BeritaArrow iconSBNArrow iconArtikel

SR021 Segera Terbit, Ini Keuntungan Sukuk Ritel Mulai dari Imbal Hasil Menarik dan Pajak Rendah

Martina Priyanti16 Agustus 2024
Tags:
SR021 Segera Terbit, Ini Keuntungan Sukuk Ritel Mulai dari Imbal Hasil Menarik dan Pajak Rendah
Ilustrasi investor muda membahas sekaligus investasi SBN Ritel seri ORI025. (Shutterstock)

Sukuk Ritel/SR seri SR021 rencananya diterbitkan (tentative) pada 23 Agustus - 18 September 2024

Bareksa.com - Jumat pekan depan atau 23 Agustus 2024, rencananya (tentative) pemerintah akan menerbitkan SBN Ritel jenis Sukuk Ritel/SR seri SR021. Terutama bagi Kamu investor pemula, perlu mengetahui banyaknya keuntungan jika berinvestasi di SBN Ritel seri SR021. Berikut ulasannya.

Illustration

Sumber: Kementerian Keuangan

Soal keuntungan berupa imbal hasil atau kupon dari SR021, menurut Tim Analis Bareksa, SR021 berpotensi menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari Sukuk Ritel seri sebelumnya, yakni SR020. Alasannya SR021 berpeluang terbit saat suku bunga dan imbal hasil (yield) SBN di pasar masih tinggi.

Prediksi Imbal Hasil

Promo Terbaru di Bareksa

Tim Analis Bareksa memprediksi imbal hasil SBN Syariah SR021 untuk tenor 3 tahun atau SR021T3 di kisaran 6,35%-6,45% dan kupon SR021 tenor 5 tahun atau SR021T5 diperkirakan 6,5%-6,6%. Prediksi imbal hasil SR021 itu cukup menarik, di tengah potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat Serikat (AS) atau The Fed, yang diprediksi dimulai pada September. Prospek penurunan Fed Rate menguat karena inflasi Negara Paman Sam semakin melandai. Prediksi pemangkasan pun naik dari sebelumnya 0,25% menjadi 0,5%, sehingga Fed Rate berpotensi turun menjadi 5%, dari level saat ini 5,25%-5,5%,

Baca juga : Prediksi Imbal Hasil SR021

Nah, jika suku bunga acuan bank sentral terkuat di dunia itu dipangkas, maka berpotensi diikuti oleh bank sentral negara-negara lain di dunia, termasuk Bank Indonesia. Sentimen ini mendorong pasar obligasi Tanah Air mulai bergairah, yang tercermin dari yield SBN acuan tenor 10 tahun turun ke level 6,8% dari sebelumnya 7,1%. Artinya, jika investor masih mengharapkan kupon tinggi, maka dapat mempertimbangkan untuk investasi di SR021, sebelum BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

Proyeksi Kupon

SR021T3

SR021T5

6,35-6,45%

6,5-6,6%

Sumber : Tim Analis Bareksa

Prediksi imbal hasil SR021 tersebut hampir setara dengan yield SBN tenor yang sama di pasar. Menurut data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) yield SBN tenor 3 tahun di 6,5% sedikit lebih tinggi dari prediksi imbal SR021T3. Namun yield SBN tenor 5 tahun yang di level 6,6% setara dengan prediksi imbal hasil SR021T5 oleh Tim Analis Bareksa.

Kemudian jika dibandingkan imbal hasil deposito syariah, prediksi kupon SR021 juga berpeluang jauh lebih menarik. Sebab menurut data terbaru statistik perbankan syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2024, ekuivalen tingkat imbalan / bagi hasil deposito mudharabah rupiah tenor di atas 12 bulan di level 5,75% yang masih harus dipotong pajak 20%. Dengan begitu imbal hasil bersih deposito syariah Tanah Air saat ini di kisaran 4,6%. Adapun pajak imbal hasil SR021 hanya 10%, sehingga potensi cuannya jauh lebih menarik. Apalagi mempertimbangkan prediksi pemangkasan suku jelang akhir 2024, hal ini bisa berdampak imbal hasil deposito syariah juga akan ikut tren turun.

Sukuk Ritel dikelola berdasarkan prinsip syariah, tidak mengandung unsur maysir (judi) gharar (ketidakjelasan) dan riba (usury), serta telah dinyatakan sesuai syariah oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Penerbitan sukuk ritel menggunakan struktur akad ijarah - asset to be leased. Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada pemerintah. Imbalan berasal dari keuntungan hasil kegiatan investasi tersebut.

Siap-siap Investasi SR021 di Sini

Pajak Rendah

Selain imbal hasil yang menarik, SBN Ritel termasuk seri SR021 juga memiliki kelebihan soal pajak. Seperti halnya seri-seri SBN Ritel yang telah terbit lebih dahulu dan khususnya sejak 2021, pemerintah telah menurunkan tarif pajak atas imbal hasil SBN dari sebelumnya 15% menjadi 10%.

Kebijakan tersebut, merupakan mandat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 91 Tahun 2021 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap. Dalam PP 91/2021 disebutkan bahwa pajak SBN Ritel menjadi 10%, atau turun 5% dari sebelumnya 15%. "Jadi makin menarik karena spread (selisih pajak) dengan deposito makin lebar," kata Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Deni Ridwan pada saat PP 91/2021 diterbitkan.

Besaran kupon atau imbal hasil SBN Ritel yang hanya dikurangi pajak 10% dan di sisi lain pajak deposito 20%, inilah salah satu daya tarik bagi investor ritel. Tak ayal, pemerintah berharap dengan penurunan tarif pajak menjadi 10% sejak 2021 tersebut, peran investor domestik, termasuk investor individu dalam menyediakan sumber pembiayaan dan mengurangi ketergantungan pada pendanaan luar negeri, diharapkan dapat meningkat.

Illustration

Sumber: Kementerian Keuangan

Siap-siap Investasi SR021 di Sini

SR021 Risik Free

Adapun landasan hukum penerbitan Sukuk Ritel antara lain Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), berikut peraturan turunnya yakni Peraturan Pemerintah (PP) hingga Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Dalam Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel seri SR020, dijelaskan potensi risiko investasi Sukuk Ritel berikut cara memitigasi atau mengantisipasinya :

1. Risiko gagal bayar (default risk)

Risiko gagal bayar (default risk), adalah risiko apabila investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo baik imbalan/kupon dan nilai nominal Sukuk Negara Ritel.

Sebagai instrumen pasar modal, SR5 termasuk instrumen yang bebas risiko (risk free instrument) karena pembayaran imbalan/kupon dan nilai nominal Sukuk Negara Ritel dijamin oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang SBSN dan Undang-Undang APBN.

2. Risiko pasar (market risk)

Risiko pasar (market risk) adalah potensi kerugian (capital loss) apabila terjadi kenaikan tingkat bunga yang menyebabkan penurunan harga Sukuk Ritel di pasar sekunder. Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual Sukuk Ritel di pasar sekunder sebelum tanggal jatuh tempo di harga jual yang lebih rendah dari harga belinya.

Risiko pasar dalam investasi Sukuk Ritel dapat dihindari apabila investor tetap memiliki Sukuk Ritel sampai dengan tanggal jatuh tempo dan hanya menjual Sukuk Ritel jika harga jual (pasar) lebih tinggi daripada harga beli setelah dikurangi biaya transaksi. Alasannya, meskipun harga pasar turun, investor tetap mendapat imbalan/kupon setiap bulan sampai jatuh tempo. Investor tetap menerima pelunasan nilai nominal Sukuk Negara Ritel seri Sukuk Ritel sebesar 100% ketika jatuh tempo.

3. Risiko likuiditas (liquidity risk)

Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah potensi kerugian apabila sebelum tanggal jatuh tempo pemilik Sukuk Negara Ritel Seri yang memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual Sukuk Ritel di pasar sekunder di tingkat harga (pasar) yang wajar.

Risiko likuiditas ini bisa dihindari karena Sukuk Ritel dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan pinjaman ke bank umum, lembaga keuangan lainnya atau sebagai jaminan dalam transaksi efek di pasar modal atau dijual pada mitra distribusi, mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku pada masing-masing bank dan lembaga keuangan lainnya.

Illustration

Sumber: Kementerian Keuangan

Siap-siap Investasi SR021 di Sini

Bareksa Midis SBN Terbaik

Sebagai informasi, Bareksa adalah mitra distribusi yang telah membantu penawaran SBN Ritel sejak pertama kali ditawarkan secara online pada 2018. Selain itu, Bareksa meraih penghargaan sebagai mitra distribusi terbaik sejak 2018, atau dalam 5 tahun beruntun.

Bareksa meraih penghargaan sebagai Midis SUN Terbaik Tahun 2022 bersanding dengan bank-bank besar. Penghargaan terbaru ini melengkapi daftar penghargaan yang diterima Bareksa dari Kementerian Keuangan yakni:

- Midis SUN Terbaik 2019
- Midis SUN Terbaik 2020
- Midis SUN Terbaik 2021
- Midis SUN Ritel Terbaik 2022
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2018
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2019
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2020
- Midis SBSN Terbaik Kategori Fintech 2021

Tidak ingin ketinggalan investasi SR021 kan? Ayo bersiap investasi SR021 di Bareksa.

Siap-siap Investasi SR021 di Sini

(Martina Priyanti)

***

Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?

PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.

Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama empat tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2022 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.

Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Empty Illustration

Produk Belum Tersedia

Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua