Saham Batu Bara Dongkrak Indeks Melesat, Ini Daftar 10 Reksadana Juaranya
Beberapa saham yang menjadi penggerak bagi IHSG berasal dari sektor energi terutama batu bara
Beberapa saham yang menjadi penggerak bagi IHSG berasal dari sektor energi terutama batu bara
Bareksa.com - Mengawali pekan ini, pasar saham Indonesia berhasil monerehkan kinerja positif dengan kenaikan yang sangat meyakinkan dengan disertai derasnya arus dana asing yang masuk.
Pada perdagangan Senin (4/10/2021), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melonjak 1,83 persen ke level 6.342,69. Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG tak sedikitpun turun dari level pembukaannya, dan terlihat terus beranjak naik hingga akhir perdagangan.
Aktivitas perdagangan tergolong sangat ramai dengan nilai transaksi yang mencapai Rp17,19 triliun. Kemudian investor asing terlihat sangat bergairah dalam memborong saham Tanah Air dengan catatan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp1,95 triliun di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Beberapa saham yang menjadi penggerak (movers) bagi IHSG berasal dari sektor energi terutama batu bara. Hal tersebut merespons kenaikan harga bahan bakar fosil baik gas, batu bara, hingga minyak mentah.
Kenaikan harga energi tersebut dipicu oleh adanya krisis energi yang melanda berbagai negara akibat kelangkaan pasokan gas. Sekadar informasi, pada Ahad (3/10/2021) harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) melesat 19,45 persen. Sejak akhir 2020, harga gas alam telah meroket 118,35 persen year to date/YTD.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini semakin tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,725/MWh pada 28 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 50,53/MWh.
Namun Eropa dan China sudah terlanjur punya komitmen untuk mengurangi konsumsi batu bara yang dinilai tidak ramah lingkungan. Dengan harga gas yang naik terus, perburuan terhadap sumber-sumber energi primer pun menggila. Bahkan batu bara yang sempat 'dicuekin' kini kembali dilirik.
Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Kenaikan harga dua komoditas ini tentu akan mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Tidak hanya menggairahkan perekonomian nasional, kenaikan ekspor juga akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah.
Reksadana Saham Dominasi Return Harian
Kondisi pasar saham Indonesia yang terapresiasi pada perdagangan kemarin, secara umum turut mendorong kinerja reksadana saham yang memang mengalokasikan sedikitnya 80 persen portofolionya ke dalam aset berupa ekuitas tersebut.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham dan indeks reksadana saham syariah kompak menorehkan kenaikan masing-masing 2,01 persen dan 1,45 persen.
Sumber: Bareksa
Adapun secara lebih rinci, produk reksadana saham memang terlihat mendominasi kinerja positif pada perdagangan kemarin. Berdasarkan top 10 imbal hasil (return) harian pada perdagangan kemarin, seluruhnya ditempati oleh produk reksadana saham.
Sumber: Bareksa
Kenaikan yang dicatatkan produk-produk tersebut juga terbilang cukup tinggi karena seluruhnya berhasil di atas kenaikan benchmark-nya dengan kisaran 2,86 persen hingga 3,70 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadanasaham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.
Maka dari itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang (>5 tahun). Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.