Top 10 Reksadana Imbalan Tertinggi Pekan ke-2 Januari 2022
Sentimen yang membayangi bursa saham Tanah Air sepanjang pekan ialah perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed secara drastis
Sentimen yang membayangi bursa saham Tanah Air sepanjang pekan ialah perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed secara drastis
Bareksa,com - Mengakhiri pekan kedua di Januari 2022, kinerja pasar saham Indonesia terpantau mengalami koreksi tipis sepekan. Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 10 hingga 14 Januari 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di 3 hari pertama perdagangan, sebelum akhirnya rebound di 2 hari perdagangan berikutnya.
Alhasil secara mingguan IHSG mengakumulasi penurunan 0,12 persen ke level 6.693,40. Meski begitu, sepanjang pekan lalu investor asing terlihat lebih dominan menambah kepemilikan saham mereka dengan catatan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp371,14 miliar di pasar reguler.
Menurut analisis Bareksa, koreksi yang dialami bursa saham Tanah Air disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed secara drastis.
Promo Terbaru di Bareksa
Lael Breainard, Gubernur The Fed, menyebut era suku bunga acuan yang hampir 0 persen sudah hampir pasti akan segera berakhir. Dia menyebut The Fed bakal menaikkan suku bunga acuan beberapa kali pada tahun ini.
"Kami akan berada di posisi itu (menaikkan suku bunga) setelah program pembelian aset selesai," tegas Brainard, seperti dikutip dari Reuters.
Charles Evans, Presiden The Fed cabang Chicago, juga menyebut kebijakan moneter ultra-longgar yang berlaku saat ini sudah tidak pada tempatnya. Sebab, inflasi AS sudah melambung ke angka 7 persen pada Desember 2021, merupakan level tertinggi sejak 1982.
Meskipun The Fed telah menegaskan pendiriannya, nyatanya investor asing masih relatif ramai di bursa domestik RI.
Mengutip CNBC Indonesia, sepanjang pekan lalu tercatat asing melakukan aksi beli bersih Rp2,57 triliun di seluruh pasar. Aliran dana asing tersebut memberikan dorongan positif buat rupiah sehingga menguat 0,35 persen sepanjang pekan lalu.
Tidak hanya itu, isu fundamental lain dari dalam negeri sebenarnya juga cukup bagus, karena sampai 10 Januari program pengampunan pajak (tax amnesty) sudah mencapai Rp1,39 triliun.
Kinerja Jenis Reksadana Beragam
Kondisi pasar saham yang mengalami koreksi pada pada pekan lalu, secara umum membuat kinerja berbagai jenis reksadana beragam, di mana yang berbasis saham menorehkan kinerja terburuk.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa,indeks reksadana saham menjadi jenis reksadana dengan kinerja paling rendah pada pekan lalu dengan penurunan 0,73 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang juga terkoreksi 0,25 persen.
Sementara itu, indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang berhasil menorehkan kinerja positif dengan kenaikan masing-masing 0,15 persen dan 0,05 persen.
Namun di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ternyata masih mampu ditempati oleh jenis reksadana yang high-risk, di mana produk reksadana campuran mendominasi dengan 5 produk, disusul reksadana saham dengan 3 produk, serta reksadana indeks & ETF dengan 2 produk.
Sumber: Bareksa
Reksadana saham HPAM Ultima Ekuitas 1 berada di peringkat pertama dengan imbalan 4,33 persen sepekan. Kemudian disusul reksadana saham Shinhan Equity Growth dengan return 1,2 persen, reksadana indeks RHB SRI KEHATI Index Fund dan Reksadana Indeks BNP Paribas Sri Kehati masing-masing dengan imbal hasil 0,92 persen dan 0,89 persen, serta Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A dengan imbalan 0,61 persen.
Daftar selengkapnya dalam top 10 reksadana imbalan tertinggi sepanjang pekan lalu sebagaiamana tertera dalam tabel.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.