Bareksa Insight : Pasar Saham dan Obligasi Turun, Diversifikasi Investasi ke SBR011
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang lebih agresif menekan pasar keuangan global
Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang lebih agresif menekan pasar keuangan global
Bareksa.com - Di tengah kekhawatiran penurunan pasar saham maupun obligasi pada pekan ini, investor dapat mempertimbangkan instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Savings Bond Ritel seri SBR011 yang aman serta potensi imbal hasilnya lebih tinggi jika nantinya Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. SBR011 yang menawarkan kupon minimal 5,5 persen masih akan ditawarkan hingga 16 Juni 2022.
Menurut analisis Bareksa, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed yang lebih agresif membuat kekhawatiran pasar soal potensi pelemahan ekonomi di Negara Paman Sam meningkat. Hal ini turut mempengaruhi penurunan pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Baca juga : Bareksa Insight : Isu Global Bayangi Pasar Modal, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
Promo Terbaru di Bareksa
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah pada awal pekan ini dan mendorong penurunan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks. Melihat bursa saham global yang pagi ini masih melemah, diproyeksikan IHSG juga masih akan berada di zona merah.
Seiring dengan pasar saham, mayoritas harga obligasi mengalami penurunan dan mendorong pelemahan reksadana pendapatan tetap. Menurut analisis Bareksa, investor obligasi melakukan aksi ambil untung serta mencermati rencana kenaikan suku bunga The Fed pekan ini.
Baca juga : Bareksa Insight : Inflasi AS Mei di Level Tertinggi, Ini Tips Agar Investasi Cuan Maksimal
Apalagi, semalam terjadi kenaikan imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah AS yang sempat menyentuh level 3,39 persen, atau merupakan level tertinggi sejak Maret 2020. Hal ini menandakan ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif dan berpotensi membuat penurunan di pasar obligasi akan berlanjut.
IHSG pada 13 Juni 2022 turun 1,29 persen ke level 6.995,44. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 13/06/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap ke level 7,3 persen pada 13 Juni 2022.
Baca juga : Bareksa Insight : Keyakinan Konsumen Catat Rekor, Simak Rekomendasi Investasi Berikut
Apa yang bisa dilakukan Investor?
Investor dapat menanti (wait and see) hingga penurunan IHSG mereda serta dapat mencermati reksadana saham maupun reksadana indeks berbasis saham kapitalisasi besar saat IHSG turun cukup signifikan.
Sementara, yield acuan Obligasi Pemerintah RI diproyeksikan akan bergerak di level 7,29 - 7,45 persen pekan ini, seiring pelemahan signifikan pada yield obligasi pemerintah AS. Hal ini diperkirakan masih akan mendorong penurunan kinerja reksadana pendapatan tetap.
Selain diversifikasi investasi di instrumen SBR011, investor juga dapat mempertimbangkan reksadana pasar uang yang umumnya memiliki pergerakan lebih stabil dibandingkan reksadana berbasis saham dan obligasi.
Baca juga : Bareksa Insight : Pemulihan Ekonomi Berlanjut, Cuan Reksadana Ini Melesat
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 13 Juni 2022)
Reksadana Indeks
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 15,64 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 15,34 persen
Reksadana Saham
Avrist Ada Saham Blue Safir : 14,06 persen
Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A : 10,99 persen
Imbal Hasil 1 Tahun (per 13 Juni 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Stable Fund : 7,37 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 6,13 persen
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 4,64 persen
Syailendra Dana Kas : 3,82 persen
Shinhan Money Market Fund : 3,44 persen
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Melambung, Reksadana Ini Cuan Hingga 24,9 Persen
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.