Bareksa Insight: Defisit APBN Terjaga, Ini Dampaknya ke Reksadana
Investor agresif dapat mempertimbangkan reksadana saham agar menikmati potensi rebound IHSG
Investor agresif dapat mempertimbangkan reksadana saham agar menikmati potensi rebound IHSG
Bareksa.com - Pemerintah menyatakan defisit anggaran negara masih terjaga, lebih rendah daripada yang direncanakan sebelumnya. Hal ini menjadi kabar positif bagi ekonomi dan berpotensi mendorong kinerja reksadana berbasis saham. Investor dapat mengambil langkah investasi di reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap sesuai profil risikonya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa per 14 Desember 2022, defisit APBN sebesar Rp237,7 triliun, dengan rasio terjaga pada level 1,21% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut diakibatkan oleh adanya peningkatan belanja negara sebesar 13,2% secara tahunan. Adapun target indikasi defisit yang ditetapkan pemerintah untuk tahun ini di 3,9%.
Sebagai catatan, defisit anggaran terjadi karena penerimaan yang lebih kecil daripada belanja. Defisit terhadap PDB untuk tahun berjalan 2022 ini lebih kecil, dibandingkan 3,64% pada periode sama tahun 2021.
Promo Terbaru di Bareksa
Rekomendasi Reksadana
Apa yang bisa dilakukan investor?
Smart Investor dengan profil risiko moderat dan tinggi (agresifi) dapat mempertimbangkan membeli reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi saat ini. Pada saat yang sama, investor dapat menunggu imbal hasil (yield) obligasi negara mencapai level 7,2-7,3% sebelum masuk ke reksadana pendapatan tetap berbasis SBN.
Untuk Smart Investor berprofil risiko tinggi juga dapat kembali mempertimbangkan masuk ke dalam reksadana saham yang memiliki saham berkapitalisasi besar. Tujuannya agar bisa menikmati potensi kenaikan (rebound) saat adanya perbaikan di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berikut kinerja reksadana periode tahun berjalan (YTD) dan setahun terakhir untuk reksadana yang menjadi rekomendasi Bareksa.
Imbal Hasil Reksadana YTD (20 Desember 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium: +7,45%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : +6,28%
Imbal Hasil 1 Tahun (20 Desember 2022)
Reksadana Saham
Mandiri Investa Atraktif Syariah: +10,02%
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : +4,48%
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.