CEO Trimegah AM, Antony Dirga : Ekonomi Challenging, Optimistis AUM Tumbuh 15%
Dana kelolaan reksadana Trimegah AM hingga akhir November 2019 mencapai Rp19 triliun
Dana kelolaan reksadana Trimegah AM hingga akhir November 2019 mencapai Rp19 triliun
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019, diposisi 5,02 persen. Kementerian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 akan di atas 5 persen dan atau, sesuai asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3 persen.
Berbagai lembaga baik dari dalam negeri maupun internasional menilai, perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh ekonomi global. Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat namun masih di kisaran 5 persen. Sementara JP Morgan seperti dikutip CNBC Indonesia (19/11/19), memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2019 hanya tumbuh 4,9 persen.
Adalah perang dagang antara dua raksasa ekonomi Amerika Serikat (AS) - China yang berlangsung sejak awal 2018. Serta, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump yang juga ditampilkannya pada laman media sosial Twitter, dinilai banyak kalangan yang menimbulkan efek domino bagi ekonomi dan pasar keuangan global. Perekonomian Indonesia dinilai tidak lepas dari pengaruh perang dagang tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski begitu, banyak pula lembaga ekonomi serta pelaku pasar yang menilai, perekonomian Indonesia masih tergolong baik bahkan laju pertumbuhan ekonomi masih cenderung tinggi dibandingkan negara lain di dunia.
Nah, bagaimana dampak sentimen global yang dinilai telah menekan perekonomian Indonesia termasuk sektor pasar modal? Direktur Utama PT Trimegah Asset Management, Antony Dirga, menyatakan tahun ini merupakan tahun yang penuh tantangan bagi semua sektor industri. Meskipun ekonomi Indonesia dinilai baik, namun kondisi ekonomi global kurang kondusif.
"Tapi karena mungkin ekspektasi kita cukup tinggi di awal tahun, jadi dengan berjalannya waktu maka ekspektasi yang terlalu tinggi itu direspons dengan kinerja di market yang juga agak berat," ujarnya di kantornya, Kamis pekan lalu.
Dana Kelolaan Trimegah Asset Management (Rp)
Sumber : Bareksa
Seperti apa dampak ketidakpastian ekonomi global terhadap bisnis PT Trimegah AM? Bagaimana proyeksi dan target kinerja perseroan tahun depan? Berikut petikan wawancara Bareksa dengan Antony :
Bagaimana Anda melihat kondisi perekonomian pada tahun ini?
Tahun ini merupakan tahun yang cukup challengging untuk semua sektor industri. Ekonomi global kurang kondusif meski ekonomi kita sebenarnya baik-baik saja. Tapi karena mungkin ekspektasi kita cukup tinggi di awal tahun, jadi dengan berjalannya waktu maka ekspektasi yang terlalu tinggi itu direspons dengan kinerja di market yang juga agak berat.
Namun untuk industri secara mikro di industri reksadana, saya kira (kinerja) kami masih berkembang. Kami di Trimegah pun masih berkembang.
Soal kinerja, bagaimana dengan pencapaian dana kelolaan Trimegah AM?
Dana kelolaan (AUM) reksadana Trimegah Asset Management tahun ini hingga akhir November mencapai Rp19 triliun. Dengan situasi global saat ini, pencapaian tersebut cukup berat jadi kalau dibilang cukup puas, ya belum puas meski year on year tumbuh. Tapi, kalau melihat kembali kondisi global yang challenge, pencapaian itu respectable.
Bagaimana target dana kelolaan tahun depan?
Kami memproyeksikan dana kelolaan di 2020 bisa tumbuh 15 persen. Tahun depan kami lebih optimistis karena meskipun ekonominya lebih challenging dari perspektif policy, yang menimbulkan ketidakpastian kan Trump yakni perseteruan perang dagang antara Amerika dan China.
Jadi bagaimana potensi kinerja 2020 dengan situasi ekonomi global dan dalam negeri saat ini?
Tahun depan, faktor eksternal akan tetap kuat namun perlu ditekankan positifnya adalah likuiditas di market kita bertambah. Beberapa negara maju termasuk Amerika sudah kembali melakukan quantitave easing. Likuiditas ini akan mengalir, biasanya ketika bank sentral terutama yang negara maju melakukan quantitave easing atau easy monetary policy, likuiditas akan mencari rumah dan salah satu tujuannya adalah negara berkembang atau emerging market.
Sejumlah teman-teman boleh saja complain dengan growth yang dianggap kurang, tapi menurut saya very respectable 5 persen. Tidak banyak negara-negara di seluruh dunia yang masih bisa tumbuh 5 persen.
Kita selalu respectable dan saya selalu mengajak nasabah-nasabah kami jangan menjadi yang paling bearish, nanti orang asing bullish dengan negara kita. Saya katakan, kita harus tetap optimistis karena likuiditas ini akan mengalir pada akhirnya dan Indonesia akan mendapatkan benefit.
Bagaimana dengan komposisi investor Trimegah Asset Management?
Saat ini ada 40 ribu account, dengan porsi investor institusi di Trimegah AM dari sisi aset sebanyak 80 persen dan sisanya 20 persen investor ritel. Sedangkan kalau dari sisi account, lebih banyak yang individu atau investor ritel tapi, meski investor institusi lebih sedikit tapikan dananya lebih besar.
Pendorong utama kinerja Trimegah Asset Management?
