BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Sell in May and Go Away Mitos atau Fakta? Ini Pengaruh ke Reksadana Saham

Abdul Malik05 Mei 2021
Tags:
Sell in May and Go Away Mitos atau Fakta? Ini Pengaruh ke Reksadana Saham
Ilustrasi fenomena sell in May and go away di pasar saham, yang bisa mempengaruhi kinerja reksadana saham. (Shutterstock)

Dari 20 periode yang diteliti, jumlah periode di mana imbal hasil best period lebih baik dari worst period hanya 12 kali

Salah satu ungkapan populer di pasar saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang ternyata juga menjadi perhatian para investor di belahan dunia lain termasuk Indonesia adalah Sell in May and Go Away (SMGA). Apakah investor perlu melakukannya atau mengabaikannya?

SMGA adalah strategi investasi yang unik. Ia tidak didasarkan pada analisis fundamental perusahaan, maupun analisis teknikal yang berbasis pola harga saham di masa lalu, namun pada aspek musiman (seasonal strategy).

Istilah SMGA mengacu pada suatu strategi investasi yang menyarankan bagi investor untuk menghindari saham pada bulan Mei–Oktober dan kembali masuk pada saham pada periode November – April tahun berikutnya.

Promo Terbaru di Bareksa

Hal ini karena asumsi bahwa periode Mei – Oktober, untuk investasi saham lebih banyak didominasi oleh sentimen negatif, sementara pada bulan November – April lebih banyak sentimen positif. Apakah benar demikian?

Mengutip Kontan, dari analisis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama periode 1 Mei 2001–30 April 2021, ditemukan rata-rata imbal hasil investasi saham periode 1 Mei–30 Oktober (worst periode) adalah 2,42 persen.

Angka ini jauh di bawah rata-rata imbal hasil investasi periode 1 November–31 April (best period) yang mencapai 15,4 persen. Perbedaan imbal hasil ini terbukti nyata setelah diuji secara statistik dengan tingkat nyata 5 persen.

Namun hasil ini harus disikapi dengan hati-hati. Pasalnya, dari 20 periode yang diteliti, jumlah periode di mana imbal hasil best period lebih baik dari worst period hanya 12 kali.

Sisanya, sebanyak delapan periode, imbal hasil worst period lebih baik daripada best periode. Artinya, peluang imbal hasil worst periode melebihi best periode cukup besar (sekitar 40 persen atau 8 dari 20).

Pentingnya Momentum Masuk ke Reksadana Saham

Berbicara mengenai investasi, rasanya tidak bisa lepas dari momentum untuk menentukan kapan masuk dan kapan keluar dari suatu produk investasi keuangan.

Sebagai informasi, secara teori sebenarnya investasi reksadana apalagi yang berbasis saham (reksadana saham) adalah untuk jangka panjang (di atas lima tahun). Karena itu, mau memulai kapan saja sebenarnya tidak terlalu masalah, karena orientasinya adalah jangka panjang.

Meski begitu, terkadang ada waktu-waktu tertentu yang memungkinkan bagi investor untuk mendapatkan timing yang tepat sehingga bisa mendapat keuntungan jangka pendek / menengah. Salah satunya mungkin bisa memperhatikan strategi SMGA ini.

Dengan mengacu kepada data di atas, bisa dikatakan bulan November hingga April tahun berikutnya adalah bulan yang baik untuk investasi reksadana berbasis saham karena cenderung lebih sering positif dan memiliki selisih yang cukup jauh dibandingkan bulan Mei hingga Oktober.

Namun yang perlu diperhatikan kinerja masa lalu tidak bisa menjadi acuan akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Investasi reksadanatetaplah mengandung risiko yang perlu untuk diantisipasi.

Perlu diketahui, reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Reksadana saham adalah reksadana yang mayoritas aset dalam portofolionya adalah instrumen aset saham atau efek ekuitas. Reksadana jenis ini berisiko berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi berpotensi tumbuh dalam jangka panjang.

Karena itu, reksadana saham yang agresif disarankan untuk investor dengan profil risiko tinggi dan untuk investasi jangka panjang. Demi kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.

(KA01/Arief Budiman/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua