Mirae Asset Ramal IHSG pada Maret Tembus 7.000, Prospek Cuan Reksadana Ini
Target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7600, atau ada potensi kenaikan 15,5 persen secara tahunan
Target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7600, atau ada potensi kenaikan 15,5 persen secara tahunan
Bareksa.com - Invasi militer Rusia terhadap Ukraina telah memasuki pekan kedua sejak Rusia meluncurkan serangan pada 24 Februari lalu. Invasi ini menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas dunia secara signifikan mengingat Rusia adalah produsen komoditas-komoditas utama seperti minyak, gas alam, nikel, gandum, dan minyak biji bunga matahari.
Batu bara, tembaga, dan palladium juga mencapai harga tertinggi sepanjang masa, dengan minyak dan nikel menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Kondisi ini membuat para pelaku pasar mengkhawatirkan terjadinya potensi stagflasi yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Bahkan negara-negara perekonomian maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan zona Eropa, telah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak kuartal III 2021 lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
“Tetapi Indonesia justru akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga batu bara, nikel, dan minyak sawit mentah (CPO), mengingat terdapat potensi peningkatan capital inflow. Di sisi lain, kebijakan pengetatan dari Federal Reserve (The Fed) yang tidak terlalu agresif mulai bulan ini tidak akan terlalu berdampak pada terjadinya capital outflow. Hal ini karena kinerja fundamental makroekonomi Indonesia yang cenderung solid,” ujar Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Data makroekonomi Indonesia menunjukkan bahwa tingkat inflasi di tanah air masih terkendali, surplusnya kinerja neraca perdagangan, neraca pembayaran, maupun transaksi berjalan, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir tahun ini secara umum masih cenderung membentuk pola V-shape. Pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I 2022 diproyeksikan berada pada 4,87 persen, sementara untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2022 diproyeksikan berada pada 5 persen. Sedangkan inflasi tahunan Indonesia tercatat 2,06 persen (YOY).
Selama bulan Februari, IHSG terus memecahkan rekor tertinggi terbaru. Walaupun angka Covid-19 sempat mencapai puncak pada pertengahan Februari, namun tidak menghalangi investor asing untuk terus memburu saham-saham di bursa Indonesia, terutama saham perbankan. Net buy asing di bulan Februari tercatat Rp16,1 triliun, dan IHSG tercatat menguat 3,9 persen MoM.
Prediksi Kinerja IHSG pada Maret
Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan momentum kenaikan IHSG akan terus berlanjut di bulan Maret. Di tengah memanasnya situasi geopolitik di kawasan Eropa Timur dan rencana kenaikan suku bunga The Fed, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan IHSG akan mampu menembus level 7.000. Penguatan IHSG akan ditopang lonjakan harga komoditas sebagai imbas sanksi yang diterima Rusia dan musim laporan keuangan tahun 2021 yang akan mencapai puncaknya pada bulan ini.
“Untuk bulan Maret, kami mempertahankan rekomendasi kami di 2 sektor, yaitu perbankan dan pertambangan batu bara. Kami juga menambahkan 2 sektor lain, yaitu pertambangan logam dan perkebunan. Dengan emiten pilihan BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ITMG, PTBA, ADRO, ADMR, ANTM, INCO, AALI dan LSIP,” demikian ulasan Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Penguatan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan CPO membuat sahamnya menarik untuk dicermati, karena menjanjikan kinerja yang bagus di kuartal pertama tahun ini. Sementara itu, saham perbankan akan tetap menjadi penopang IHSG, didukung ekspektasi penyaluran kredit serta raihan laba yang tetap bertumbuh di tahun ini.
Di tahun 2021, IHSG berhasil menguat 10 persen year on year (YoY) dan ditutup di level 6581. Berdasarkan Research Report Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang dipublikasikan pada Desember 2021, target IHSG di akhir tahun 2022 di level 7600, yang artinya ada potensi kenaikan 15,5 persen secara tahunan. Target IHSG berdasarkan asumsi pertumbuhan laba bersih sebesar 18 persen YoY untuk tahun 2022 dan 10 persen YoY untuk tahun 2023.
Prospek Reksadana Berbasis Saham
Positif prospek kinerja pasar saham nasional, tentunya berdampak positif pada reksadana berbasis saham seperti reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana indeks.
Berdasarkan catatan Bareksa, mayoritas dari lebih 70 reksadana saham yang tersedia di Bareksa berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan hingga 10 Maret 2022. Top 10 reksadana sahamimbalan tertinggi di Bareksa bahkan mampu mencatatkan imbal hasil 13,93 persen.
Sumber : Bareksa
Tidak berbeda reksadana campuran di Bareksa juga mencatatkan kinerja positif. Top 10 reksadana campuran imbalan tertinggi mampu memberikan cuan 8,12 persen sepanjang tahun berjalan per 10 Maret 2022.
Sumber : Bareksa
Terakhir untuk reksadana indeks juga mencatatkan kinerja serupa. Tujuh index fund yang tersedia di Bareksa membukukan imbal hasil hingga 7,91 persen sepanjang tahun berjalan per 10 Maret 2022.
Sumber : Bareksa
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.