BeritaArrow iconUmrohArrow iconArtikel

Ingin Umroh, Pilih Tabungan atau Reksadana untuk Kumpulkan Biayanya?

Bareksa12 Juni 2019
Tags:
Ingin Umroh, Pilih Tabungan atau Reksadana untuk Kumpulkan Biayanya?
Ilustrasi jamaah sedang melakukan ibadah haji umroh di depan Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi

Berinvestasi di reksadana lebih banyak kelebihannya dibandingkan menabung di bank, apabila ingin umroh ke tanah suci

Bareksa.com - Ibadah ke Tanah Suci mungkin menjadi impian hampir sebagian besar umat muslim. Akan tetapi tidak banyak umat muslim yang bisa mewujudkannya karena terbatas biaya.

Sebagai contoh, berdasarkan informasi di situs Travel Al-Qadri, harga paket perjalanan umroh 9 hari di tahun 1441 H sebesar Rp23,5 juta. Angka tersebut bukan jumlah kecil bagi sebagian orang.

Bila kita punya niat, pasti ada jalan. Salah satu cara yang bisa digunakan oleh umat muslim untuk mengumpulkan biaya umroh adalah melalui tabungan umroh.

Promo Terbaru di Bareksa

Tabungan umroh ini bisa dilakukan dengan menabung di bank. Cara ini cukup populer dilakukan oleh masyarakat seiring dengan gencarnya iklan layanan masyarakat yang disebarkan oleh perbankan melalui media.

Selain itu, ada alternatif lain yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan biaya umroh tersebut. Alternatif tersebut adalah dengan berinvestasi di reksadana.

Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menjelaskan, reksadana memang menjadi salah satu instrumen pilihan untuk mempersiapkan umroh. "Hanya saja harus disesuaikan waktu dan profil risikonya," ujar dia kepada Bareksa.com, Rabu (12 Juni 2019).

Apabila ingin mempersiapkan umroh dalam jangka waktu kurang dari 3 tahun, maka bisa menggunakan reksadana pasar uang atau pendapatan tetap. Sedangkan apabila ingin mempersiapkan dalam jangka waktu yang lebih panjang atau lebih dari 3 tahun, maka bisa menggunakan reksadana saham atau reksadana campuran.

Sebagai instrumen yang belum sepopuler menabung di bank, berinvestasi di reksadana mungkin menimbulkan banyak pertanyaan dari umat muslim. Apalagi tujuan menabung tersebut untuk ibadah, masa sumber dananya belum jelas kehalalannya.

Namun sebenarnya bagaimana hukum dari reksadana?

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu dalam muamalah (jual beli) diperbolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah. Apalagi, kini banyak bermunculan produk reksadana syariah, yang terikat dengan dua akad yang sesuai dengan syariat Islam, yakni akad wakalah dan mudharabah.

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) juga telah mengeluarkan fatwa No. 20/DSN-MUI/IV/2001 yang membolehkan umat Muslim untuk berinvestasi reksadana, khususnya reksadana syariah.

Berinvestasi di reksadana juga lebih menguntungkan dibandingkan menabung di deposito. Rudiyanto menjelaskan, deposito memiliki banyak kelemahan dibandingkan reksadana. Pasalnya, bunga deposito biasanya lebih besar dibandingkan tabungan. "Nominal untuk memulai tabungan juga relatif lebih besar dan tidak bisa dicairkan sebelum jatuh tempo atau ada syarat ketentuannya," kata dia.

Rencana Keuangan

Perencana Keuangan Eko Endarto mengatakan generasi milenial yang ingin melakukan umroh sejak dini, harus merencanakan pula kebutuhan tersebut sejak saat ini.

Kementerian Agama menetapkan biaya referensi umroh pada 2018 adalah Rp20 juta. Dengan biaya tersebut, biro perjalanan umroh sudah bisa menyediakan standar pelayanan minimal, yakni sudah bisa menyediakan maskapai sekali transit menuju Arab Saudi.

Biaya standar umroh tersebut tentunya akan mengalami kenaikan sekitar 10 persen per tahun, sehingga pada tahun depan biaya umroh bisa mencapai Rp24 juta untuk standar minimal.

Penyediaan biaya sekitar Rp20-24 juta tersebut tentunya sangat tergantung oleh milenial apakah ingin melakukan umroh secara cepat atau menunggu lebih lama.

“Makin panjang waktunya, maka makin sedikit dana rutin disiapkan, demikian juga sebaliknya,” ujar dia.

Dengan perhitungan waktu lama atau sebentarnya, maka milenial bisa menyediakan dana Rp20-24 juta dalam waktu 1-5 tahun. Eko mengungkapkan, untuk bisa mendapatkan dana tersebut, milenial bisa menggunakan instrumen investasi yang disesuaikan dengan waktu tersebut.

“Kalau waktunya masih panjang, cari produk dengan hasil maksimal. Kalau pendek, cari produk yang likuiditasnya maksimal,” jelas dia.

Salah satu produk investasi yang bisa digunakan, menurut Eko adalah reksadana. Sebab reksadana memiliki berbagai jenis produk yang disesuaikan dengan waktu investasi.

“Kalau ingin berangkat umroh tahun depan, investasi di reksadana pasar uang atau proteksi bila ada. Kalau panjang, misalnya 5 tahun lagi bisa pakai reksadana saham atau campuran,” ucap dia. (hm)

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua