SMF : Manajer Investasi Tertarik Rilis Reksadana Berbasis Efek Beragun Aset
SMF berencana gandeng marketplace guna memperluas jangkauan EBA-SP ritel
SMF berencana gandeng marketplace guna memperluas jangkauan EBA-SP ritel
Bareksa.com – Instrumen investasi Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) memang belum setenar instrumen investasi lain seperti deposito, reksadana, Surat Berharga Negara (SBN), obligasi maupun saham. Namun EBA-SP ternyata bisa menjadi alternatif investasi yang cukup menguntungkan dengan tingkat risiko yang terjangkau.
EBA-SP merupakan produk yang biasa dirilis PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF. Produk ini merupakan hasil sekuritisasi dengan mentransformasi aset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara pembelian aset keuangan dari kreditur asal. Underlying EBA-SP ini biasanya erupakan kumpulan tagihan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Kepala Divisi Sekuritisasi dan Pembelian KPR SMF Sid Herdi Kusuma menuturkan, EBA-SP memang belum familiar di telinga para investor, khususnya investor ritel. Apalagi, kata Sid, selama ini yang menjadi investor EBA-SP adalah kalangan dana pensiun dan asuransi. “Tapi belakangan ini kami juga mendorong perbankan untuk menjadi investor EBA-SP,” ujar Sid dalam Media Gathering SMF di Yogyakarta, Sabtu, 16 November 2019.
Promo Terbaru di Bareksa
Sid menambahkan, EBA-SP juga mulai diminati manajer investasi sebagai bagian dari racikan produk reksadana. Terlebih, kata Sid, pihaknya pun semakin gencar menyosialisasikan EBA-SP kepada para manajer investasi.
“Tiga bulan lalu, kami bicara kepada beberapa manajer investasi. Ini untuk sosialisasikan dan edukasi EBA-SP sebagai produk reksadana,” tutur Sid.
Dari hasil pertemuan itu, Sid mengungkapkan, beberapa manajer investasi siap meracil produk EBA-SP SMF untuk dijadikan produk reksadana. Beberapa nama di antaranya Mandiri Manajemen Investasi, Danareksa Investment Management, dan Bahana TCW Investment Management. Bahkan, Mandiri Investasi pernah menerbitkan reksadana berbasis EBA-SP SMF pada 2010 silam.
Sid menambahkan, reksadana berbasis EBA-SP terbilang unik. Pasalnya, hanya satu reksadana tersebut hanya terdiri dari satu EBA-SP dan memiliki masa jatuh tempo. “Untuk reksadana memang tidak bisa terlalu panjang jangka waktunya. Maka ada jatuh tempo sekitar 3 tahun. Underlyingnya juga hanya satu EBA-SP,” tambah Sid.
EBA-SP Ritel
Sejak tahun 2018, SMF juga mulai memperkenalkan EBA-SP untuk investor ritel. EBA-SP ritel bahkan bisa dibeli mulai Rp100.000 saja.
Sid menerangkan, EBA-SP ritel menawarkan keuntungan melalui bunga 8,75 persen per tahun. Dengan potongan pajak 15 persen, maka investor akan mendapat bunga bersih 7,44 persen. EBA-SP ritel juga likuid karena dapat diperjualbelikan kapan saja, serta memiliki rating AAA.
Sejauh ini, Sid menyampaikan, pihaknya sudah menjaring sekitar 250 akun baru yang sebagian besar berasal dari mahasiswa. “Rata-rata pembeliannya pun tidak besar, sekitar Rp300.000 per investor. Yang penting ada pembelian berulang,” imbuh Sid.
Untuk memperluas jangkauan EBA-SP ritel, Sid bilang, SMF akan menjajaki kerja sama dengan pihak lain, terutama dari kalangan marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak, termasuk financial technology (fintech) berbasis Agen Penjual Reksadana (Aperd). Sampai saat ini, SMF baru menggandeng dua rekanan yakni BNI Sekuritas dan BCA Sekuritas.
Sid pun berharap, EBA-SP semakin dikenal masyarakat sebagai alternatif investasi. Oleh karena itu, Sid menegaskan, SMF akan terus melakukan sosialisasi EBA-SP baik secara langsung di lapangan maupun melalui media sosial.
(KA01/AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.