Mau Investasi Reksadana atau SBN? Kenali Dulu 4 Risiko Ini
Risiko adalah keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya atau merugikan
Risiko adalah keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya atau merugikan
Bareksa.com - Dalam berinvestasi, kita pasti ingin mendapatkan keuntungan. Namun, kita juga perlu memahami bahwa seiring dengan potensi keuntungan tersebut hadir juga risiko bagi investasi kita.
Risiko adalah keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya atau merugikan, sebagai akibat atau konsekuensi yang mungkin terjadi akibat suatu proses. Dalam investasi secara umum, ada beberapa jenis risiko yang sering ditemui yakni risiko pasar, risiko gagal bayar, risiko tingkat bunga dan risiko likuiditas.
Risiko-risiko ini pasti muncul di berbagai jenis investasi, termasuk reksadana, saham dan obligasi atau surat berharga negara (SBN). Berikut ulasannya.
Promo Terbaru di Bareksa
1. Risiko Pasar (market risk)
Risiko pasar terjadi bila nilai suatu investasi turun sehingga investor mengalami kerugian modal (capital loss). Beberapa faktor yang memengaruhi kinerja keseluruhan dari pasar keuangan, antara lain perubahan suku bunga acuan, perubahan fundamental ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil.
Saham, dan reksadana saham sangat sensitif terhadap risiko pasar ini sehingga nilainya bisa naik dan turun dalam waktu pendek. Risiko ini bisa dikurangi dengan cara kita melakukan diversifikasi (pembagian) aset, sehingga tidak menaruh dana kita hanya di satu tempat atau produk investasi saja.
Kemudian, SBN yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) juga memiliki risiko ini, tetapi seiring dengan adanya potensi capital gain. Untuk menghindari risiko capital loss, investor bisa memegang ORI hingga jatuh tempo.
Akan tetapi, SBN yang tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder seperti Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST) tidak memiliki risiko ini. SBR dan ST bebas risiko pasar karena pokoknya dijamin oleh pemerintah dan Undang-Undang.
2. Risiko Gagal Bayar (default risk)
Ini adalah risiko investor tidak dapat memeroleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo kupon dan pokok. Risiko ini biasanya hadir dalam produk surat utang atau obligasi, terutama yang memiliki peringkat buruk.
Namun, SBN jenis SBR, ST dan ORI tidak mempunyai risiko gagal bayar mengingat berdasarkan Undang-Undang Surat Utang Negara (SUN), negara menjamin pembayaran kupon dan pokok SUN sampai dengan jatuh tempo. Negara menjamin 100 persen karena dananya sudah disediakan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahunnya.
3. Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap akan turun, demikian juga sebaliknya.
Untuk SBN jenis SBR dan ST, risiko suku bunga ini bisa dihindari karena kupon atau imbal hasilnya ditetapkan floating with floor (mengambang dengan batas minimal) sehingga bisa naik tetapi tidak bisa turun dari batan minimal. Untuk ORI, tidak ada risiko suku bunga turun karena sifatnya tetap (fixed).
4. Risiko Likuiditas (liquidity risk)
Yaitu risiko yang terjadi saat investor tidak dapat menjual atau mencairkan produk investasi dalam waktu yang cepat pada harga yang wajar. Hal ini mungkin merugikan bila investor membutuhkan dana dalam waktu cepat akan tetapi produk tidak bisa dijual pada harga yang wajar.
Untuk ORI, risiko ini dapat dihindari karena ORI dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan pinjaman ke bank umum,lembaga keuangan lainnya, atau sebagai jaminan dalam transaksi efek di pasar modal, atau dijual kepada mitra distribusi.
SBR dan ST memiliki risiko ini karena harus dipegang selama dua tahun hingga jatuh tempo. Namun, investor memiliki opsi pencairan awal (early redemption) setelah setahun berinvestasi, dengan syarat kepemilikan awal minimal Rp2 juta dan maksimal yang bisa dicairkan hanya 50 persen.
Pada reksadana, risiko likuiditas sangat bergantung pada jenisnya. Proses pencairan reksadana jenis pasar uang dan pendapatan tetap biasanya lebih cepat dibandingkan dengan jenis reksadana campuran dan saham. Reksadana jenis pasar uang bahkan ada yang bisa dicairkan instan (T+0) seperti yang tersedia di Tokopedia Reksadana. Maksimal proses pencairan reksadana menurut aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah tujuh hari kerja setelah order transaksi disetujui (T+7).
Itulah berbagai risiko yang mungkin kita temui sebagai investor baik. Kesimpulannya, setiap investasi yang berpotensi memberikan keuntungan pasti memiliki risiko. Risiko ini perlu disesuaikan dengan karakter atau profil risiko investor dalam menentukan investasi.
Mau investasi yang nyaris bebas risiko dan dijamin 100 persen oleh negara? Beli SBN seri terbaru ORI016 yang kini sedang dalam masa pnawaran.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di ORI016? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.