IHSG Makin Turun Tajam, Reksadana Pendapatan Tetap Dominasi Juara Return Harian
IHSG kemarin turun tajam 4,42 persen ke level 4.690.657 dan mendekati level terendah sejak Februari 2016
IHSG kemarin turun tajam 4,42 persen ke level 4.690.657 dan mendekati level terendah sejak Februari 2016
Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan ketiga di Maret 2020, bursa saham Tanah Air kembali harus mengalami turbulensi hebat. Pada Senin (16/03/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun tajam 4,42 persen ke level 4.690.657 dan mendekati level terendah sejak Februari 2016 di level 4.639,914 yang dicapai Jumat (13/03/2020) pekan lalu.
Pelemahan lebih dari 4 persen yang terjadi kemarin hampir saja memicu penghentian sementara selama 30 menit (trading halt) seperti yang terjadi pada pekan lalu.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus mengalami trading halt selama 30 menit sebanyak 2 kali di hari Kamis dan Jumat pekan lalu akibat merosot lebih dari 5 persen. Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5 persen atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.
Promo Terbaru di Bareksa
Bursa saham global, termasuk IHSG gagal bangkit pada perdagangan kemarin meski bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga secara agresif dan mengaktifkan kembali program pembelian aset (quantitative easing/QE).
Dini hari kemarin (Ahad malam waktu AS) The Fed mengumumkan memangkas suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25 persen. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015.
Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali QE senilai US$700 miliar. Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan 125 bps menjadi 0,25 persen dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari.
Pemangkasan suku bunga agresif The Fed dilakukan demi melindungi perekonomian Negeri Paman Sam dari dampak negatif pandemi virus corona.
Namun apa daya, nyatanya pelaku pasar masih dibuat khawatir oleh pandemi virus corona yang berisiko menekan pertumbuhan ekonomi global, juga ekonomi AS.
Reksadana Pendapatan Tetap Dominasi Return Harian
Di tengah kondisi bursa saham yang anjlok parah pada perdagangan kemarin, hal tersebut tentu membuat kinerja reksadana secara umum turut mengalami tekanan serupa.
Namun di sisi lain, ternyata reksadana pendapatan tetap justru masih mampu mencatatkan kinerja positif pada perdagangan kemarin.
Reksadana Return Tertinggi Harian per 16 Maret 2020
Sumber: Bareksa
Berdasarkan reksadana yang dijual di Bareksa, 10 besar reksadana dengan return harian tertinggi seluruhnya ditempati oleh produk reksadana pendapatan tetap, menandakan jenis reksadana ini cenderung lebih stabil di tengah sentimen negatif yang ada, meskipun memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan reksadana pasar uang.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Adapun reksadana pendapatan tetap wajib menempatkan minimal 80 persen portofolionya dalam efek surat utang atau obligasi. Maka dari itu, reksadana ini sangat terpengaruh dengan pasar obligasi.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.