Bareksa.com - Menutup perdagangan pekan kedua November 2021, kinerja pasar saham Indonesia menunjukkan hasil yang positif sekaligus mampu menembus rekor level tertinggi sepanjang sejarah.

Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 8 hingga 12 November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di 4 hari perdagangan beruntun, namun sayangnya harus terkoreksi di hari perdagangan terakhir terakhir

Secara mingguan IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 1,05 persen ke level 6.651,05. Kemudian di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing terlihat bersemangat dalam mengoleksi aset berisiko Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp1,94 triliun di pasar reguler.

Pada pekan lalu, sentimen positif datang dari eksternal tepatnya Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi sudah cukup membaik. Hal tersebut ditandai dengan bertumbuhnya angka inflasi (6,2 persen pada Oktober 2021) dan menurunnya data penggangguran (4,6 pada Okober 2021).

Selain itu, kabar baik juga datang dari Asia di mana China Evergrande Group telah membayar kupon obligasi sebelum tanggal jatuh tempo sehingga terhindar dari status gagal bayar (default).

Selain itu, beredar pula kabar bahwa Pemerintah China berencana melonggarkan berbagai peraturan keuangan bagi sektor properti untuk mmbantu perusahaan pengembang properti mencari pendanaan di pasar surat utang , serta membuka akses bagi perusahaan pengembang properti untuk meraup dana.

Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat

Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan cukup meyakinkan pada pada pekan lalu, secara umum membuat kinerja berbagai jenis kinerja reksadana kompak mencatatkan kenaikan, di mana yang berisiko berhasil memimpin dengan partumbuhan paling tinggi.

Sumber: Bareksa

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang terbaik pada pekan lalu dengan penguatan 0,67 persen, disusul indeks reksadana campuran 0,39 persen.

Kemudian di peringkat ketiga dan keempat dihuni oleh indeks reksadana pendapatan tetap dan dan indeks reksadana pasar uang yang bertambah masing-masing sebesar 0,15 dan 0,05 persen.

Di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu juga cenderung ditempati oleh reksadana dengan risiko tinggi, di mana produk reksadana saham mendominasi dengan 6 produk, sementara 3 produk lainnya merupakan reksadana campuran.

Sumber: Bareksa

Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

​Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.