Reksadana Apa yang Imbal Hasilnya Tertinggi? Kenali Jenis dan Risikonya
Perlu dicatat bahwa keuntungan yang besar berbanding lurus dengan risiko yang besar pula, alias high return high risk
Perlu dicatat bahwa keuntungan yang besar berbanding lurus dengan risiko yang besar pula, alias high return high risk
Bareksa.com - Berinvestasi adalah kegiatan menanam modal ke dalam suatu aset dengan harapan nilainya akan naik di masa depan. Dengan berinvestasi, kita bisa mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih besar dari sekadar menabung. Salah satu instrumen investasi keuangan yang familiar adalah reksadana.
Dalam berinvestasi reksadana, seseorang tentu berharap mendapatkan keuntungan sebesar mungkin, namun tentu perlu mengingat satu hal bahwa keuntungan yang besar berbanding lurus dengan risiko yang besar pula, alias high return high risk.
Jika ditanya mengenai jenis reksadana apa yang paling menguntungkan untuk berinvestasi, tentu jawaban ini tergantung dari tujuan finansial masing-masing investor.
Promo Terbaru di Bareksa
Beda tujuan, beda jangka waktu, maka beda pula reksadana yang sebaiknya dipilih. Namun jika mengacu pada prinsip high return high risk, reksadana mana yang menawarkan keuntungan paling tinggi?
1. Reksadana Saham
Jika pertanyaannya jenis reksadana apa yang paling berpotensi menguntungkan dari sisi imbal hasil (return), maka reksadana saham adalah jawabannya. Sesuai namanya, jika kita berinvestasi di reksadana saham, maka sebagian besar uang kita akan dialokasikan pada instrumen saham.
Namun, jangan karena tergiur keuntungan yang paling tinggi, kita langsung menyetorkan semua uang kita untuk reksadana saham. Hal yang lain perlu diketahui, dari seluruh jenis reksadana yang ada, reksadana saham memiliki tingkat risiko tertinggi sehingga kurang cocok bagi investor yang punya profil risiko konservatif (takut menghadapi penurunan nilai investasi).
Hal tersebut tidak terlepas dari tingkat fluktuasi harga saham yang bergerak sangat dinamis. Karena alasan yang sama pula, reksadana saham kurang cocok untuk tujuan finansial jangka pendek. Sebaiknya kamu memilih reksadana saham untuk tujuan finansial jangka panjang, minimal lima tahun.
2. Reksadana Campuran
Jika masih belum terlalu berani menghadapi fluktuasi reksadana saham, masih ada reksadana campuran yang bisa dijadikan alternatif berinvestasi dengan keuntungan yang masih tergolong tinggi, namun secara umum masih di bawah reksadana saham.
Karena namanya campuran, maka uang investasi kitaakan dialokasikan pada campuran instrumen antara saham, obligasi dan pasar uang. Alhasil, komposisi portofolio reksadana kita bisa lebih fleksibel dan lebih rendah risikonya dibandingkan dengan reksadana saham. Jangka waktu investasi reksadana campuran disarankan 3-5 tahun.
3. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana berikutnya yang menawarkan keuntungan tertinggi adalah reksadana pendapatan tetap. Sesuai namanya, jika kita berinvestasi reksadana pendapatan tetap, maka sebagian besar uang kita akan dialokasikan pada instrumen yang menghasilkan pendapatan tetap yakni surat utang atau obligasi.
Karena itu, reksadana jenis ini menawarkan kinerja yang relatif stabil dengan risiko yang lebih rendah, berbeda dengan dua reksadana sebelumnya yang memiliki fluktuasi tinggi karena adanya alokasi pada saham. Reksadana pendapatan tetap cocok bagi kita yang memiliki profil risiko moderat dan untuk tujuan jangka menengah sekitar 1-3 tahun.
4. Reksadana Pasar Uang
Pilihan terakhir adalah reksadana pasar uang. Sesuai namanya, jika kita berinvestasi reksadana pasar uang, maka seluruh uang kita akan dialokasikan pada instrumen pasar uang berupa deposito dan juga surat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Reksadana pasar uang memang menawarkan return yang paling rendah, namun setara dengan risiko yang juga paling rendah. Namun potensi return yang didapat dari reksadana jenis ini masih bisa lebih besar dibandingkan deposito, mengingat adanya alokasi lain pada surat utang yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun.
Pada dasarnya, reksadana jenis ini bertujuan untuk menjaga likuditas investor yang jika sewaktu-waktu membutuhkan pencairan dana dalam waktu dekat, sehingga cocok untuk tujuan jangka pendek sekitar 1 tahun dan untuk investor yang memiliki profil risiko konservatif (tidak menyukai risiko sama sekali).
Berdasarkan penjelasan di atas, reksadana saham memang menjadi jawaban atas pertanyaan reksadana apa yang paling menguntungkan untuk investasi. Namun, jangan terburu-buru. Kenali dulu profil risiko kita dan identifikasi tujuan finansial yang ingin dicapai.
Bukankah investasi yang sukses adalah yang investasi bisa membantumu mewujudkan tujuan finansial kita?
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.