CEO STAR AM, Reita Farianti : Pemulihan Ekonomi Topang Industri Reksadana Tumbuh
Dengan potensi pemulihan pertumbuhan ekonomi yang disertai kenaikan inflasi, reksadana saham sangat berpotensi tumbuh positif
Dengan potensi pemulihan pertumbuhan ekonomi yang disertai kenaikan inflasi, reksadana saham sangat berpotensi tumbuh positif
Bareksa.com - Mengakhiri kuartal I 2021, industri reksadana Tanah Air kembali mengalami penurunan dana kelolaan (asset under management/AUM). Per Maret 2021, kelolaan industri reksadana tercatat Rp565,87 triliun, turun Rp4,93 triliun (-0,86 persen) dari posisi per Februari 2021 yang senilai Rp570,8 triliun.
Penurunan AUM yang terjadi pada bulan lalu juga diikuti oleh keluarnya sebagian pelaku pasar dengan melepas kepemilikan reksadananya. Hal tersebut terlihat dari penurunan unit penyertaan dari sebelumnya 434,28 miliar unit per Februari 2021, menjadi 433,56 miliar unit penyertaan reksadanaper Maret 2021.
Artinya, sepanjang bulan lalu ada penurunan unit penyertaan 721,17 juta atau sekitar 0,17 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Di tengah penurunan AUM yang terjadi pada industri reksadana, tentu disebabkan oleh tekanan yang terjadi pada mayoritas tipe reksadana yang ada di dalamnya.
Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari 9 tipe reksadana yang ada, 7 di antaranya mencatatkan penurunan AUM, sementara hanya 2 tipe yang mampu mencatatkan kenaikan dana kelolaan.
Berdasarkan jenisnya, reksadana saham mengalami penurunan AUM terbesar senilai Rp3,04 triliun, seiring dengan anjloknya kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 4,11 persen sepanjang Maret 2021.
Menurut data Bareksa, sepanjang bulan lalu tercatat 6 dari 8 indeks reksadana turut mencatat kinerja negatif seiring penurunan indeks saham. Penurunan terdalam dicatatkan indeks reksadana saham syariah dengan minus 5,5 persen.
Prospek Kinerja Reksadana Kuartal II hingga Akhir Tahun
Melihat kinerja pasar saham dan industri reksadana di kuartal I 2021 yang melemah, bagaimana prospek kinerja industri reksadana pada kuartal II hingga akhir tahun?
Reita Farianti, Presiden Direktur STAR Asset Management optimistis kinerja industri reksadana nasional akan tumbuh positif di kuartal II hingga akhir 2021 seiring prospek pemulihan ekonomi.
"Kami memperkirakan gross domestic product (GDP/pertumbuhan ekonomi) Indonesia dapat tumbuh 4,5 persen hingga 5 persen pada tahun ini, jauh lebih baik dibanding tahun 2020 yang terkontraksi -2,07 persen," ujarnya kepada Bareksa (8/4/2021).
Bagaimana pandangan Reita atas prospek kinerja reksadana hingga akhir tahun? Berikut petikan wawancara tertulis Martina Priyanti dari Bareksa dengan Reita :
Bagaimana Ibu melihat prospek kinerja industri reksadana kuartal II hingga akhir tahun?
Kami optimistis industri reksadana akan tumbuh positif pada kuartal II 2021 ini, seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia. Kami memperkirakan GDP Indonesia dapat tumbuh 4.5 – 5 persen tahun 2021 ini, jauh lebih baik dibanding tahun 2020 yang terkontraksi 2,07 persen.
Apa saja faktor yang mempengaruhi prospek pertumbuhan industri reksadana hingga akhir tahun ini?
Beberapa faktor yang mendasari optimisme kami mengenai prospek pertumbuhan industri reksadana antara lain pertama, kurva penularan Covid-19 yang mulai melandai dan program vaksinasi yang berjalan cukup baik sampai saat ini.
Kemudian yang kedua, penetrasi reksadana di Indonesia masih sangat rendah. Dengan mulai pulihnya ekonomi yang diiringi dengan upaya literasi keuangan yang berkesinambungan, industri reksadana akan tumbuh secara signifikan dalam jangka waktu menengah hingga panjang.
Ketiga, era digitalisasi diharapkan akan mengakselerasi generasi muda dalam berinvestasi, terutama investasi di reksadana.
Serta Keempat, dengan adanya potensi inflasi yang menyertai pemulihan pertumbuhan ekonomi, investor akan mencari investasi yang dapat melindungi nilai aset mereka dari inflasi, salah satu alternatifnya adalah dengan berinvestasi di reksadana, terutama reksadana saham.
Reksadana apa saja yang berpotensi tumbuh positif dan mengapa?
Dengan potensi pemulihan pertumbuhan ekonomi yang disertai kenaikan inflasi, reksadana saham sangat berpotensi untuk tumbuh positif.
Valuasi yang masih relatif murah secara historis dan potensi pertumbuhan laba bersih perusahaan-perusahaan di IHSG membuat investasi pada reksadana saham merupakan pilihan investasi yang menarik karena memberikan potensi pertumbuhan nilai yang lebih tinggi dibanding tingkat inflasi.
Di Bareksa terdapat dua reksadana STAR AM yakni STAR Balanced dan STAR Balanced II yang terlihat memiliki kinerja cukup baik di tengah gejolak pasar. Apa rahasia pengelolaan kedua reksadana ini agar bisa tahan banting dan membukukan kinerja optimal?
Dalam mengantisipasi gejolak pasar, sejak awal tahun 2021 kami mempertahankan alokasi ekuitas pada sektor-sektor yang menurut kami memiliki pertumbuhan yang stabil (seperti telekomunkasi) dan sektor yang tetap memberikan peluang untuk tumbuh dalam pemulihan ekonomi (finansial, perbankan).
Dari sisi ekuitas, selama kuartal I kami juga melihat kesempatan untuk melakukan langkah taktikal dengan mengurangi bobot saham yang berkinerja baik dan menambah alokasi pada kas dan sektor yang defensif.
Di samping itu, kami juga mempertahankan porsi pada obligasi korporasi dengan profil resiko yang baik dan kinerja yang stabil, yang dapat mendukung kinerja melalui yield yang baik.
Jadi pengelolaan portfolio secara aktif yang memperhatikan kualitas underlying asset merupakan kunci dari kinerja reksadana STAR Balanced dan STAR Balanced II.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.