Empat Tips Investasi Reksadana Bagi Investor Pemula
Profil risiko harus disesuaikan jadi kunci dalam membangun portofolio investasi
Profil risiko harus disesuaikan jadi kunci dalam membangun portofolio investasi
Bareksa.com - Ingin ikutan berinvestasi di reksadana tapi masih bingung untuk memulainya? Nah, saran dari Ari Adil, Chief Executive Officer UOB Asset Management Indonesia bisa dipertimbangkan untuk juga diterapkan.
Ari menyatakan dia mmemilih reksadana sebagai instrumen utama dalam membangun portofolio investasinya. "Reksadana adalah produk investasi yang powerfull karena dikelola oleh ahlinya, yaitu manajer investasi," kata Ari dilansir Kontan.
Menurut dia, investor reksadana termasuk dirinya menyukai instrumen reksadana karena bisa berinvestasi mulai dari modal awal yang sangat terjangkau.
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara itu dalam membangun portofolio melalui reksadana, Ari menerapkan strategi dollar cost averaging atawa strategi investasi secara rutin di setiap periode. Alasannya strategi tersebut ampuh untuk memaksimalkan imbal hasil di reksadana.
Dia membagi empat tips bagi investor untuk mulai berinvestasi khususnya di reksadana, yakni :
1. Kenali Profil Risiko
Saat pertama kali ingin berinvestasi baiknya investor kenali dulu profil risiko masing-masing. Jika investor sudah mengetahui lebih dulu mengenai seluk beluk dunia investasi maka investor tersebut berkemungkinan memiliki profil risiko tinggi (agresif).
Di sisi lain sebaliknya, jika investor pemula dan tidak mengerti dunia investasi maka profil investasinya adalah moderat. "Profil risiko harus disesuaikan ini kunci dalam membangun portofolio investasi," kata Ari.
2. Tetapkan Tujuan/Jangka Waktu Investasi
Selanjutnya, setelah mengetahui profil risiko investasi, investor bisa menetapkan tujuan investasi untuk jangka pendek, menengah atau panjang. Misalnya saja, Ari mengalokasikan 50 persen dana investasi di reksadana saham untuk keperluan dana dalam jangka panjang.
Ari juga memiliki porsi 10 persen di saham guna keperluan jangka panjang. Sementara untuk memenuhi kebutuhan jangka menengah Ari mengalokasikan 20 persen di Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Untuk kebutuhan jangka pendek ia tempatkan 20 persen di reksadana pasar uang.
3. Instrumen Investasi yang Sesuai
Menurutnya reksadana saham dan saham merupakan instrumen investasi dengan risiko yang tinggi sehingga sebaiknya dipegang dalam jangka panjang.
Di sisi lain, Ari tertarik membeli SBN Ritel karena dapat memudahkan dia untuk mengelola dana investasi secara lump sum atawa menyetor sejumlah dana besar di awal investasi.
Biasanya, Ari selalu memegang SBN hingga jatuh tempo dan tidak dia jual belikan (trading).SBN ritel merupakan instrumen dengan risiko rendah karena diterbitkan oleh pemerintah.
Reksadana pasar uang juga termasuk instrumen investasi dengan risiko rendah. Reksadana pasar uang memiliki dana yang ditempatkan di deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), atau Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang merupakan SBN jangka waktu kurang dari satu tahun.
Di sisi lain contoh instrumen investasi dengan risiko moderat adalah surat utang (obligasi dan sukuk), serta reksadana dengan aset surat utang yakni reksadana pendapatan tetap. Pesannya, investor harus memperhatikan rating surat utang ini.
4. Evaluasi
Setelah mengenali profil risiko dan mengetahui tujuan investasi, Ari mengatakan investor juga penting melakukan evaluasi. "Pedoman investasi saya adalah read, learning dan evaluate," kata Ari.
Saat memutuskan untuk membeli instrumen investasi, Ari mengatakan investor harus baca dan gali informasi mengenai aset tersebut. Alasan evaluasi penting dilakukan untuk menyesuaikan kembali dengan kebutuhan likuiditas.
Penting juga investor jeli dalam mendapat nasihat investasi. "Jangan sampai investor mendapat arahan investasi yang tidak tepat, oleh karena itu evaluasi penting dilakukan," kata Ari.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.