Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2% pada 2024
Sementara Apindo memproyeksikan ekonomi tumbuh pada kisaran kisaran 4,80%-5,2% di tahun depan
Sementara Apindo memproyeksikan ekonomi tumbuh pada kisaran kisaran 4,80%-5,2% di tahun depan
Bareksa.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah optimistis bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh di angka 5,2% pada tahun depan. "Dalam jangka pendek kami optimis, tahun 2023 ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5%, dan tahun 2024 tumbuh 5,2% di tengah berbagai downside risks yang dihadapi," kata Menko Airlangga dalam acara Seminar Nasional Perekonomian Outlook Indonesia, Jumat (22/12/2023).
Menurut Airlangga, kinerja fundamental ekonomi Indonesia masih tetap terjaga di tengah ketidakpastian global. Hal itu juga sesuai penilaian Bank Dunia yang memproyeksikan ekonomi Indonesia akan terjaga di angka 5 persen sampai ekonomi Indonesia akan konsisten terjaga di level 5 persen."Nah kita di atas rata rata pertumbuhan baik di negara maju maupun negara berkembang," ujarnya.
Dari segi inflasi, Menko Airlangga menilai bahwa tingkat inflasi Indonesia masih relatif terkendali. Inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,86% secara tahunan (year on year/yoy) pada November 2023.
Kemudian rasio utang Indonesia, menurutnya, juga masih berada dalam level yang aman yakni 38%. Sesuai dengan UU No 1/2003 tentang Keuangan Negara, rasio utang Pemerintah adalah maksimal 60% dari produk domestik bruto (PDB).
"Capaian ini merupakan hasil arahan Bapak Presiden, sinergi antara fiskal, moneter dan riil, dan ini dukungan dari masyarakat, dan kebijakan fiskal menjadi shock absorber yang responsif terhadap kebijakan perekonomian. Kebijakan moneter juga berperan strategis menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," terang Airlangga.
Investasi Saham di Sini
Proyeksi Apindo
Sementara itu Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh di kisaran 4,80%-5,20% pada 2024. "Proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang melemah di bawah level 5% disebabkan faktor tren perlambatan ekonomi global akibat situasi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi. Suku bunga kredit di Indonesia yang tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Menurut Shinta, tahun depan sektor dengan kontribusi PDB terbesar akan kembali didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi. Setiap sektor tersebut diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10% porsi distribusi dalam PDB tahun 2024.
Sektor manufaktur juga masih akan terus berada di level ekspansif, sedangkan transportasi dan pergudangan sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat.
"Sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5% dari PDB nasional seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara," ujar Shinta.
Promo Terbaru di Bareksa
Investasi Saham di Sini
(IQPlus/35525119/35540990/mp)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.