BeritaArrow iconBareksa BisnisArrow iconArtikel

Waduh, Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Sedikit Menurun 2024

Martina Priyanti13 Desember 2023
Tags:
Waduh, Bank Dunia Sebut Pertumbuhan Ekonomi Indonesia akan Sedikit Menurun 2024
Ilustrasi seorang investor sedang berjalan dengan latar belakang logo Bank Dunia. (Shutterstock)

Bank Dunia memperkirakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia rata-rata 4,9% pada 2024-2026

Bareksa.com - Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dengan tren inflasi yang menurun dan nilai mata uang yang stabil. Dalam laporan Prospek Ekonomi Indonesia, yang diterbitkan setiap enam bulan sekali, Bank Dunia menyebutkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan akan sedikit menurun ke rata-rata 4,9% pada tahun 2024-2026 dari 5% pada tahun ini, akibat mulai melemahnya lonjakan harga komoditas.

Menurut Bank Dunia, pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan adalah konsumsi swasta. Namun demikian, investasi bisnis maupun belanja publik juga diperkirakan akan meningkat sebagai dampak dari reformasi dan proyek-proyek baru pemerintah.

Inflasi diperkirakan akan menurun menjadi 3,2% pada tahun 2024, dari rata-rata 3,7% pada tahun ini. Perkiraan tersebut, masih berada dalam rentang target Bank Indonesia/BI.

Bank Dunia menilai menurunnya inflasi mencerminkan melemahnya harga komoditas serta tingkat pertumbuhan permintaan domestik yang kembali ke tingkat normal setelah pemulihan pascapandemi. Pada saat yang sama, terdapat tekanan kenaikan pada harga pangan akibat dampak pola cuaca El-Niňo, yang dapat mengganggu produksi pangan di beberapa tempat.

Sementara itu ekspor jasa diperkirakan mendapat manfaat dari pemulihan yang berkelanjutan di sektor pariwisata, sementara harga komoditas yang lebih rendah dan pertumbuhan global yang melemah akan menghambat ekspor barang.

"Pendapatan pemerintah sebagai bagian dari PDB diperkirakan akan meningkat seiring dengan terwujudnya dampak reformasi perpajakan, sementara belanja pemerintah diperkirakan akan secara bertahap kembali ke tingkat prapandemi," sebut Bank Dunia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/12/2023).

Lebih lanjut Bank Dunia mengatakan meskipun perekonomian Indonesia saat ini lebih besar daripada sebelumnya, seperti banyak negara lain, belum pulih sepenuhnya ke trajektori pada masa sebelum pandemi. Hal ini mencerminkan scarring effects dari pandemi ini, termasuk pada pasar tenaga kerja dan pertumbuhan produktivitas.

Beli Emas di Sini
Indonesia Punya Rekam Jejak Jaga Stabilitas

Bank Dunia menyampaikan prospek ekonomi secara keseluruhan menghadapi berbagai risiko negatif, terutama yang dapat berasal dari luar Indonesia suku bunga yang lebih tinggi untuk periode yang lebih panjang di negara-negara besar dapat membebani permintaan global, meningkatkan biaya pinjaman, dan mempersulit peminjaman di pasar dunia. Ketidakpastian geopolitik global dapat mengganggu rantai nilai pasokan.

"Indonesia memiliki rekam jejak dalam mengatasi guncangan dan menjaga stabilitas ekonomi," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa tantangan bagi Indonesia adalah memanfaatkan fundamental ekonomi yang sudah kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, lebih hijau, dan lebih inklusif. Untuk dapat mewujudkannya, adalah penting untuk terus menjalankan reformasi yang menghilangkan berbagai hambatan yang membatasi pertumbuhan efisiensi, daya saing, dan produktivitas.

"Hal ini akan memungkinkan Indonesia untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik, serta mencapai visinya menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045," kata Kahkonen melanjutkan.

Investasi Saham di Sini
Saran Bank Dunia

Bank Dunia menyampaikan bahwa ada bagian khusus dari laporan yang dibuatnya, berisi saran bagaimana Indonesia dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat ketahanan sekaligus memperlambat emisi gas rumah kaca.

Transisi Indonesia menuju perekonomian rendah karbon dan berketahanan iklim sebenarnya dapat membawa kepada fase baru pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Menurut Bank Dunia, Indonesia dapat memanfaatkan kemajuan yang telah dicapai dalam mengatasi tantangan perubahan iklim melalui kebijakan fiskal, keuangan, dan perdagangan. Kebijakan fiskal dapat membantu meningkatkan pendapatan dan mendisinsentifkan penggunaan bahan bakar fosil.

"Instrumen fiskal seperti obligasi hijau dapat memobilisasi pendanaan untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Reformasi kebijakan perdagangan dapat mempermudah impor produk yang diperlukan untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim," sebut Bank Dunia.

Lebih lanjut Bank Dunia menilai bahwa Indonesia dapat mempercepat transisi hijau dengan mengembangkan rencana untuk menyelesaikan reformasi subsidi bahan bakar dan memperluas penetapan harga karbon. Hal ini dapat menyederhanakan atau secara bertahap menghapuskan langkah-langkah perdagangan non-tarif terhadap barang-barang hijau.

"Melalui serangkaian tindakan yang ditargetkan, Indonesia dapat mendorong penggerak produktivitas dan efisiensi, membantu mengurangi biaya jangka pendek pengurangan emisi dan adaptasi, sekaligus memperkuat prospek pertumbuhan jangka panjang," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Habib Rab.

Promo Terbaru di Bareksa

Investasi Reksadana di Sini

(Martina Priyanti)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua