BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Yield US Treasury Melonjak, Investasi di Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif

Abdul Malik18 Maret 2021
Tags:
Yield US Treasury Melonjak, Investasi di Reksadana Pendapatan Tetap Prospektif
Ilustrasi investasi di reksadana pendapatan tetap. (Shutterstock)

Yield rill dari obligasi Indonesia masih sangat menarik sehingga kenaikan yield US Treasury tak berpengaruh signifikan

Bareksa.com - Melonjaknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (US Treasury/UST) ikut berdampak pada pergerakan yield obligasi di Indonesia secara pendek.

Meski begitu, yield rill dari obligasi di Indonesia masih sangat menarik sehingga kenaikan yield US Treasury tidak akan berpengaruh signifikan terhadap reksadana pendapatan tetap yang memiliki underlying obligasi.

Head of Investment Specialist Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja mengatakan, vaksinasi yang berjalan lancar di Amerika Serikat AS) dan disahkannya stimulus ekonomi senilai US$1,9 triliun mendorong ekspektasi pemulihan ekonomi akan lebih cepat terjadi.

Promo Terbaru di Bareksa

"Pemulihan ekonomi akan diikuti oleh kenaikan inflasi dan suku bunga, dan pada akhirnya akan mendorong kenaikan imbal hasil obligasi," jelas Freddy dalam keterangannya, Kamis (18/3).

Namun ekspektasi ini belum memperhitungkan kondisi lain, seperti tingkat pengangguran yang masih tinggi yang membuat inflasi sulit naik dan kebijakan bank sentral yang tetap mempertahankan suku bunga rendah.

Artinya masih sangat mungkin volatilitas imbal hasil obligasi dunia kembali reda. Tanpa memperhatikan kondisi lain ini, ekspektasi tersebut sudah mempengaruhi perkembangan yield obligasi di Indonesia.

"Imbal hasil obligasi pemerintah berdenominasi rupiah dengan tenor 10 tahun saat ini berada di atas level 6,5 persen, meningkat dari kisaran 5,9 persen pada akhir 2020," jelas Freddy.

Namun dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, imbal hasil riil (imbal hasil dikurangi dengan ekspektasi inflasi) obligasi Indonesia masih menjadi salah satu yang paling tinggi di kawasan. Imbal hasil riil ini juga sangat menarik di mata investor asing dari negara maju.

Dengan imbal hasil riil yang tinggi, kondisi inflasi yang rendah, likuiditas domestik yang melimpah, dan potensi meningkatnya arus dana asing menjadi faktor pendukung pasar obligasi Indonesia pada tahun 2021 ini.

Bisa Dimanfaatkan untuk Diversifikasi

Kondisi ini juga bisa dimanfaatkan investor untuk mulai mendiversifikasikan dananya ke reksadana pendapatan tetap. Adapun reksadana pendapatan tetap adalah instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan manajer investasi, yang di dalamnya terdiri dari efek-efek obligasi.

Sebuah produk reksadana pendapatan tetap berisi banyak obligasi sekaligus, dengan berbagai jenis, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta.

Manajer investasi memiliki sejumlah variasi produk reksa dana pendapatan tetap. Ada produk yang mengkhususkan sebagian besar portofolionya ke obligasi korporasi, ada juga yang fokus pada obligasi pemerintah.

Dengan isi yang berbeda-beda, tentu saja masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi risiko maupun potensi imbal hasil. Sebagai investor, masyarakat diminat untuk memilih produk yang sesuai dengan profilnya masing-masing.

Dengan minimum investasi yang lebih kecil, mulai dari Rp10.000, investor dapat leluasa memilih jenis inestasi reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap juga bisa menjadi solusi tepat bagi investor dengan dana terbatas yang mungkin sulit untuk berinvestasi pada obligasi.

Salah satu keuntungan investasi yang bisa dinikmati dari reksadana pendapatan tetap adalah bunga obligasi dibebaskan dari pajak. Artinya, keuntungan dari obligasi tidak akan dipotong oleh pajak.

Berbeda jika membeli SBN ataupun ORI, akan ada pengenaan pajak 15 persen dari kupon yang diterima investor. Dalam investasi berlaku prinsip high risk high return, di mana imbal hasil sejalan dengan risiko.

Investasi reksadana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko menengah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu yang terpenting adalah tren suku bunga baik global maupun domestik.

Di tengah tren suku bunga dunia yang tetap rendah, obligasi dapat menjadi pilihan untuk mengoptimalkan dana, namun imbal hasilnya tahun ini diperkirakan tidak akan sespektakuler tahun 2020.

Akan tetapi, potensi hasil dan peluang di pasar obligasi masih menarik bagi investor yang ingin meminimalkan risiko dan volatilitas.

(K09/AM)

***​

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua