BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Suku Bunga BI Dipangkas Jadi 4,25 Persen, Ini Imbasnya ke Reksadana Pasar Uang

23 Juni 2020
Tags:
Suku Bunga BI Dipangkas Jadi 4,25 Persen, Ini Imbasnya ke Reksadana Pasar Uang
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc

Reksadana pasar uang tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah kondisi pandemi

Bareksa.com - Dipangkasnya suku bunga acuan dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen, dinilai melahirkan potensi penurunan imbal hasil reksadana. Fund Manager Avrist Asset Management (Avrist AM), Ika Pratiwi Rahayu mengatakan dengan pergerakan suku bunga acuan yang berada dalam tren penurunan, imbal hasil reksadana pasar uang pun diproyeksikan akan ikut turun.

"Proyeksi imbal hasil reksadana pasar uang akan turun seiring dengan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) serta menyesuaikan dengan suku bunga penjaminan simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," kata Ika dilansir Kontan.co.id, Senin (22/6/2020).

Meski begitu, ia melanjutkan reksadana pasar uang masih punya prospek yang menarik ke depan. Ika menilai imbal hasil reksadana pasar uang masih akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan simpanan deposito.

"Reksadana pasar uang tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di tengah kondisi pandemi. Hal ini dikarenakan sifat produknya yang relatif likuid dan memiliki risiko rendah serta imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan simpanan deposito," lanjut Ika.

Produk Avrist

Salah satu produk reksadana pasar uang dari Avrist AM adalah Avrist Ada Kas Mutiara. Reksadana Avrist Ada Kas Mutiara berhasil tumbuh 0,46 persen secara bulanan sepanjang Mei. Kinerja tersebut lebih baik dari kinerja rata-rata reksadana pasar uang yang tumbuh 0,36 persen pada periode yang sama.

Jika sejak awal tahun, Avrist Ada Kas Mutiara telah mencatatkan pertumbuhan hingga 2,4 persen. Catatan tersebut juga lebih tinggi dari rata-rata reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta Money Market Fund Index yang tumbuh 2,02 persen.

Ika mengatakan, Avrist AM menggunakan strategi untuk memberikan imbal hasil yang menarik melalui penambahan porsi surat utang (obligasi atau sukuk) dengan tenor di bawah satu tahun pada portofolionya.

"Jika surat utang adalah surat utang korporasi maka pemilihan melalui proses yang selektif. Mulai dari segi rating dan proyeksi kinerja keuangan korporasi tersebut," jelas Ika.

Ika memproyeksikan dengan kondisi saat ini, imbal hasil reksadana pasar uang di akhir tahun ini akan ada di antara 5 persen hingga 5,3 persen.

(AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua