BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Reksadana Pendapatan Tetap & Campuran Dominasi Pekan Ketiga Mei, Ini Daftarnya

19 Mei 2020
Tags:
Reksadana Pendapatan Tetap & Campuran Dominasi Pekan Ketiga Mei, Ini Daftarnya
Petugas keamanan berdiri di samping grafik pergerakan saham dan patung banteng wulung di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 5,47 poin atau 0,1 persen ke posisi 5.524,09. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Masuknya dua reksadana campuran dalam daftar 10 reksadana dengan imbal hasil tertinggi cukup menarik

Bareksa.com - Kinerja reksadana periode 11-15 Mei 2020 atau pekan ketiga Mei sedikit berubah dibandingkan dengan pekan kedua. Jika pada pekan kedua atau periode 4-8 Mei, reksadana yang mampu mencatatkan kinerja cemerlang didominasi reksadana pendapatan tetap dan pasar uang, maka pada pekan ketiga didominasi reksadana pendapatan tetap dan campuran.

Tercatat dalam daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, dari top 10 reksadana return tertinggi sepekan per 15 Mei, 8 di antaranya ialah reksadana pendapatan tetap dan 2 sisanya ialah reksadana campuran. 10 reksadana itu membukukan imbal hasil 1,63 persen hingga 2,77 persen sepekan.

Top 10 Reksadana Return Tertinggi Periode 11.-15 Mei 2020

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration
Sumber : Bareksa

1. Manulife Obligasi Unggulan Kelas A

Posisi pertama daftar top 10 reksadana imbal hasil tertinggi sepanjang pekan lalu ialah Manulife Obligasi Unggulan Kelas A. Reksadana pendapatan tetap besutan Manulife Aset Manajemen Indonesia berhasil menjadi juara dengan imbal hasil 2,77 persen.

Per April 2020, reksadana ini mengelola dana Rp304,3 miliar atau sedikit naik dibandingkan Maret 2020 yang sebesar Rp296,7 miliar. Level AUM tertinggi pada Agustus 2019 senilai Rp1,29 triliun. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian hanya Rp10.000.

Illustration
Sumber : Bareksa

2. Bahana Dana Infrastruktur

Reksadana campuran kelolaan Bahana TCW Investment Management ini berada di posisi kedua dengan imbal hasil 2,5 persen sepekan. Reksadana ini mengelola dana Rp17,2 miliar per April 2020, dan bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000.

Illustration
Sumber : Bareksa

Apa rahasia reksadana campuran ini tahan banting dan catat kinerja cemerlang? Berdasarkan fund fact sheet Maret 2020, top portofolio reksadana ini ialah obligasi pemerintah, saham Astra International Tbk, Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Adaro Energy Tbk, dan Semen Indonesia (Persero) Tbk.

3. Victoria Obligasi Negara

Reksadana pendapatan tetap milik Victoria Manajemen Investasi ini berada di posisi ketiga dengan imbal hasil 2,44 persen sepekan. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa minimum pembelian awal Rp100.000 dengan dana kelolaan per April 2020 senilai Rp13,36 miliar.

Illustration
Sumber : Bareksa

4. Sucorinvest Flexi Fund

Illustration
Sumber : Bareksa

Reksadana campuran kelolaan Sucorinvest Asset Management berada di posisi keempat dengan imbal hasil 1,94 persen sepekan. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal Rp100.000.

Portofolio investasi reksadana ini menurut fund fact sheet April 2020 ialah saham KMI Wire & Cable Tbk, Samindo Resources Tbk, Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk, Obligasi Global Mediacom Tbk, dan Obligasi Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.

5. Schroder Dana Mantap Plus II

Reksadana pendapatan tetap kelolaan Schroders Indonesia berada di posisi kelima dengan return 1,73 persen sepekan. Reksadana ini bisa dibeli di Bareksa minimum pembelian awal Rp100.000.

Dana kelolaan reksadana ini per April 2020 ialah Rp1,93 triliun.

Illustration
Sumber : Bareksa

Masuknya dua reksadana campuran dalam daftar 10 reksadana dengan imbal hasil tertinggi sepanjang pekan lalu, memang cukup menarik. Sebab sepanjang pekan lalu Indeks Harga Saham Gabungan mengalami pelemahan. Adapun reksadana campuran termasuk jenis reksadana yang berbasis saham yang rentan mengikuti pergerakan pasar saham.

IHSG selama sepekan lalu ditutup di zona merah dengan penurunan 89,82 poin atau 1,95 persen pada perdagangan 11 - 15 Mei 2020 ke level 4.507,607 dari 4.597,430 pada pekan sebelumnya. Seiring dengan itu, nilai kapitalisasi pasar BEI selama sepekan terakhir juga mengalami perubahan yang sama dengan IHSG yaitu 1,95 persen, ke posisi Rp5.212,719 triliun dari sebelumnya Rp5.316,527 triliun pada pekan sebelumnya.

Pada perdagangan terakhir, Jumat (15/5/), investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp1,094 triliun, sedangkan sepanjang tahun 2020, jual bersih asing tercatat Rp24,919 triliun.

Sentimen perdagangan sepanjang pekan lalu di antaranya rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat neraca dagang Indonesia di April defisit US$350 juta. Kinerja ekspor pada bulan April 2020 tercatat US$12,19 miliar, jika dibandingkan Maret 2020 atau secara month to month (mtm) mengalami penurunan 13,33 persen dari US$14,07 miliar menjadi US$12,19 miliar. Sementara jika, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) kinerja ekspor mengalami penurunan 7,02 persen dari US$13,11 miliar.

Reksadana ialah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana juga diartikan, sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi.

Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.

Sebaiknya, jenis reksadana yang dipilih bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker atau low-risk taker. Jika kita kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.

Namun, jika kita cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Sementara jika kita cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).

Selalu sesuaikan instrumen investasi dengan profil risiko dan target investasi kamu.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua