juga dapat dipertimbangkan jika sedang melakukan penguatan pondasi keuangan serta masih belajar investasi tahap lanjutan. Jika melihat kondisi saat ini di mana pandemi Covid-19 dengan varian barunya yakni Omicron belum bisa diketahui potensi dampaknya.

"Please kuatkan pondasi keuangan kita dan kalau kita belum paham, pakai dollar cost averaging. Buat yang paham, ikuti market, momentum ini tepat buat kalian," kata Prita.

Apa itu Strategi Dollar Cost Averaging?

Dalam dollar cost averaging, misalkan Anda seorang investor reksadana, maka Anda akan membeli reksadana yang tepat secara rutin dan berkala, misalnya bulanan atau per tiga bulan dan lainnya.

Kebiasaan membeli reksadana secara rutin akan membuat Anda bisa menghindari keputusan yang impulsif di dalam investasi yang dilakukan. Hal tersebut tentu penting, mengingat reksadana juga membutuhkan waktu yang tepat untuk bisa menghasilkan keuntungan maksimal.

Makanya, pergerakan harga pasar tidak akan membuat kepanikan buat Anda. Ketika harga sedang turun Anda masih tetap bisa melakukan pembelian reksadana dengan jumlah dana yang sama, sehingga Anda bisa mendapatkan unit yang lebih banyak dari pembelian sebelumnya.

Sebaliknya, ketika harga bergerak naik, maka unit yang bisa Anda beli dengan menggunakan nilai dana yang sama tentu akan lebih sedikit. Tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Secara jangka panjang pembelian tetap seperti ini bisa memperkecil risiko di dalam investasi tersebut. Pembelian yang seperti ini akan menjadi pilihan tepat untuk Anda yang memiliki penghasilan yang tetap.

(Martina Priyanti/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua