Imbal Hasil Obligasi AS Naik, Positif ke SBN dan Reksadana Pendapatan Tetap
Imbal hasil obligasi Indonesia lebih menarik dibandingkan dengan obligasi negara ASEAN
Imbal hasil obligasi Indonesia lebih menarik dibandingkan dengan obligasi negara ASEAN
Bareksa.com - Imbal hasil surat utang negara Amerika Serikat naik, yang menunjukkan pelemahan pasar di negara maju tersebut karena investor mencari aset lebih berisiko. Kondisi ini bisa mendorong pasar surat berharga negara berkembang seperti Indonesia, dan kinerja reksadana pendapatan tetap.
Analis Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro menjelaskan saat ini tingkat imbal hasil atau yield surat utang AS (US Treasury) seri acuan 10 tahun telah menyentuh 1 persen, dipengaruhi oleh hasil pemilihan anggota Senat AS di negara bagian Georgia. Demikian disebutkan Satria dalam laporannya pada Kamis (7/1/2021), seperti yang dilansir Bisnis.
Sebagai informasi, pergerakan yield berkebalikan dengan harga obligasi, sehingga yield yang naik menunjukkan harga obligasi turun akibat berkurangnya permintaan di pasar. Demikian juga sebaliknya.
Promo Terbaru di Bareksa
Dia menjelaskan, hasil pemilihan tersebut memenangkan kedua kandidat dari Partai Demokrat yang membuat partai tersebut saat ini mengontrol Parlemen AS. Lebih lanjut Satria menyampaikan pergerakan imbal hasil ini juga disebabkan oleh aksi jual yang dilakukan oleh investor seiring dengan stimulus AS yang akan memicu kenaikan pasokan utang.
Negara-negara pemilik obligasi AS, seperti Jepang dan China, saat ini telah mengurangi kepemilikan surat utang dari AS. "Meski sentimen ini akan memicu reflationary trade dan kenaikan risiko, investor diminta untuk tidak terlalu terpengaruh," jelas Satria.
Imbal Hasil Obligasi Indonesia
Menurutnya, seiring dengan pergerakan yield US Treasury, tingkat imbal hasil obligasi atau surat berharga negara (SBN) Indonesia dengan tenor 10 tahun sebesar 5,9 persen masih sangat menarik. Bahkan, lanjut dia, imbal hasil yang ditawarkan obligasi negara Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi negara ASEAN lain seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia yang rata-rata memiliki yield sebesar 2 persen.
Berdasarkan penghitungannya, dengan tingkat imbal hasil US Treasury di level 1 persen, maka yield obligasi Indonesia akan mengarah ke posisi 5,45 persen. Kemudian, apabila imbal hasil US Treasury naik ke 1,5 persen, maka tingkat imbal hasil surat utang Indonesia akan berada di kisaran 5,7 persen.
Satria menuturkan tingkat imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi akan berdampak positif bagi pasar surat utang Indonesia. Menurut dia, tingkat yield US Treasury yang naik mengindikasikan peralihan investor dari aset-aset aman (safe haven) ke aset berisiko.
Hanya saja, ia melanjutkan "asumsi penghitungan yang digunakan hanya akan valid jika berada dalam lingkungan risk-off."
Dengan positifnya pasar obligasi negara Indonesia, reksadana pendapatan tetap juga bisa ikut terdorong. Sebab, mayoritas portofolio reksadana pendapatan tetap adalah obligasi atau surat utang.
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Dengan berinvestasi di SBN Ritel kita tidak hanya mendapatkan imbal hasil tetapi juga membantu pembiayaan APBN untuk pembangunan negara. Tunggu penerbitan SBN Ritel berikutnya di Bareksa.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional).
Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN di Bareksa. Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di Bareksa untuk memesan SBN ritel seri berikutnya.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.