BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

IHSG Makin Terperosok Akibat Corona, Hanya Reksadana Ini yang Bertahan

Bareksa16 Maret 2020
Tags:
IHSG Makin Terperosok Akibat Corona, Hanya Reksadana Ini yang Bertahan
Pekerja melihat layar pergerakan saham di Jakarta, Senin (9/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Senin (9/3/2020) sore, ditutup melemah 6,58 persen atau 361,73 poin ke level 5.136,80 yang merupakan level terendah sejak Desember 2016. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

IHSG merosot 10,75 persen ke level 4.907 sepanjang pekan kedua Maret 2020

Bareksa.com - Mengakhiri pekan kedua di Maret 2020, bursa saham Tanah Air mengalami momen mencekam sepanjang pekan lalu. Dalam periode 9 – 13 Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 10,75 persen ke level 4.907,57, menjadikannya kinerja mingguan terburuk sejak bulan Oktober 2008.

Tidak hanya mengalami pekan yang menakutkan, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan harus mengalami penghentian perdagangan sementara (trading halt) selama 30 menit sebanyak 2 kali di pekan ini akibat merosot lebih dari 5 persen.

Sesuai dengan kebijakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perdagangan bursa saham akan dihentikan selama 30 menit jika IHSG anjlok 5 persen atau lebih, sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.

Promo Terbaru di Bareksa

Tak lain dan tak bukan, penyebab utama aksi jual di bursa saham tersebut adalah penyebaran wabah virus corona atau COVID-19 yang melonjak di luar China. Wabah yang sudah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) ini dikhawatirkan akan menekan pertumbuhan ekonomi global cukup dalam.

Lembaga riset global, Moody's Analytics, memprediksi virus corona Wuhan (Covid-19) dapat menekan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 menjadi tinggal 5,4 persen dari angka pertumbuhan tahun lalu 6 persen.

Selain berdampak pada ekonomi China, ekonomi AS juga akan diprediksi akan melambat 0,6 ppt (persentase poin) dan hanya dapat tumbuh 1,3 persen pada kuartal I 2020. Tahun ini, ekonomi AS diprediksi melambat 0,2 ppt dari prediksi awal 2 persen atau artinya hanya tumbuh 1,7 persen.

Dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di China dan AS itu, maka dampaknya diprediksi dapat membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat 0,4 ppt menjadi 2,4 persen tahun ini dari prediksi awal 2,8 persen

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati juga pernah menyatakan jika perekonomian China melambat 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi RI bisa terpangkas 0,3-0,6 persen.

Itu baru China saja, belum lagi negara-negara lainnya, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan. Pelambatan ekonomi tersebut bisa lebih buruk lagi, jika wabah virus corona berlanjut hingga kuartal II tahun ini.

Hanya Reksadana Pasar Uang yang Bertahan

Kondisi bursa saham yang anjlok parah sepanjang pekan lalu, turut memberikan tekanan hebat bagi seluruh kinerja reksadana secara umum.

Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang terparah dengan ambrol 9,9 persen, kemudian disusul oleh indeks reksadana campuran yang merosot 6,06 persen.

Illustration
Sumber: Bareksa

Adapun berikutnya indeks reksadana pendapatan tetap juga ikut terkoreksi 2,16 persen. Hanya reksadana pasar uang yang mampu bertahan dengan penguatan tipis 0,02 persen.

Sebagai informasi, reksadana pasar uang memang sangat defensif terhadap gejolak pasar saham karena menempatkan dananya ke dalam instrumen pasar uang.

Lalu apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portfolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.

Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama, reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana adalah instrumen yang bebas pajak.

Kedua, reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.

Walaupun demikian investor tidak boleh lupa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.

Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun), Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.

(KA01/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua