Hingga Agustus 2020 Makin Banyak MI Pulih dari Dampak Pandemi, Ini Daftarnya
Tercatat 9 MI dalam daftar top 20 telah berhasil membukukan kenaikan AUM YtD pada Agustus, dibandingkan 7 MI pada Juli
Tercatat 9 MI dalam daftar top 20 telah berhasil membukukan kenaikan AUM YtD pada Agustus, dibandingkan 7 MI pada Juli
Bareksa.com - Kinerja perusahaan manajemen investasi (MI) semakin menunjukkan tren pemulihan pada Agustus 2020. Berdasarkan laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2020, tercatat dalam daftar top 20 MI dengan dana kelolaan reksadana terbesar, 9 MI di antaranya sudah membukukan kenaikan asset under management secara year to date. Jumlah itu meningkat dibandingkan pada Juli 2020 yang baru 7 dari 20 MI membukukan kenaikan AUM YtD.
Untuk diketahui, guna melihat apakah perusahaan manajemen investasi sudah berhasil bangkit dan pulih dari dampak pandemi, maka kinerja secara year to date yang paling mewakili. Sebab pandemi Covid-19 mulai merebak akhir tahun lalu dan berdampak pada industri pasar modal termasuk menekan dana kelolaan industri reksadana mulai Januari 2020, hingga terus tertekan di level terendah tahun ini pada Maret. Sejak itu, industri reksadana nasional kemudian berangsur bangkit menuju pemulihan hingga saat ini.
Top 20 MI AUM Tertinggi Agustus 2020
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2020
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - Monthly Report August 2020, menyebut 9 dari top 20 MI itu membukukan kenaikan dana kelolaan secara YtD mulai 1 persen hingga 31 persen. Hal itu menunjukkan 9 MI tersebut tidak hanya mampu mengembalikan nilai dana kelolaannya hingga di level pra pandemi pada akhir tahun lalu, namun juga berhasil menggenjot nilai AUM-nya terus melesat.
Sedangkan 11 MI lainnya dalam daftar top 20 masih mencatatkan penurunan AUM secara YtD, atau masih kehilangan dana kelolaan akibat pandemi Covid-19. Penurunan dana kelolaannya beragam mulai 2 persen hingga 33 persen.
Adapun secara total industri, dana kelolaan reksadana pada Agustus senilai Rp520,8 triliun, naik 3 persen secara bulanan, minus 4 persen YtD dan negatif 3 persen secara tahunan (YoY). Nilai dana kelolaan dari top 20 MI tersebut sekitar Rp445 triliun atau menyumbang 85,4 persen terhadap total dana kelolaan industri. Sehingga naik dan turunnya AUM top 20 MI tersebut akan sangat berpengaruh pada kinerja industri.
Bagaimana kinerja AUM 9 MI yang berhasil pulih dari dampak pandemi tersebut? Berikut ulasannya :
1. Sucorinvest Asset Management
Sucor AM berhasil menjadi MI yang membukukan kenaikan tertinggi dana kelolaan reksadana secara YtD pada Agustus 2020. AUM Sucor AM pada Agustus 2020 senilai Rp13,24 triliun atau melesat 31 persen YtD, naik 9 persen secara bulanan dan meroket 51 persen YoY. Sucor AM berada di peringkat 15 dalam daftar top 20 MI AUM terbesar pada Agustus 2020 dengan pangsa pasar 3 persen.
Pada Maret lalu, AUM reksadana Sucor sempat anjlok hingga 12 persen secara bulanan dan minus 4 persen secara YtD. Namun pada April, kinerja AUM Sucor sudah mulai bangkit dengan kenaikan 3 persen secara bulanan, dan minus secara YtD hanya tersisa 1 persen.
Pada Mei 2020, Sucor AM sudah berhasil pulih dari dampak pandemi dengan kenaikan AUM secara YtD 2 persen. Saat itu dalam daftar top 20 MI AUM terbesar, hanya Sucor AM dan PT BNI Asset Management yang berhasil membukukan kenaikan dana kelolaan, sementara 18 MI lainnya masih minus secara YtD. Pertumbuhan AUM Sucor kemudian berlanjut pada Juni 2020 yang naik 9 persen YtD dan Juli melesat 21 persen.
Pada Desember 2019, Sucor AM bahkan tidak masuk dalam daftar top 20 MI dengan dana kelolaan reksadana terbesar. Namun pada Januari 2020, dengan AUM reksadana Rp11,25 triliun, peringkat Sucor AM melesat dan berhasil berada di ranking 17.
2. Danareksa Investment Management
MI dengan kenaikan dana kelolaan reksadana tertinggi kedua pada Agustus 2020 adalah Danareksa IM. Perseroan mencatatkan AUM reksadana Rp28,51 triliun pada Agustus atau melesat 26 persen YtD, naik 12 persen secara bulanan dan melesat 36 persen secara tahunan. Danareksa IM berada di peringkat 6 pada Agustus 2020 dengan market share 5 persen. Pada Desember tahun lalu, AUM reksadana Danareksa IM tercatat Rp19,16 triliun dan berada di peringkat 7 dalam daftar top 20.
Pada Maret 2020, di saat semua MI mencatatkan AUM anjlok dalam akibat pandemi Covid-19, namun Danareksa IM menjadi salah satu yang masih bertahan dengan kinerja AUM stagnan 0 persen. Kemudian pada April 2020, Danareksa IM sudah berhasil pulih dan langsung melesat dengan kenaikan AUM 9 persen YtD dan 10 persen MoM. Pada saat itu, Danareksa IM menjadi satu-satunya MI dalam daftar top 20, yang membukukan kenaikan AUM YtD.
Tren kenaikan AUM Danareksa IM seolah tak bergeming dan tahan banting dari dampak pandemi Covid-19 di pasar modal. Kemudian pada Mei 2020, AUM Danareksa IM berlanjut Naik 11 persen YtD dan 2 persen MoM, namun pada Juni kenaikannya sedikit tertekan jadi 6 persen YtD akibat secara MoM minus 4 persen. Selanjutnya pada Juli 2020 AUM reksadana Danareksa IM meningkat 12 persen YtD jadi Rp25,46 triliun.
3. Manulife Aset Manajemen Indonesia
Manulife AM menjadi MI dengan kenaikan AUM tertinggi berikutnya pada Agustus 2020. Perseroan membukukan dana kelolaan reksadana Rp35,74 triliun pada Agustus, atau melesat 20 persen YtD, naik 6 persen secara bulanan dan meningkat 14 persen YoY. Dalam daftar top MI dana kelolaan terbesar, Manulife AM berada di peringkat 4 dengan share 7 persen. Pada Desember tahun lalu, AUM reksadana Manulife AM Rp27,79 triliun dan berada di peringkat 5 dalam daftar top 20.
Manulife sempat kehilangan dana kelolaannya pada Maret lalu hingga minus 7 persen secara YtD dan 12 persen secara bulanan. Kemudian pada April persentase penurunan YtD mengecil jadi 3 persen dan secara bulanan sudah berhasil naik 4 persen. Namun pada Mei, dana kelolaan Manulife kembali minus baik secara YtD -4 persen maupun bulanan -1 persen. Hingga pada Juni minus AUM YtD Manulife tinggal 1 persen dan pada Juli berhasil bangkit dan membukukan lonjakan AUM reksadana YtD hingga 14 persen.
4. BNP Paribas Asset Management
BNP AM membukukan kenaikan dana kelolaan reksadana 16 persen YtD pada Agustus 2020 menjadi Rp21,57 triliun. Secara bulanan AUM reksadana BNP AM naik 6 persen dan YoY melesat 25 persen. Perseroan berada di peringkat 10 dalam daftar top 20 MI dengan share 4 persen pada Agustus 2020. Pada Desember tahun lalu, BNP AM mencatatkan dana kelolaan Rp16,88 triliun yang juga berada di ranking 10 dengan share 3 persen.
Pada Maret 2020, kinerja AUM BNP AM sempat anjlok 5 persen secara YtD dan minus 8 persen secara bulanan, namun secara tahunan naik 2 persen. Minus kinerja dana kelolaan BNP AM secara YtD tersebut terus berlanjut hingga Juni 2020, yang saat itu masih negatif 1 persen. Kemudian pada Juli 2020, BNP AM bangkit dan pulih dari dampak pandemi dengan kenaikan AUM YtD 6 persen.
5. BNI Asset Management
BNI-AM menjadi MI berikutnya yang dana kelolaan reksadananya naik tertinggi secara YtD pada Agustus 2020. Bulan lalu, BNI-AM membukukan kenaikan AUM reksadana 16 persen YtD jadi Rp23,63 triliun, tumbuh 6 persen secara bulanan dan 10 persen secara tahunan. BNI-AM berada di ranking 7 dengan market share 5 persen. Pada Desember 2019, dana kelolaan reksadana BNI-AM Rp15,29 triliun dan berada di ranking 13 dengan market share 3 persen.
Sebagaimana Danareksa IM, pada Maret lalu BNI-AM juga berhasil bertahan dengan kinerja AUM stagnan 0 persen, saat dampak pandemi Covid-19 menekan kinerja AUM mayoritas MI jadi minus. Namun pada April 2020, AUM BNI-AM minus 1 persen baik secara MoM maupun YtD. Baru pada Mei, BNI-AM berhasil bangkit dan pulih dengan membukukan kenaikan AUM 2 persen YtD dan 3 persen MoM.
Pada Juni AUM BNI-AM melanjutkan tren kenaikan AUM-nya 5 persen YtD dan 3 persen MoM dan pada Juli AUM BNI-AM naik 9 persen YtD dan 4 persen secara bulanan jadi Rp22,19 triliun.
6. Syailendra Capital
Syailendra Capital menjadi MI selanjutnya yang membukukan kenaikan AUM reksadana secara YtD. Perseroan membukukan AUM reksadana Rp21,7 triliun naik 5 persen YtD, tumbuh 1 persen secara bulanan serta melonjak 10 persen secara tahunan. Syailendra berada di posisi 8 dalam daftar top 20 MI dengan share 4 persen. Pada akhir tahun lalu, AUM reksadana Syailendra Rp17,78 triliun yang juga berada di posisi 8 dalam daftar top 20 MI dan share juga 4 persen.
Pada Maret 2020, AUM reksadana Syailendra Capital minus 1 persen YtD dan turun 3 persen secara bulanan. Pada April penurunan AUM Syailendra Capital berlanjut jadi minus 2 persen YtD dan turun 1 persen MoM. Pada Mei dan Juni, penurunan AUM YtD Syailendra Capital semakin membesar jadi 4 persen, baru pada Juli AUM perseroan berhasil pulih dan melesat 4 persen YtD.
7. Eastspring Investments Indonesia
Eastspring Investments juga membukukan kenaikan AUM reksadana YtD 5 persen jadi Rp21,71 triliun, namun minus 2 persen secara bulanan dan melesat 15 persen secara tahunan. Dalam daftar top 20 MI, Eastspring berada di posisi 9 dengan share 4 persen. Pada Desember 2019, Eastspring masih di posisi 11 dengan AUM reksadana Rp16,67 triliun dan share 3 persen.
Pada Maret lalu, dana kelolaan Eastspring sempat anjlok 11 persen YtD dan 10 persen MoM. Kemudian pada April dan Mei penurunan AUM YtD Eastspring membengkak jadi masing-masing 8 persen. Pada Juni persentase penurunan AUM YtD mengecil jadi 4 persen. Baru pada Juli Eastspring berhasil pulih dari pandemi dengan mencatakan kenaikan AUM YtD 7 persen.
8. Bahana TCW Investment Management
Bahana TCW membukukan kenaikan AUM reksadana 4 persen secara YtD jadi Rp35,74 triliun, naik 3 persen secara bulanan dan 2 persen YoY pada Agustus 2020. Bulan lalu, Bahana TCW berada di posisi 3 dalam daftar top 20 MI AUM terbesar dengan market share 8 persen. Pada Desember tahun lalu, Bahana TCW masih berada di posisi 4 dengan AUM terbesar dengan AUM reksadana Rp38,7 triliun dan share juga sama 8 persen.
Pada Maret 2020, dana kelolaan reksadana Bahana TCW sempat anjliok 7 persen YtD, kemudian April mengecil penurunanya jadi 6 persen YtD, Mei minus 5 persen YtD, serta Juni satgnan atau 0 persen YtD. Artinya pada Juni 2020, Bahana TCW telah berhasil mengembalikan nilai dana kelolaannya seperti di level pra pandemi pada Desember 2019. Pada Juli 2020, AUM reksadana Bahana TCW sudah mulai naik 1 persen YtD.
9. Mandiri Manajemen Investasi
Mandiri Investasi (MMI) juga berhasil pulih dari dampak pandemi dengan kenaikan dana kelolaan reksadana 1 persen YtD pada Agustus 2020 jadi Rp45,38 triliun. Secara bulanan dan tahunan AUM reksadana MMI naik 2 persen. Bulan lalu, MMI jadi juara 2 MI dengan dana kelolaan terbesar dengan market share 9 persen, setelah pada Juli di ranking I. MMI harus kehilangan tahta juara AUM disalip Batavia PAM yang kenaikan AUM bulananya lebih kencang yakni 5 persen. Pada Desember tahun lalu, MMI juga berada di ranking 2 dengan AUM reksadana Rp42,03 triliun dan share juga 8 persen.
Pada Maret 2020, MMI harus rela kehilangan dana kelolaan hingga 11 persen YtD, minus 9 persen YoY dan negatif 12 persen MoM terdampak pandemi Covid-19. Kemudian pada April persentase penurunan AUM YtD MMI mengecil jadi 7 persen, Mei jadi minus 5 persen, namun pada Juni kembali membengkak jadi minus 8 persen YtD. Meski begitu, pada Juli 2020, Mandiri Investasi akhirnya berhasil menggenjot kinerja AUM reksadananya sehingga persentase minusnya tinggal 1 persen. Baru pada Agustus 2020, kinerja AUM reksadana MMI telah melampaui level Desember tahun lalu.
Nilai dana kelolaan dalam ulasan ini hanya menghitung dana kelolaan reksadana yang dijual kepada publik, tidak termasuk produk investasi alternatif seperti kontrak pengelolaan dana (KPD), efek beragun aset (EBA) dan lainnya.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report August 2020. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi [email protected] (cc: [email protected])
***
Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.