Reksadana Pasar Uang Bisa Jadi Alternatif Investasi Saat IHSG Ambyar
IHSG ditutup anjlok parah 6,58 persen ke level 5.136,81 kemarin, menjadi koreksi terdalam sejak 23 September 2011
IHSG ditutup anjlok parah 6,58 persen ke level 5.136,81 kemarin, menjadi koreksi terdalam sejak 23 September 2011
Bareksa.com - Mengawali perdagangan pekan kedua di Maret 2020, bursa saham Tanah Air mengalami “luka parah” hingga berakhir dengan koreksi harian terdalam hampir sembilan tahun lalu.
Pada perdagangan Senin (09/03/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok parah 6,58 persen ke level 5.136,81, menjadi koreksi terdalam sejak 23 September 2011.
IHSG terus bergerak tertatih-tatih sejak awal tahun ini akibat tekanan dari merebaknya wabah corona. Virus yang diberi nama COVID-19 oleh WHO kini telah menginfeksi 110.146 di 106 negara.
Promo Terbaru di Bareksa
Lonjakan kasus kini terjadi di luar China dengan Korea Selatan (7.478 kasus), Italia (7.375 kasus) dan Iran (6.566 kasus) menjadi tiga negara yang melaporkan kasus infeksi corona terbanyak di dunia setelah China.
Negara Eropa lain yang juga sudah terjangkit COVID-19 selain Italia ada Perancis (1.209 kasus) dan Jerman (1.040 kasus) yang sudah melaporkan lebih dari 1.000 kasus per 9 Maret 2020, mengacu pada data kompilasi John Hopkins University CSSE.
Sejak diumumkannya lonjakan kasus virus corona di luar China, bursa saham global bergerak dengan volatilitas tinggi. Tekanan jual yang signifikan membuat mayoritas bursa saham utama kawasan Asia tertekan hebat sejak awal tahun.
Dampak corona memang cukup mengerikan. Bukan hanya membuat ratusan ribu orang di dunia sakit, tetapi ekonomi global dan pasar keuangan dibuatnya tak berdaya. IHSG pun jadi korbannya dan bergerak tertatih-tatih dalam tekanan hingga kemarin.
Reksadana Pasar Uang Bisa Jadi Alternatif Investasi
Di tengah kondisi bursa saham yang mengalami takanan berat, tentu banyak instrumen investasi yang juga terdampak, termasuk reksadana yang berbasiskan saham dalam portofolionya. Alhasil banyak investor yang mungkin bingung untuk memilih jenis investasi yang aman.
Untuk mengatasi kekhawatiran akan turunnya nilai investasi, anda bisa mencoba mengalihkan dana untuk diinvestasikan ke dalam reksadana pasar uang.
Sumber: Bareksa
Pada perdagangan kemarin, berdasarkan reksadana yang dijual Bareksa, top 10 imbal hasil (return) harian tertinggi pun semuanya ditempati oleh reksadana pasar uang, yang menandakan reksadana jenis sangat kebal terhadap gejolak pasar keuangan.
Sekadar informasi, reksadana pasar uang ialah reksadana yang menempatkan seluruh dana kelolaan atau aset investor pada instrumen pasar uang.
Lalu apa yang disebut sebagai instrumen pasar uang? Instrumen pasar uang adalah efek utang yang jatuh temponya kurang dari setahun, misalnya sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan bisa juga obligasi selama jatuh temponya kurang dari satu tahun. Dengan isi portfolio tersebut reksadana pasar uang menjadi reksadana yang relatif paling aman.
Reksadana pasar uang memiliki beberapa keunggulan yang cukup menarik. Pertama reksadana ini umumnya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito, harap diingat bunga deposito terkena pajak 20 persen, sedangkan reksadana adalah instrumen yang bebas pajak.
Reksadana pasar uang juga memiliki likuiditas yang tinggi, subscription (pembelian unit reksadana) ataupun redemption (penjualan kembali unit reksadana) dapat dilakukan kapanpun dan tanpa biaya. Dengan karakteristik tersebut tentu investor dapat mencoba menggunakan reksadana pasar uang sebagai alternatif deposito.
Walaupun demikian investor tidak boleh lupa bahwa reksadana adalah instrumen investasi sehingga berbeda dengan deposito yang masih dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bila sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan reksadana pasar uang walaupun isinya sebagian besar adalah deposito namun instrumen ini tidak ada yang menjamin.
Reksadana pasar uang memang cocok bagi investor pemula atau investor yang ingin menjaga nilai uangnya dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun).
Likuiditas yang tinggi dan imbal hasil setara deposito menjadi salah satu daya tarik dari reksadana ini sehingga bila sewaktu-waktu pasar modal mengalami koreksi investor dapat segera melakukan switching ke jenis reksadana lainnya.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.