Dana Kelolaan Reksadana Syariah Juni Naik 8 Persen YtD, Ini Kinerja Top 20 MI
Secara tahunan (YoY), dana kelolaan reksadana syariah melesat 77 persen
Secara tahunan (YoY), dana kelolaan reksadana syariah melesat 77 persen
Bareksa.com - Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020, menyebutkan dana kelolaan reksadana syariah secara bulanan stagnan di Rp58,54 triliun. Stagnasi itu berbeda dengan dana kelolaan industri reksadana nasional yang berhasil tumbuh 2 persen jadi Rp482,5 triliun pada Juni. Meski begitu, secara year to date atau sepanjang tahun berjalan hingga Juni 2020, asset under management reksadana syariah tumbuh 8 persen dan secara tahunan (YoY) melesat 77 persen.
Lonjakan AUM reksadana yang dikelola berdasarkan prinsip syariat Islam secara YtD dan YoY itu juga bertolak belakang dengan kinerja AUM industri keseluruhan. Secara YtD dan YoY per Juni 2020, dana kelolaan industri reksadana nasional masih minus 11 persen dan negatif 6 persen.
Meskipun secara bulanan dana kelolaan reksadana syariah stagnan, namun kinerja 10 dari top 20 manajer investasi AUM reksadana syariah terbesar berhasil tumbuh. Tujuh MI lainnya minus dan 3 stagnan. MI yang berhasil membukukan lonjakan tertinggi AUM reksadana syariah secara bulanan di antaranya Manulife Aset Manajemen Indonesia yang tumbuh 8 persen. Sebagaimana bulan-bulan sebelumnya, Manulife AM masih bertahan jadi juara AUM reksadana syariah pada Juni 2020.
Promo Terbaru di Bareksa
Secara YtD kenaikan tertinggi AUM reksadana syariah dibukukan Victoria AM yang sebesar 324 persen. Victoria AM naik 1 peringkat dari posisi 20 pada Mei jadi di peringkat 19 pada Juni 2020. Kenaikan tertinggi secara YoY dibukukan Syailendra Capital yang melesat hingga 1.191 persen. Pada Juni 2020, Syailendra yang berada di peringkat 12 atau sama dibandingkan Mei.
1. Manulife Aset Manajemen Indonesia
Manulife AM berhasil mempertahankan posisinya sebagai MI juara dana kelolaan reksadana syariah terbesar pada Juni 2020. Manulife mengelola reksadana syariah senilai Rp6,34 triliun dengan market share 11 persen. Secara bulanan AUM reksadana syariah Manulife AM naik 8 persen atau jauh di atas industri yang stagnan. Secara YtD, AUM reksadana syariah Manulife naik 6 persen dan YoY tumbuh 7 persen.
Kenaikan AUM reksadana syariah Manulife pada Juni membaik setelah pada Mei negatif 5 persen dibandingkan April 2020.
2. Danareksa Investment Management
Peringkat kedua ditempati Danareksa IM dengan dana kelolaan reksadana syariah pada Juni 2020 senilai Rp5,39 triliun dengan share 9 persen. Meski secara bulanan, AUM reksadana syariah Danareksa stagnan, namun secara YtD melonjak 109 persen dan YoY melesat 262 persen.
3. Bahana TCW Investment Management
Bahana TCW IM berada di peringkat ketiga dengan dana kelolaan reksadana syariah Rp5,16 triliun pada Juni 2020 dan market share 9 persen. AUM reksadana syariah Bahana naik 1 persen MoM, melesat 111 persen YtD dan terbang 558 persen YoY. Secara bulanan AUM reksadana syariah Bahana membaik, setelah pada Mei stagnan dibandingkan April.
4. Batavia Prosperindo Aset Manajemen
Batavia PAM menduduki peringkat empat pada Juni 2020 dengan AUM reksadana syariah Rp4,31 triliun dengan pangsa pasar 7 persen. Batavia PAM naik 1 peringkat menggeser posisi BNP AM yang pada Mei lalu berada di peringkat 4. Secara bulanan AUM reksadana syariah Batavia naik 2 persen, YtD tumbuh 13 persen dan YoY melesat 419 persen.
5. BNP Paribas Asset Management
Posisi 5 ditempati BNP AM dengan AUM reksadana syariah Rp4,27 triliun dan market share 7 persen. Secara bulanan, dana kelolaan reksadana syariah BNP AM turun 2 persen, YtD naik 30 persen dan tahunan melonjak 198 persen.
Posisi keenam hingga 20 sebagaimana tertera dalam tabel berikut :
Top 20 MI AUM Reksadana Syariah Juni 2020
Sumber : Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report June 2020
Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report June 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected]).
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.