CEO Bahana TCW, Edward P. Lubis : Ini Strategi Kami Jaga Kinerja Tetap Positif
Bahana TCW juara 3 MI dengan Dana kelolaan terbesar di industri reksadana nasional
Bahana TCW juara 3 MI dengan Dana kelolaan terbesar di industri reksadana nasional
Bareksa.com - Direktur Utama PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW), Edward Parlindungan Lubis menyatakan Bahana TCW menunda penerbitan produk baru reksadana. Meski tertunda, dia memastikan Bahana TCW akan tetap menerbitkan produk baru reksadana.
"Penerbitan produk baru menjadi tertunda sambil melihat perkembangan pasar ke depan dan likuiditas dana di investor," kata Edward kepada Bareksa, Selasa (26/5/2020).
Bareksa mencatat, Bahana TCW menempati posisi ketiga sebagai manajer investasi (MI) dengan Dana kelolaan (asset under management/AUM) terbesar di industri reksadana nasional pada April 2020. Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2020 mencatat, dana kelolaan reksadana Bahana TCW pada April 2020 sebesar Rp38,34 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Bahana TCW tercatat menguasai market share reksadana nasional 8 persen. Sementara di industri reksadana syariah, Bahana tercatat menguasai pangsa pasar 9 persen. Dana kelolaan yang dimiliki Bahana TCW di industri reksadana syariah Rp5,12 triliun. AUM pada April 2020 tersebut, tercatat melonjak 450 persen secara tahunan/year on year (YoY) dan 109 persen secara year to date (YtD).
Strategi
Edward menyampaikan manajemen Bahana TCW telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja akan tetap bisa tumbuh positif di tengah dampak pandemi covid-19 yang melanda sektor keuangan di dunia termasuk Indonesia.
"Pendekatan kami untuk menjaga kinerja, antara lain pada reksadana pasar uang, tetap difokuskan pada penempatan instrumen yang pendek seperti deposito untuk menjaga likuiditas jangka pendek," katanya.
Sementara itu pada reksadana pendapatan tetap, mengalokasikan ke Surat Berharga Negara (SBN)/ Surat Berharga Syriah Negara (SBNS)/sukuk jangka pendek dan menengah pada seri yang ada dalam benchmark untuk kelincahan trading dan likuiditas.
"Sedangkan pada reksadana saham, Bahana fokus pada saham-saham perusahaan yang bertahan dalam kondisi pandemi saat ini seperti telekomunikasi, farmasi, konsumer dan sektor-sektor yang berbasis ekspor," ungkap Edward.
Sebagian isi artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan Industri reksadana Bareksa: Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report April 2020. Untuk berlangganan laporan ini sila hubungi m[email protected] (cc: [email protected]).
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.