2021 Jadi Momentum Pemulihan Reksadana Saham
Imbal hasil reksadana saham diprediksi bisa mencapai 20 persen tahun ini
Imbal hasil reksadana saham diprediksi bisa mencapai 20 persen tahun ini
Bareksa.com - Manajer investasi menilai, tahun ini akan menjadi tahun pemulihan reksadana saham. Dengan adanya pemulihan ini, investor bisa memanfatkannya untuk berinvestasi ke reksadana saham.
Direktur Utama PT Shinhan Asset Management Indonesia Tjiong Toni mengatakan, seiring dengan meningkatkan indeks harga saham gabungan (IHSG) tahun ini, return reksadana saham bisa kembali meningkat.
"Kami proyeksikan, return (imbal hasil) reksadana saham tahun ini bisa mencapai 20 persen," kata dia di Jakarta, Senin (15/2).
Promo Terbaru di Bareksa
Optimisme akan target tersebut terlihat dari kinerja produk reksadana saham milik Shinhan yang selalu mencapai 20 persen sejak 2017 hingga sebelum pandemi Covid-19. Dengan kinerja tersebut, Shinhan bisa berada di peringkat lima besar sebagai pencetak return reksadana saham terbesar.
Di sisi lain, Head of Investment Specialist Manulife AM Freddy Tedja mengatakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Januari 2021 memang sempat ditutup melemah 1,95 persen. Namun pada Februari 2021, IHSG sudah mulai bangkit.
Karena itu, apabila dihitung sejak awal 2021 hingga 9 Februari 2021, IHSG sudah bergerak naik 3,39 persen ke level 6.181,67.
"Dengan pemulihan ini, sangat baik untuk dimanfaatkan oleh investor yang ingin melakukan diversifikasi ke reksadana saham," ungkapnya
Pemulihan kinerja saham ini, lanjut Freddy juga terlihat dari kinerja reksadana saham yang mulai merangkak naik. Reksadana saham Manulife Saham Andalan misalnya sudah memberikan imbalan 33,15 persen untuk periode 6 bulan. Sedangkan dilihat sejak awal 2021 hingga akhir Januari 2021, Manulife Saham Andalan sudah memberikan imbalan 0,63 persen untuk periode satu bulan.
Manulife Saham Andalan adalah produk reksadana saham dari Manulife AM. Portofolio reksadana ini ditempatkan pada saham perusahaan di sektor siklikal yang diuntungkan oleh potensi pemulihan ekonomi domestik.
Sinyal Perbaikan Kinerja
Menurut Freddy, sinyal perbaikan kinerja saham ini mulai terlihat sejak kuartal IV-2020. Pada periode itu, ekonomi global mulai menunjukkan perbaikan, ditopang oleh pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan Asia.
Ketersediaan vaksin Covid-19 dan normalisasi aktivitas ekonomi menjadi faktor yang mempengaruhi pemulihan ekonomi tahun ini. Selain itu, kebijakan yang akomodatif seperti suku bunga rendah, quantitative easing dan stimulus fiskal juga mendukung hal tersebut.
"Potensi unggulnya perekonomian negara-negara berkembang membuat arus dana mengalir ke Asia, termasuk juga Indonesia yang menawarkan potensi kinerja menarik. Pergeseran sentimen ke negara berkembang juga akan didorong rendahnya porsi kepemilikan asing di negara berkembang," ungkap dia.
Kendati perekonomian mulai pulih, namun volatilitas masih akan terjadi pada 2021. Pasalnya, pasar saham memang sarat dengan dinamika dan sentimen pasar, baik yang positif maupun negatif, akan selalu ada. Hal ini bisa terlihat dari pergerakan IHSG yang setelah meroket tajam pada Desember 2020, namun justru terkoreksi 1,95 persen pada Januari 2021.
Namun demikian, investor sebaiknya tidak fokus pada dinamika jangka pendek, namun fundamental jangka menengah panjang. Apalagi, pada kuartal I-2021 ini, ada berbagai katalis yang bisa dimanfaatkan investor sebagai peluang.
Pertama, valuasi pasar saham Indonesia masih relatif murah dibandingkan kawasan lain seperti Filipina atau Thailand. Kedua, kepemilikan asing di pasar saham Indonesia masih berada di salah satu level yang terendah sejak 2013. Ketiga, pemulihan pertumbuhan ekonomi mendorong pertumbuhan laba perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Peluang itu sangat baik untuk dimanfaatkan bagi investor yang sudah siap untuk berinvestasi di saham atau reksa dana saham. Namun demikian, peluang investasi ini sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko masing-masing investor. Sementara reksadana saham cocok bagi investor dengan profil risiko agresif dengan horizon investasi jangka panjang.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.