Bareksa Insight: Tahun 2024 Peluang Cuan, Jangan Ketinggalan Investasi Reksadana Ini!

Hanum Kusuma Dewi • 02 Jan 2024
cover

Ilustrasi investor menargetkan keuntungan dari investasi pada 2024 sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan. (Shutterstock)

Reksadana saham dan reksadana obligasi negara dapat menjadi pendorong utama portofolio investasi di tahun Pemilu

Bareksa.com - Memasuki tahun 2024, berikut sejumlah rekomendasi produk reksadana dari Tim Analis Bareksa yang bisa menjadi pertimbangan bagi investor, sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan masing-masing:

Reksadana saham dan reksadana obligasi pemerintah dapat menjadi pendorong (booster) utama imbal hasil untuk portofolio investasi di tahun Pemilu 2024. Sebagai penyeimbang, reksadana obligasi korporasi dan reksadana pasar uang dapat tetap digunakan sebagai diversifikasi yang lebih stabil.

Sepanjang periode 1 Januari - 28 Desember 2023, pasar saham yang tercermin dari IHSG telah menguat 6,62% ke level tertinggi 2023 di 7.303, didukung masuknya aliran dana asing Rp6,54 triliun di pasar reguler untuk periode yang sama. Sementara, imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah kembali ke level 6,48% pada 28 Desember 2023 dari level tertinggi tahun 2023 di 7,26%. Hingga 20 Desember 2023, investor asing mencatat beli bersih di pasar SBN Rp81,4 triliun. 

Reksadana Saham & Indeks

Dana Kelolaan 

Imbal Hasil 

1 Januari-28 Desember 2023

1 Bulan (28 Nov-28 Dec 2023)

TRIM Kapital Plus

Rp267 miliar

13,26%

2,80%

Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A

Rp317 miliar

6,67%

1,45%

Avrist Indeks LQ45

Rp555 miliar

7,14%

4,76%

BNP Paribas IDX Growth30

Rp163 miliar

5,88%

2,43%

Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A

Rp864 miliar

11,41%

2,72%

Reksadana Obligasi Negara

Dana Kelolaan 

Imbal Hasil 

1 Januari-28 Desember 2023

1 Bulan

Bahana Mes Syariah Fund Kelas G

Rp235 miliar

4,78%

0,69%

BNP Paribas Prima II Kelas RK1

Rp682 miliar

5,20%

1,04%

Majoris Sukuk Negara Indonesia

Rp276 miliar

6,16%

0,63%

Allianz Fixed Income Fund 2

Rp115 miliar

6,61%

1,54%

Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A

Rp2,7 triliun

6,48%

1,26%

Reksadana Obligasi Korporasi

Dana Kelolaan 

Imbal Hasil 

1 Januari-28 Desember 2023

1 Bulan

Capital Fixed Income Fund

Rp525 miliar

7,64%

0,55%

I-Hajj Syariah Fund

Rp1,59 triliun

6,61%

0,48%

Sucorinvest Sharia Sukuk Fund

Rp2 triliun

4,29%

0,55%

STAR Stable Income Fund

Rp3,2 triliun

6,98%

0,47%

Reksadana Pasar Uang

Dana Kelolaan 

Imbal Hasil 

1 Januari-28 Desember 2023

1 Bulan

Capital Money Market Fund

Rp697 miliar

5,37%

0,50%

Mega Dana Kas

Rp360 miliar

4,86%

0,46%

Shinhan Money Market Fund

Rp454 miliar

5,02%

0,50%

Setiabudi Dana Pasar Uang

Rp707 miliar

4,71%

0,43%

Sumber: Tim Analis Bareksa

Beli Reksadana, Klik di Sini

Risiko global yang mereda jelang akhir 2023, serta potensi pemangkasan tingkat suku bunga acuan AS mulai Maret 2024 telah mendorong optimisme investor untuk kembali berinvestasi di instrumen yang lebih berisiko dan fluktuatif untuk mendapatkan imbal hasil optimal.

Optimisme tersebut diperkirakan masih akan berlanjut di 2024. Sebab, jika suku bunga turun, maka akan berdampak positif pada rencana ekspansi perusahaan publik (emiten) dan mendorong kenaikan harga saham. Penurunan suku bunga acuan juga umumnya berbanding lurus dengan penguatan di pasar obligasi, terutama SBN.

Selain itu, jika Pemilu di Indonesia pada 2024 berjalan aman dan stabil juga akan meningkatkan aliran dana asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia dalam jumlah yang diperkirakan lebih masif.

Strateginya, investor bisa mulai akumulasi investasi di reksadana saham maupun indeks jika IHSG mengalami pullback (penurunan sementara) di bawah level 7.150. Lalu investasi bertahap di reksadana obligasi negara, jika yield acuan SBN berada di atas level 6,7%.

Selain itu, investor bisa tetap berinvestasi di reksadana obligasi korporasi dan pasar uang dalam kondisi pasar apapun. Sebab dua jenis instrumen ini umumnya memiliki pergerakan lebih stabil dan sebagai penyeimbang portofolio investasi.

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Beli Reksadana, Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana