Rating RI Naik, Peluang Bagi Reksadana Pendapatan Tetap dan Campuran?
R&I menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+, dengan outlook stable
R&I menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+, dengan outlook stable
Bareksa.com - Lembaga pemeringkat kredit, Rating and Investment Information, Inc (R&I) menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+, dengan outlook stable. Sebelumnya pada April 2019, R&I memberikan peringkat utang Indonesia BBB dengan outlook stable.
Dalam laporannya, R&I menyatakan peningkatan rating berdasarkan atas sejumlah kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan. Kebijakan itu dinilai bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi, menjaga defisit fiskal, mempertahankan rasio utang pada tingkat yang rendah, menjaga cadangan devisa yang cukup untuk hutang luar negeri jangka pendek, dan mempertahankan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal.
Selain itu, R&I memandang positif upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas belanja untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memperkuat daya saing. R&I memperkirakan defisit APBN tahun 2020 akan sedikit berada di atas target pemerintah. Namun, R&I meyakini bahwa peningkatan defisit tersebut tidak akan mempengaruhi peringkat kredit.
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, R&I mencermati jumlah obligasi pemerintah yang dipegang oleh non-residen dan utang luar negeri dalam mata uang asing yang membuat struktur utang rentan terhadap fluktuasi di pasar keuangan global.
"R&I memandang penting sikap kebijakan yang fokus pada ekonomi makro, stabilitas dan disiplin fiskal, serta dorongan kuat untuk melakukan reformasi struktural," tulis R&I dalam keterangan resminya pada Rabu, (18/3).
Kenaikan peringkat utang R&I ini telah mengkonfirmasi kepercayaan R&I dan investor global tentang fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. Walaupun penyebaran virus corona diprediksi dapat menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah 5 persen pada 2020, R&I tetap berharap ekonomi Indonesia segera pulih setelah pandemik dapat diatasi.
"Harapan ini didukung oleh efektivitas kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tulis R&I.
Dengan meningkatnya peringkat utang Indonesia diharapkan bisa berpengaruh signifikan terhadap produk investasi yang memiliki underlying surat utang negara (SUN). Seperti misalnya, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran yang memiliki underlying di surat utang.
Berdasarkan data Bareksa, terdapat 199 reksadana pendapatan tetap yang ada di Bareksa. Dari data tersebut, sekitar 80 reksadana mencatatkan imbal hasil positif dalam satu tahun.
Bahkan, ada lima reksadana yang bisa membukukan imbal hasil di atas 5 persen dalam satu tahun. Adapun kelima reksadana tersebut adalah Sucorinvest Bond Fund dari PT Sucor Asset Management, MRS Bond Kresna dari PT Kresna Asset Management, Cipta Bond dari PT Ciptadana Asset Management, Manulife Obligasi Negara Indonesia II dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia dan Reksa Dana Syariah Majoris Sukuk Negara Indonesia dari PT Majoris Asset Management.
Reksadana ini tetap membukukan imbal hasil positif, meski saat ini indeks saham dan nilai tukar rupiah dihantam sentimen dampak penyebaran wabah virus corona.
NAV 5 reksadana pendapatan tetap satu tahun
Sumber : Bareksa
Sementara untuk reksadana campuran, sebanyak 35 reksadana campuran yang ada di Bareksa masih mencatatkan imbal hasil yang kurang bagus untuk tenor satu tahun dan tiga tahun. Pasalnya, selain surat utang, saham juga menjadi underlying reksadana campuran dan saat ini kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) masih bergerak volatil.
Meski begitu, reksadana campuran masih mampu mencatatkan imbal hasil positif untuk tenor 5 tahun. Bareksa mencatat, dari 35 reksadana campuran yang ada di Bareksa, sebanyak 10 reksadana mencatatkan imbal hasil yang positif dan tiga di antaranya bahkan membukukan imbal hasil di atas 20 persen.
NAV 3 reksadana campuran 5 tahun
Sumber : Bareksa
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.