Tahun ini, untuk reksadana saham saya kira sejalan dengan market di mana marketnya sangat sulit. Selama ini kami menekankan, reksadana apapun kami menekankan konsistensi.
Kita memang tidak menjadi nomor satu, bagi kami Trimegah Asset Management adalah bisnis manajemen investasi itu tentang integritas yang harus kita bangun dan ada proses di dalamnya. Bisnis kepercayaan di mana integritas penting dan proses penting.
Teman-teman di Trimegah Asset selalu saya ajak gigih karena market sulit pun harus terus kita coba, berani dan mengelola sebaik-baiknya. Satu lagi, saya sampaikan untuk setia yaitu setia pada nasabah makanya harus pikirkan yang terbaik untuk nasabah.
Kita ingin to be yang konsisten. Untuk menjadi nomor satu kan kadang harus berinvestasi dengan risiko tinggi, nah kita menganggap konsep risiko harus terukur dan kita ingin menjadi partner yang baik dari tahun ke tahun secara konsisten. Kami percaya bisnis kami long time investment.
Bagaimana perkiraan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun?
Kami optimistis sampai akhir tahun. Sekali lagi faktor internal kita tidak masalah tapi terkait faktor eksternal, memang sulit untuk diterka sikap Presiden AS Trump (terkait perang dagang Amerika dengan China, red).
Dari sisi internal, kami sangat excited dengan Kabinet baru Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo), kami yakin ada gairah perubahan yang akan terjadi dan pastinya positif dari sisi internal. Jadi jelas, challenge masih dari sisi external di mana Trump sulit ditebak dan mungkin saja sengaja demikian.
Kami kira IHSG di akhir tahun akan berada di posisi 6.300-6.400 jadi mengarah flat untuk positif.
Bagaimana dengan potensi reksadana syariah?
Industri keuangan syariah kita berada pada posisi nomor 3 di dunia setelah Arab Saudi dan Malaysia. Dengan potensi yang ada, harusnya kan kita nomor satu di dunia tapi belum saat ini.
Reksadana syariah kita masih Rp40 triliunan, jauh dari tetangga kita Malaysia yang jumlah penduduknya hanya 30 jutaan tapi sudah memiliki dana kelolaan Rp400 triliunan. Tapi jika melihat perkembangan perbankan syariah, kami optimistis.
Perbankan syariah selama 5 tahun terakhir, tumbuh 15 persen per tahun di mana itu lebih besar dibandingkan perbankan konvensional yang yang hanya tumbuh 10 per tahun. Sementara secara paralel industri kita, reksadana syariah tumbuh hampir 30 persen, lebih besar dari reksadana konvensional yang hanya tumbuh 20 persen.
Jadi kami melihat, potensi reksadana syariah masih sangat besar. Terkait itu dan juga melihat perspektif internal, kami melengkapi produk reksadana syariah.
Pada 5 Desember, kami meluncurkan Trimegah Dana Tetap Syariah. Sebelumnya, Trimegah Asset Management telah menerbitkan sejumlah reksadana syariah dengan jenis berbeda, yakni TRIM Syariah Saham pada reksadana saham syariah, TRIM Syariah Berimbang pada reksadana campuran syariah, dan Trimegah Kas Syariah pada reksadana pasar uang syariah.
Soal investor pemula di pasar reksadana, apa saran Bapak untuk mereka?
Kebetulan kami pada tahun ini melakukan media campaign #beranikandirimu bersama Trimegah. Intinya sih kita mengajak teman-teman investor untuk berani keluar dari zona nyaman.
Investor individu kita, SID Account (single investor identification,red) terakhir sudah bertumbuh selama 4 tahun terakhir, dari sekitar 400 ribu menjadi 2,6 juta investor secara keseluruhan baik di saham, reksadana dan sebagainya.
Menurut saya, kita berada di saat-saat exciting. Di mana mungkin beberapa tahun ke depan, masa-masa yang kita tunggu selama ini yaitu penetrasi dari inkluasi keuangan sudah dimulai.
Makanya saya bilang ke teman-teman milenial yang banyak joint dengan adanya agen-agen penjual fintech termasuk Bareksa, itu semua sangat mendukung inklusi keuangan di negara kita ini. Ajakan kami di Trimegah, harus berani keluar dari zona nyaman dan harus melirik serta berinvestasi di reksadana.
Jadi mulai menabung, entah menabung saham atau menabung reksadana untuk masa depan. Hitung-hitungannya, kalau investasi reksadana sebaiknya jangka panjang dan sebaiknya uang yang disisihkan atau financial planning istilahnya.
Kembali kami ajak untuk kita semua untuk tetap optimistis. Ada memang ketidakpastian global dan banyak orang pesimistis, tapi kami terus mengajak untuk kita tetap optimistis.
Bagaimana cara agar milenial mampu mengelolaa keuangannya, di satus sisi mereka memiliki 'ongkos pergaulan' seperti untuk hangout namun di sisi lain tetap investasi?
Kami sendiri terus memberikan edukasi keuangan melalui laman media sosial. Kita harus mau berani belajar dan keluar zona nyaman. Zona nyaman itu bisa juga merasa asik-asik aja sama teman-teman punya tas bagus, sepatu bagus dan senang-senang saja dengan teman-teman. Tapi perlu ingat masa depan.
Harus tetap bisa menyisihkan, meski sedikit. Meski sedikit nanti hitung-hitungannya secara jangka panjang kan sangat baik. Bukan berarti tidak bisa, bisa tapi dengan planning. Dimulai dulu dari sedikit-sedikit.
***
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.