Reksadana Ini Juara Sepanjang 2021 Hingga Mei, Bagaimana Semester II?
Hanya reksadana pasar uang yang mampu mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan hingga Mei 2021
Hanya reksadana pasar uang yang mampu mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan hingga Mei 2021
Bareksa.com - Menjelang penghujung semester I 2021, mayoritas kinerja reksadana Tanah Air secara umum masih mengalami tekanan. Dari ketiga jenis reksadana terbuka yang ada, hanya reksadana pasar uang yang mampu mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun berjalan hingga Mei 2021.
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana pasar uang menduduki posisi teratas dengan kenaikan 1,32 persen secara year to date (YtD) per 31 Mei 2021, sedikit lebih rendah dibandingkan indeks acuan imbal hasil Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 1,36 persen YtD.
Sumber: Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Sementara tiga jenis reksadana lainnya mencetak kinerja negatif, di mana indeks reksadana pendapatan tetap -0,41 persen, indeks reksadana campuran -1,23 persen, dan indeks reksadana saham -4,63 persen.
Menurut analisis Bareksa, tekanan yang dialami mayoritas jenis reksadana disebabkan oleh kondisi pasar saham dan pasar obligasi yang masih memiliki volatilitas tinggi meskipun data ekonomi dunia mulai menunjukkan perbaikan secara bertahap.
Sebagai gambaran, di Amerika Serikat (AS) data klaim pengangguran untuk pertama kalinya turun ke level sebelum pandemi yaitu pada level 406.000, berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (27/5/2021) lalu.
Kondisi tersebut mengindikasikan adanya pemulihan ekonomi yang mulai terlihat, meskipun di sisi lain investor juga menyoroti kenaikan inflasi AS dan kemungkinan pengurangan pembelian obligasi oleh Bank Sentral AS atau The Fed yang dikhawatirkan dapat diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan sehingga memicu adanya capital outflow dari emerging market.
Kemudian beberapa permasalahan lain yang masih melanda dunia seperti peningkatan kasus Covid-19 khususnya di negara Asia yang menyebabkan penerapan kembali lockdown di beberapa negara seperti Malaysia dan Singapura serta efektivitas vaksin juga menjadi sentimen negatif yang mewarnai pasar.
Outlook Paruh Kedua 2021
Di tengah volatilitas tersebut, maka bukan hal yang mengherankan jika reksadana pasar uang menjadi yang diminati pelaku pasar sejauh ini mengingat karakteristiknya yang sangat defensif dan minim risiko.
Pelaku pasar kemungkinan saat ini sedang memarkir dananya ke dalam produk reksadana pasar uang sambil menunggu momentum yang tepat untuk masuk atau melakukan pengalihan (switching) dananya ke jenis yang berisiko seperti reksadana saham.
Kondisi peralihan tersebut diyakini dapat berbalik khususnya di semester II 2021 seiring dengan kinerja pasar obligasi dan pasar saham yang diproyeksikan dapat menguat.
Untuk reksadana pendapatan tetap, kinerja reksadana berbasis surat utang ini diprediksi akan terdorong dengan penurunan imbal hasil (yield) US Treasury tenor 10 tahun yang akan menyeret yield SBN 10 tahun ikut turun sehingga harga obligasi dalam negeri akan naik.
Adapun reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN) diperkirakan lebih cepat rebound mengingat lebih safety dan di sisi lain saat ini obligasi korporasi cenderung tengah rentan akibat kasus penundaan bayar dan gagal bayar yang makin marak terjadi.
Sementara untuk reksadana saham juga diproyeksi akan berbalik menguat, khususnya untuk produk-produk yang memiliki underlying asset dari sektor komoditas seperti saham batu bara atau nikel yang diperkirakan akan naik di semester II nanti.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.