Investasi Cuan sekaligus Peduli Lingkungan, Pilih Reksadana Indeks Saham Mandiri Ini
Reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG mengacu pada indeks yang mengedepankan prinsip ESG
Reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG mengacu pada indeks yang mengedepankan prinsip ESG
Bareksa.com - Dalam berinvestasi di pasar modal khususnya reksadana, Smart Investor memiliki pilihan yang tidak hanya berfokus pada keuntungan, tetapi juga faktor keberlanjutan dan efisiensi biaya. Aspek tersebut hadir dalam reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A.
Sebagai informasi, reksadana indeks saham adalah reksadana yang mengacu pada indeks tertentu dengan tujuan meniru kinerja indeksnya. Dengan membeli reksadana indeks saham, investor bisa merasakan potensi keuntungan dari aset saham dengan biaya yang efisien, dan risiko yang lebih minimal.
Dalam pengelolaan reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A, indeks yang menjadi acuan adalah FTSE Indonesia ESG, sebuah indeks yang dibuat oleh FTSE Russell salah satu provider indeks global dan berpengalaman di sektor kepedulian terhadap lingkungan sosial dan tata kelola perusahaan (environment, social & governance/ESG).
Promo Terbaru di Bareksa
Reksadana indeks saham kelolaan Mandiri Manajemen Investasi (MMI) ini mengacu pada indeks yang mengedepankan prinsip ESG, di samping potensi keuntungan dari pertumbuhan asetnya. Keunggulan utama reksadana indeks ini dapat memberikan imbal hasil investasi setara dengan Indeks FTSE Indonesia ESG yang memiliki kinerja sangat baik relatif terhadap indeks saham lainnya di Indonesia.
Keunggulan lainnya adalah, reksadana ini juga didesain tidak memiliki eksposur berlebih pada sektor tertentu atau sector neutral. Sehingga tidak ada risiko berupa rotasi sektor di pasar atau allocation active risk.
Terlebih, indeks ini hanya mengalami penyeimbangan (re-balancing) satu kali dalam setahun. Jadi, manajer investasi tidak melakukan trading terlalu sering dan bisa menghemat biaya pengelolaan. Dengan semua hal tersebut, risiko indeks ini cenderung terkelola dengan baik.
Sesuai karakternya, reksadana indeks memiliki kebijakan investasi untuk meniru indeksnya. Sehingga, reksadana ini dikelola secara pasif dan manajer investasi tidak melakukan trading aktif. Dampaknya, tentu biaya pengelolaan menjadi sangat rendah dan efisien dalam mencari imbal hasil.
Reksadana indeks menjadi salah satu aset investasi yang disarankan oleh Warren Buffett, yang masuk jajaran orang terkaya dunia karena investasi di pasar modal. Menurutnya, di saat kondisi inflasi tinggi, yaitu harga barang dan jasa meningkat, investasi di aset keuangan bisa menjadi satu cara untuk tetap menjaga nilai aset atau kekayaan.
Kinerja Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG
Sejak awal tahun hingga 27 Januari 2023 (year to date/YTD), reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG sudah mencatatkan imbal hasil (return) 0,37%. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hanya naik 0,21% secara YTD.
Reksadana indeks ini memang terbilang masih baru, karena meluncur sejak Mei 2022. Namun kinerjanya terbilang cukup baik dengan return 0,83%.
Kinerja sebulan terakhir yang sedang mengalami koreksi bisa menjadi waktu untuk Smart Investor mulai masuk ke reksadana ini. Faktor utama yang mendorong kinerja reksadana ini adalah alokasinya di sektor keuangan dan perbankan, yang masih berpotensi ke depannya.
Sumber: Mandiri Manajemen Investasi
Reksadana ini memiliki eksposur terbesar pada sektor keuangan. Sektor keuangan sendiri mengalami koreksi pada bulan Desember karena investor asing melepas kepemilikan untuk mengambil untung (taking profit) dan rotasi aset, sejalan dengan koreksi yang terjadi pada indeks acuan, FTSEESG.
Adapun menurut Fund Fact Sheet Desember 2022, 10 aset terbesar (top holding) dalam portofolio reksadana ini adalah sebagai berikut.
Sumber: Mandiri Manajemen Investasi
Selanjutnya, menurut prospektus reksadana, kebijakan investasi reksadana ini adalah
Komposisi portofolio investasi : minimal 80% dan maksimal seluruhnya dari NAB pada Efek bersifat ekuitas yang diperdagangkan di BEI serta terdaftar dalam Indeks FTSE Indonesia ESG;
Minimal 0% hingga maksimal 20% NAB pada instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo < 1 tahun dan/atau deposito; sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Investasi akan berjumlah sekurang-kurangnya 80% dari keseluruhan Efek yang terdaftar dalam Indeks FTSE Indonesia ESG. Sedangkan porsi tiap-tiap Efek yang ada pada reksadana 80%-120% dari bobot masing-masing Efek yang bersangkutan dalam Indeks FTSE Indonesia ESG.
Reksadana indeks ini ditawarkan dengan dua share-class yaitu Kelas A dan Kelas B. Kedua share class menawarkan kebijakan investasi yang sama hanya perbedaan di sisi biaya.
Secara lebih rinci, Kelas A ditawarkan untuk investor ritel individu dengan modal minimal Rp100.000 dan Kelas B untuk investor institusi dengan modal awal Rp1 miliar.
Bank Kustodian untuk reksadana ini adalah Citibank N.A. Secara gabungan total dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana indeks ini untuk semua kelas mencapai Rp53,82 miliar per akhir Desember 2022.
Potensi Reksadana 2023
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tiga bulan pertama 2023 menjadi penopang utama kinerja pasar modal. Dampaknya, kinerja reksadana berbasis saham dan obligasi berpeluang positif dan saat ini menjadi momen terbaik untuk mulai membeli reksadana saham dan indeks.
Menurut analisis Bareksa, inflasi yang cukup terjaga pada bulan Desember 2022 sebesar 5,51% secara tahunan membuat Indonesia masih atraktif dari segi fundamental. Inflasi Indonesia diproyeksikan berada pada rentang 4-5% pada tahun ini.
Namun, pada semester pertama 2023, inflasi diperkirakan tetap tinggi di kisaran 5-5,5%. Sebab, ada faktor low base effect, yakni pada semester pertama 2022 tingkat inflasi hanya tercatat naik 2-3%, sehingga ketika dibandingkan secara tahunan akan terjadi lonjakan. Sebaliknya, pada semester kedua 2023, akan ada faktor high base effect sehingga perbandingan secara tahunan akan mengecil.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan dapat menyentuh level 5,1-5,3% untuk tahun 2022. Hal ini seiring optimisme dari Kementerian Keuangan yang menilai tren pemulihan konsumsi masyarakat akan terus berlanjut hingga tahun ini. Di samping itu, masyarakat melihat kenaikan suku bunga acuan tidak merasa khawatir dalam mengambil kredit karena kondisi ekonomi yang cukup baik di dalam negeri.
Menyikapi kondisi tersebut, Smart Investor yang memiliki profil risiko agresif dengan tujuan jangka panjang, bisa memanfaatkan momentum fluktuasi di pasar saham. Makanya, ini adalah saat yang tepat untuk mulai membeli reksadana indeks saham, termasuk Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG.
Di super app investasi Bareksa, tersedia Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A, yang bisa dibeli oleh Smart Investor dengan modal mulai dari Rp100.000 saja. Ayo miliki reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A dan mulai langkahmu meraih kebebasan finansial bersama Bareksa.
Beli Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG Kelas A
(ADV | hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Konten bersponsor. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.