Dirut Bahana TCW, Edward L : Pasar Fluktuatif, Optimistis Raih AUM Rp53 Triliun
Yield SUN 10 tahun diprediksi berpeluang turun jadi 6,3 persen
Yield SUN 10 tahun diprediksi berpeluang turun jadi 6,3 persen
Bareksa.com - PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) menargetkan, dana kelolaan (asset under management/AUM) pada 2020 bisa bertumbuh 7-10 persen ke angka Rp 53 triliun. Nilai AUM ini meningkat dibandingkan realisasi pada 2019 yang sebesar Rp48,98 triliun.
Presiden Direktur Bahana TCW Edward Lubis mengatakan untuk mencapai target AUM, perseroan akan terus melakukan inovasi produk investasi dan meningkatkan kesadaran investor ritel untuk tetap berinvestasi di tengah pasar yang fluktuatif.
“Di tengah ketidakpastian kondisi geopolitik global, kami bersyukur Bahana TCW masih bisa mempertahankan kinerja reksadana, terus bertumbuh dan dipercaya dalam mengelola dana investasi nasabah,” jelas Edward di Jakarta belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investmen Management Budi Hikmat menambahkan pihaknya juga optimistis bisa mencapai target pada tahun ini. Hal ini didukung oleh kondisi pasar saham dan obligasi.
Dia mengungkapkan, dengan kebijakan quantitative easing oleh bank sentral negara maju, likuiditas modal asing akan terlebih dahulu mengalir ke surat utang negara (SUN) yang menawarkan imbal hasil menarik dibanding surat utang negara berkembang lain. Kenaikan harga SUN meningkatkan optimisme investor untuk berinvestasi di pasar saham yang juga ditopang oleh penguatan daya beli.
Selanjutnya, faktor positif likuiditas terlihat dengan mulai kembali masuk dana investor asing setelah keluar selama tiga tahun terakhir. Adapun faktor valuasi seperti price to earning ratio Bursa Saham Indonesia relatif murah dibanding bursa saham Amerika Serikat dan India. Sementara, faktor laba (earnings) perusahaan kendati menjadi faktor paling akhir, namun sudah menunjukkan perbaikan dengan taksiran konsensus sekitar 9 persen.
“Bahana TCW optimis dengan prospek investasi baik untuk SUN dan saham. Kami memprediksi yield SUN 10 tahun berpeluang turun hingga 6,3 peren dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada level 6.900 pada akhir tahun ini.” ungkap Budi.
Adapun untuk pencapaian pada 2019, AUM tersebut bertumbuh signifikan dibandingkan 2018. Pada 2018, Bahana TCW mencatatkan AUM Rp47,97 triliun.
Dengan pencapaian total AUM tersebut, anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini menduduki posisi ketiga manajer investasi dengan AUM tertinggi dalam industri reksadana. Produk reksadana pendapatan tetap (fixed income) menjadi produk terfavorit pilihan nasabah, dengan total dana kelolaan paling besar di antara jenis produk reksadana lainnya.
Sementara dilihat dari jumlah investor, dana kelolaan perseroan paling banyak dikontribusi oleh investor institusional. Namun, Bahana TCW juga berhasil meningkatkan jumlah investor retail untuk berinvestasi di produk reksadana Bahana TCW. Hal ini dilakukan baik melalui agen penjual reksadana seperti perbankan, maupun channel digital seperti marketplace dan BahanaLink.
"Pertumbuhan jumlah pengguna aktif nasabah ritel BahanaLink per akhir 2019 mencapai 16.351 orang," kata dia.
Untuk kali pertama, Bahana TCW juga menjual produk reksadana indeks pendapatan tetap Asian Bond Fund Index Bond Fund (ABF) ke investor ritel. Produk ini merupakan satu-satunya produk index bond fund di industri yang mengikuti (tracking) indeks Markit iBoxx ABF Indonesia.
Hingga akhir 2019 lalu, tercatat 1.170 investor berinvestasi di produk ABF yang dibentuk oleh Executive Meeting of East Asia and Pacific Central Bank (EMEAP), yakni sebagai investor sponsor utama yang menggagas penerbitan Indeks iBoxx ABF Indonesia. Awalnya, produk reksadana ini ditargetkan hanya untuk investor institusi dengan pembelian minimal Rp1 miliar. Namun sejak 2019, Bahana TCW mulai memasarkan ke ranah ritel dengan nilai investasi minimal Rp1 juta.
"Ke depan, jumlah minimum investasi akan kami turunkan menjadi Rp100.000 agar lebih terjangkau bagi para investor khususnya melalui channel digital," papar dia.
Secara total, Bahana TCW telah merilis sebanyak 21 produk reksadana, terdiri dari 15 produk reksadana tertutup, dua produk reksadana penyertaan terbatas (RDPT), dan sisanya adalah KIK EBA, reksadana pasar uang, reksadana saham, dan reksadana ETF saham.
Sementara itu berdasarkan data Bareksa, Bahana TCW membukukan AUM Rp39,18 triliun pada 2019. Nilai ini meningkat dibandingkan akhir 2018 yang mencapai Rp37,81 triliun.
AUM Bahana TCW 2019
Sumber : Bareksa
Dari sisi produk, perseroan memiliki 184 produk. Produk ini terdiri dari tiga reksadana campuran, dua reksadana indeks dan ETF, 10 reksadana pasar uang, 24 reksadana pendapatan tetap, empat reksadana penyertaan terbatas, 10 reksadana saham, dan sisanya adalah reksadana terproteksi.
Dari produk-produk tersebut, salah satu produk yang membukukan AUM terbesar adalah reksadana indeks dan ETF ABF IBI Fund. Produk ini diluncurkan pada 25 Mei 2005 dan berhasil membukukan AUM sebsar Rp4,04 triliun. Reksadana ini bisa memberikan imbal hasil hingga 29,69 persen dalam tiga tahun dan 42,8 persen dalam lima tahun.
NAB ABF IBI Fund
Sumber : Bareksa
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut, nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Sebagaimana dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksadana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksadana memberikan imbal hasil (return) dari pertumbuhan nilai aset-aset yang ada di dalam portofolionya. Imbal hasil ini potensinya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito atau tabungan bank.
Jenis reksadana yang dipilih, bisa disesuaikan dengan karakter kita apakah seorang high-risk taker, medium-risk taker, atau low-risk taker. Jika kurang berani untuk mengambil risiko rugi, bisa memilih reksadana pasar uang.
Sementara jika cukup berani tapi masih jaga-jaga untuk tidak terlalu rugi, bisa coba fixed income (reksadana pendapatan tetap) atau balanced (reksadana campuran). Jika cukup berani ambil risiko, bisa berinvestasi di reksadana saham (equity).
Perlu diketahui soal reksadana, selain aman karena diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana juga berpotensi memberikan imbal hasil optimal, bukan objek pajak, serta sangat berpeluang bisa mengalahkan angka inflasi.
Demi kenyamanan berinvestasi pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu ya.
(K09/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.