Begini Kinerja Lima Reksadana Pemilik Dana Kelolaan Terbesar
Salah satunya Schroder Dana Prestasi Plus
Salah satunya Schroder Dana Prestasi Plus
Bareksa.com – Dana kelolaan alias asset under management (AUM) reksadana semaking meningkat. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana menjadi Rp553,2 triliun per akhir Oktober 2019. Jika dibandingkan dengan posisi akhir 2018, AUM reksadana tersebut tumbuh 9,06 persen dari Rp507,3 triliun.
Pertumbuhan AUM industri tidak lepas dari produk-produk unggulan para manajer investasi. Seperti lima teratas produk reksadana dengan AUM terbesar berikut ini.
Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lima produk dengan AUM terbesar tersebut di antaranya Schroder Dana Prestasi Plus Rp14,06 triliun, Danamas Stabil Rp7,52 triliun, Eastspring IDR Fixed Income Fund Rp6,85 triliun, Mandiri Investa Pasar Uang Rp6,52 triliun dan Batavia Dana Saham Rp5,36 triliun. Secara total, lima produk itu memiliki AUM Rp40,31 triliun atau mewakili 7,29 persen dari total AUM industri.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun melihat produk reksadana, tentu saja tidak hanya dari nilai AUM. Untuk itu, Bareksa mengulas lebih dalam lima produk tersebut mulai dari profil hingga return yang diberikan.
Top 5 Reksadana dengan AUM Terbesar per Oktober 2019
Sumber: OJK
1. Schroder Dana Prestasi Plus
Schroder Dana Prestasi Plus bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan investasi modal dalam jangka panjang pada saham, dengan kebijakan investasi minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas, serta maksimum 20 persen pada efek bersifat utang dan/atau instrumen pasar uang.
Hingga Oktober 2019, reksadana yang lahir pada 25 September 2000 ini punya top 5 portofolio di antaranya saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Dari sisi return, Schroder Dana Prestasi Plus dalam posisi minus 5,09 persen secara tahunan. Namun investasi di reksadana saham perlu jangka waktu lebih dari 5 tahun agar hasilnya maksimal. Hal itu pula terlihat dari return 10 tahun Schroder Dana Prestasi Plus yang mencapai 106,87 persen.
2. Danamas Stabil
Produk yang satu ini merupakan reksadana jenis pendapatan tetap yang diracik Sinarmas Asset Management. Lahir pada 28 Februari 2005, Danamas Stabil bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang stabil dan optimal dalam jangka menengah dan panjang dengan tingkat risiko yang relatif rendah.
Danamas Stabil punya kebijakan investasi maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang, EBA, ekuitas dan deriavatif, serta minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat utang.
Sumber: Bareksa.com
Secara tahunan, Danamas Stabil memberikan return 7,25 persen. Namun reksadana pendapatan tetap yang cocok untuk investasi jangka waktu menengah berkisar 3-5 tahun. Untuk ukuran jangka waktu 3 tahun, Danamas Stabil memberi return 22,34 persen dan 40,75 persen untuk jangka waktu 5 tahun.
3. Eastspring IDR Fixed Income Fund
Reksadana ini memiliki tujuan bemberikan pengembalian investasi yang optimal atas investasi jangka panjang pada efek bersifat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia dan/atau korporasi berbadan hukum Indonesia yang telah dijual dalam penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan instrumen pasar uang dalam negeri.
Sejak peluncurannya pada 16 Maret 2015 hingga saat ini, Eastspring IDR Fixed Income Fund telah memberikan return 35,53 persen.
4. Mandiri Investa Pasar Uang
Berada di bawah dua reksadana pendapatan tetap, produk reksadana pasar uang ini melengkapi jenis reksadana di deretan teratas produk dengan AUM terbesar. Reksadana racikan Mandiri Manajemen Investasi memberi return stabil dengan angka tahunan 5,63 persen.
Mandiri Investa Pasar Uang bertujuan untuk memberikan tingkat likuiditas yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dana tunai dalam waktu yang singkat sekaligus memberikan tingkat pendapatan investasi yang menarik.
Kebijakan investasi reksadana ini 100 persen pada instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 tahun yang diterbitkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta pada obligasi yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Sumber: Bareksa.com
5. Batavia Dana Saham
Berada di posisi ke lima, reksadana racikan Batavia Prosperindo Aset Manajemen ini sudah cukup lama hadir di Indonesia karena pertama kali meluncur pada 19 Desember 1996. Batavia Dana Saham bertujuan mendapatkan kenaikan modal dalam jangka panjang dengan berinvestasi pada saham perusahaan berkapitalisasi pasar besar yang terdaftar di BEI dengan kebijakan investasi minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek ekuitas serta maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang dan setara kas.
Reksada ini memberi return 5 tahun sebesar 10,14 persen dengan return 10 tahun mencapai 112,09 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Jenis investasi ini baik untuk pemula yang belum terlalu memahami dunia saham, obligasi, dan instrumen investasi lainnya, karena dalam skema investasi reksadana akan ada Manajer Investasi (MI) yang membantu mengelola uang Anda.
Reksadana juga merupakan jenis investasi yang tidak membutuhkan banyak modal, karena uang tersebut akan digabungkan dengan uang orang lain yang kemudian dikelola bersama demi memperoleh keuntungan. Bahkan saat ini, banyak reksadana yang dapat dibeli hanya dengan Rp100.000 saja.
Selain disarankan bagi pemula, jenis investasi yang satu ini juga memang dikenal menguntungkan untuk investasi jangka panjang (misalnya saja untuk investasi dana pensiun). Dengan demikian, tak jarang investor kawakan juga memilih reksadana dalam berinvestasi.
Sebagai informasi, mayoritas reksadana saham di Bareksa bisa dibeli dengan modal Rp100.000 saja. Jadi dengan modal minimal, investor bisa juga menikmati keuntungan maksimal.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.