Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia, memicu tekanan di pasar. Bagaimana prospek big banks seperti BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI? Simak analisanya di sini!
Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia, memicu tekanan di pasar. Bagaimana prospek big banks seperti BBRI, BMRI, BBCA, dan BBNI? Simak analisanya di sini!
Bareksa.com - Bank Investasi global, Goldman Sachs (10/3) mengumumkan penurunan peringkat saham Indonesia dari overweight ke market weight akibat meningkatnya risiko fiskal dari kebijakan Presiden Prabowo. Selain itu, rekomendasi surat utang BUMN tenor 10-20 tahun juga diturunkan menjadi netral, padahal sebelumnya aset ini banyak diburu investor global.
Goldman Sachs menilai pasar keuangan RI masih tertekan akibat sentimen tarif, perang dagang, dan pelemahan ekonomi domestik, yang membuat investor asing menarik dananya. IHSG sempat turun dua digit dan rupiah menyentuh level terendah lima tahun beberapa waktu lalu.
Ketakutan investor meningkat setelah Prabowo mengumumkan pemangkasan anggaran, pembentukan Danantara, dan program 3 juta rumah, yang dikhawatirkan memperbesar defisit. Goldman Sachs merevisi naik proyeksi defisit fiskal RI tahun 2025 menjadi 2,9% terhadap produk domestik bruto (PDB), dari perkiraan sebelumnya 2,5%.
Pemangkasan peringkat biasanya yang terdampak paling awal ialah saham berkapitalisasi besar (big caps), termasuk big banks. Tim Analis Bareksa menilai saat ini saham big banks masih berpotensi naik, meskipun ada downgrade Goldman Sachs ke saham RI. Sebab sentimen penurunan peringkat ini dinilai hanya jangka pendek. Apalagi pemerintah akan menggelontorkan stimulus untuk menggenjot konsumsi masyarakat jelang Lebaran, di antaranya diskon tarif tol dan penurunan PPN 6% tiket pesawat.
Saham-saham bank besar Tanah Air, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Pada penutupan perdagangan Senin (10/3), saham BBRI melemah 1,31% jadi Rp3.760 , BMRI tertekan 2,69% jadi Rp4.710, BBCA stagnan di Rp8.925 dan BBNI berkurang 1,98% jadi Rp4.450.
Tim Analis Bareksa menilai, sentimen pemangkasan peringkat saham RI oleh Goldman justru bisa jadi kesempatan buat investor agresif untuk memborong saham di harga diskon. Hal ini mengingat potensi kenaikan harga dan tambahan imbal hasil dividen saham big banks sangat atraktif saat ini. Target saham BBRI tahun 2025 di Rp5.450, BMRI Rp7.200, BBCA Rp11.600, serta BBNI di Rp6.300.
Bank | Rasio Dividen Payout | Dividend Yield | Target Harga Saham |
---|---|---|---|
BBRI | 80-85% | 9,1-9,6% | Rp5.450 |
BBNI | 50-55% | 6,1-6,5% | Rp6.300 |
BMRI | 60% | 7,1-7,3% | Rp7.200 |
BBCA | 45% | 3,1-3,3%
| Rp11.600 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, Ciptadana Sekuritas Asia
Putusan rasio pembayaran dividen big banks akan diumumkan dalam rapat umum pemegang saham pada pertengahan hingga jelang akhir Maret, dengan pembayaran diperkirakan pada pekan pertama hingga ketiga April.
Emiten | Jadwal RUPS | Jadwal Cum Date Dividen | Jadwal Payment Date Dividen |
---|---|---|---|
BBCA | 12 Maret | 17-21 Maret | Pekan I April |
BBRI | 24 Maret | 1-11 April | Pekan III-IV April |
BMRI | 25 Maret | 1-11 April | Pekan III-IV April |
BBNI | 26 Maret | 1-11 April | Pekan III April |
Sumber : perseroan, diolah Tim Analis Bareksa
Penurunan peringkat saham-saham Indonesia sebelumnya juga dilakukan JP Morgan. Rating BMRI dipangkas JP Morgan dari sebelumnya netral menjadi underweight pada 7 Februari lalu, akibat kinerjanya diperkirakan di bawah harapan pasar.
Namun kemudian pada 3 Maret, JP Morgan mengerek rating BMRI, bersamaan penaikan rating BBRI. Rekomendasi saham BMRI sebelumnya underweight jadi netral, sedangkan BBRI dari netral jadi overweight. Adapun rekomendasi saham BBCA tetap netral.
Meski menurunkan rating saham BMRI, JP Morgan justru terpantau memborong saham BMRI dengan catatan net buy Rp768 miliar pada periode 7-28 Februari 2025. Meski begitu di saham BBRI, JP Morgan net sell Rp1,24 triliun dan BBCA jual bersih Rp738 miliar.
Pada periode yang sama, saham BMRI turun 10%, BBRI berkurang 11,8% dan BBCA melemah 9,8%. Adapun saham BBNI menguat 8,6%.
Saham | Nilai Beli | Nilai Jual | Net Buy (Sell) |
---|---|---|---|
BMRI | Rp2,07 triliun | Rp1,3 triliun | Rp768,65 miliar |
BBCA | Rp1,44 triliun | Rp2,18 triliun | (Rp738,4 miliar) |
BBRI | Rp907,88 miliar | Rp2,15 triliun | (Rp1,24 triliun) |
BBNI | Rp218 miliar | Rp207,3 miliar | Rp10,62 miliar |
Sumber : BEI, periode 7-28 Februari 2025
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih CTA, CFP/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.115,42 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.103,3 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.881,53 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.075,71 | - | - | ||||
Insight Renewable Energy Fund | 2.322,9 |
ST014T2
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
6,5%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 34 hari
Jangka Waktu
2 tahun
Terjual 46%
ST014T4
Syariahsukuk tabungan
Imbal Hasil/Th
6,6%
Periode Pembelian
Berakhir dalam 34 hari
Jangka Waktu
4 tahun
Terjual 30%
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.