Mei Terkoreksi, Kelolaan Reksadana Diprediksi Kembali Tumbuh pada Juni
Dana kelolaan reksadana pada Mei menurun akibat ada aksi jual investor institusi di reksadana terproteksi syariah
Dana kelolaan reksadana pada Mei menurun akibat ada aksi jual investor institusi di reksadana terproteksi syariah
Bareksa.com - Dana kelolaan industri reksadana pada Mei 2021 mengalami koreksi cukup signifikan dibandingkan April 2021. Bagaimana potensi pertumbuhan dana kelolaan per jenis reksadana pada Juni?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Mei 2021, dana kelolaan industri reksadana di Indonesia tercatat Rp536,29 triliun, menguap 5,59 persen atau setara Rp31,73 triliun, dari posisi per April 2021 yang sebesar Rp568,02 triliun.
Penurunan dana kelolaan atau asset under management (AUM) yang terjadi pada bulan lalu, diiringi dengan keluarnya sebagian pelaku pasar dengan melepas kepemilikan reksadananya. Hal tersebut nampak dari penurunan unit penyertaan dari sebelumnya 430,82 miliar unit per April 2021, menjadi 397,59 miliar unit penyertaan per Mei 2021.
Promo Terbaru di Bareksa
Artinya, sepanjang Mei 2021 ada penurunan unit penyertaan yang cukup signifikan yakni mencapai 33,23 miliar atau sekitar 7,71 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management menyampaikan dana kelolaan industri reksadana memang ada penurunan di jenis reksadana terproteksi syariah karena penjualan oleh investor institusi.
"Maka, jika tidak memperhitungkan reksadana terproteksi syariah, kelihatannya masih tetap tumbuh," kata Rudiyanto kepada Bareksa (8/6/2021).
Menurut Rudiyanto, tren yang sama kemungkinan masih berlanjut di Juni seiring dengan harga obligasi yang naik, penawaran reksadana proteksi semakin banyak karena ketersediaan aset dasardan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang trennya sudah mulai bergerak di atas level 6.000.
"Jenis reksadana konvensional seperti saham, pendapatan tetap, campuran, pasar uang dan syariah masih akan tetap tumbuh," ucap Rudiyanto.
Di sisi lain untuk reksadana terproteksi, menurutnya khusus untuk nasabah institusi, ketertarikan untuk proteksi akan berkurang karena mereka akan memilih untuk membeli obligasi langsung. "Tapi, untuk nasabah retail masih bisa tumbuh," kata Rudiyanto.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.