CEO Trimegah AM, Antony D : Suku Bunga BI Tetap, Reksadana Menarik Bagi Investor
Reksadana Fixed Income akan memimpin kinerja di paruh pertama tahun ini
Reksadana Fixed Income akan memimpin kinerja di paruh pertama tahun ini
Bareksa.com - Langkah Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau tingkat suku bunga acuan 5 persen kemarin, dinilai justru akan semakin mendorong daya tarik reksadana bagi investor.
"Menurut saya, reksadana akan tetap menarik dibandingkan bentuk investasi lainnya," kata Direktur Utama PT Trimegah Asset Management atau Trimegah AM, Antony Dirga kepada Bareksa, Jumat (24/1).
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bank Indonesia
BI 7-Day Reverse Repo Rate 5 persen sendiri telah ditetapkan BI sejak 24 Oktober 2019. BI menilai meski mempertahankan tingkat suku bunga acuan karena kebijakan moneter dirasa masih akan akomodatif.
Gubernur BI, Perry Warjiyo sebelumnya menyampaikan kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Apakah BI akan tetap mempertahankan atau justru menurunkan atau menaikan suku bunga acuan?
Jawabannya baru dapat diketahui dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI selanjutnya. Berikut jadwal sementara RDG yang bisa saja, ada RDG tambahan atau insidental di luar jadwal :
Sumber: CNBC Indonesia
Reksadana Pendapatan Tetap Memimpin
Dampak kebijakan tingkat suku bunga acuan kepada reksadana, adalah naik turun serta dipertahankannya suku bunga, bisa berdampak pada harga saham dan obligasi yang menjadi bagian portofolio investasi reksadana.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Antony menambahkan pihaknya memperkirakan pada paruh pertama tahun ini, reksadana fixed income atau pendapatan tetap, akan cenderung memimpin dari segi kinerja.
"Karena obligasi kita baik itu SBN maupun korporasi memiliki yield yang unggul dibandingkan dengan yield obligasi regional lainnya," kata Antony.
Sumber: Bareksa
Sementara itu pada paruh kedua, reksadana saham yang pada tahun lalu dari sisi pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) minus atau anjlok 11,11 persen menjadi Rp146,4 triliun, dibandingkan Desember 2018 yang mencapai Rp164,7 triliun, justru pada tahun ini dinilai akan bertumbuh.
"Jika view kami benar di paruh pertama bahwa obligasi akan perform well, maka pada paruh kedua gantian reksadana saham yang akan memiliki kinerja yang baik," kata Antony Dirga.
Soal reksadana saham, Laporan Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Desember 2019 menyebutkan posisi AUM reksadana saham pada Desember 2019, masih lebih besar dibandingkan posisi pada Desember 2017 yang baru Rp137,3 triliun.
Sumber: Bareksa: Mutual Fund Industry Data Market – Monthly Report Desember 2019
Di sisi lain pertumbuhan reksadana saham, terjadi dari sisi penerbitan unit. Dibandingkan Desember 2018, pertumbuhan unit reksadana saham pada Desember 2019 tumbuh 8,85 persen menjadi 100,2 miliar unit dari sebelumnya 92,1 miliar unit.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.